Perlahan-lahan kamu datang
Sederhana...
Ya, itulah dirimu
Tak banyak bicara, namun nyata dalam tindakan
Hingga aku lupa adanya daratan yang siap membuat remuk tulang-tulangku...
Singkat, namun jelas dan membekas
Beribu tanya sudah ku siapkan dalam secarik kertas
Ingin ku berikan tatkala kita saling pandang...
Ku temukan dirimu tepat di lapangan pertama kita jumpa
Kau tak pernah berubah...
Selalu sederhana dengan caramu
Dan lagi, aku lupa bahwa ada lautan yang siap menenggelamkan diriku...Aku tak mengerti mengapa kesederhanaan mu membuatku berada di udara
Ya, kali ini aku merasa terbawa oleh kesederhanaan mu...
Apa adanya dan realita
Seperti akhir diantara kita
Kau pergi dengan cara yang sederhana...
Meninggalkan beberapa potongan kesedihan di dalam hati
Sederhana sekali caramu menyakiti...
Namun mengapa aku tak bisa melupakanmu dengan cara yang sederhana pula?
Kau curang, kau membuatku jatuh dengan kesederhanaan yang kau buat
Namun kau membiarkan ku sakit dengan segala kesusahan ini...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau, Aku, dan Dia
PuisiKetika mulut ini sudah tak sanggup untuk berbicara, hati sudah terlalu lelah menjaga, dan air mata sebagai ungkapan termudah tak mampu mengalir lega, ku mohon biarkan sebuah lukisan tinta yang menceritakannya...