Hampir genap dua windu berlalu.Tanpamu,
tanpa sedikit temu dan dialog semu.Aku yang mencoba tetap berdiri.
Dan tuan yang telah lama pergi
Entah
perkara apa penyebab transformasi sikapmu yang menjadi batu.Aku rindu sikap hangatmu.
Aku rindu senyum manis yang dulu pernah menyapa.
Lalu sekarang,
tanpa sengaja kita bertemu.Aku terdiam tak berkata.
Dan tuan hanya melengkungkan senyuman tipis.
Seolah segalanya baik-baik saja.
Namun, dibola matamu tersirat rasa sakit.
Seolah menjerit,
ingin memeluk.Aku tak mengerti
Sungguh
Aku hanya rindu
Akan kita yang dulu
KAMU SEDANG MEMBACA
Senyum Yang Hilang
Poetry*[Kumpulan Puisi]* Aku hanya ingin menuangkan segala yang terasa, meski dirimu tak mungkin membaca. Aku hanya ingin sedikit bercerita, membiarkan raga tak memendam luka.