Tuan

64 23 2
                                    

Angin berhembus,
lambat laun makin kencang.

Langit, menutup dirinya dengan awan kelabu.

Dan seketika, hujan menyapa.

Tak sangka, datang dengan gemerlap petir yang bergemuruh.

Sedangkan aku masi duduk terdiam
Jemari dengan manis bergerak.

Aku tersipu manis sendiri.

Padahal, aku hanya melihat
untaian foto yang tersimpan lama di galeri.

Ah, tuan.

Kemana engkau sekarang?

Ku tunggu namun
tak kunjung datang.

Ku nanti namun
tak jua menyapa.

Ah, bodoh sekali aku.

Waktu telah berlalu.

Dan aku,

Entah apa artinya bagimu kini.

Tuan

Aku masih menunggumu

Mengharap, aku tak dapat mengelak.

Namun tuan, tak apa.

Bila kini aku telah terganti.

Tak mengapa.

Aku baik-baik saja, akan.

Pergilah, bila memang inginmu

Senyum Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang