"Siapapun dia. Aku akan berusaha selalu membuatnya nyaman bersamaku."ALTHAF RIFQIE ABRISAM
☘☘☘
"Qobiltu Nikahaha wa Tazwijaha alal Mahril Madzkuur wa Radhiitu bihi, Wallahu Waliyut Taufiq ." Suara lantang nan tegas yang diucapkannya membuat semua orang yang hadir diruangan tersenyum lebar. Kemudian disambut suara riuh penghulu dan para saksi mengatakan SAH bersamaan sebelum dilanjutkan dengan menutup do'a.
Farzana terlihat sumringah memeluk Althaf, yang notabennya adalah suami dari putri sulungnya. Althaf menyambut pelukan sang mertua, tersenyum kecil. Hatinya terasa perih. Status nya kini sudah menjadi seorang suami. Ada istri yang harus dibahagiakan. Dan ada kekasih yang harus dilupakan. Farzana menepuk pelan punggung menantunya lalu mengurai pelukan. Memberikan ucapan selamat padanya, lalu disusul dengan yang lainnya.
"Cie ... Suami muda , kuy ," goda Gibran. Sahabat Karib Althaf.
Althaf hanya tersenyum menanggapinya.
Ramah, Lembut, Seorang Dokter muda, Tampan, mapan dan Althaf juga sedikit paham tentang keagamaan, walau kadang Ia khilaf tidak menta'atinya. Sungguh kekasih Idaman yang didambakn semua kaum hawa.
Hari ini kita katakan sebagai 'patah hati Nasional' Bagi kaum hawa di Rumah Sakit. Dokter yang mereka idolakan sudah menikah. Kandas harapan mereka selama ini untuk menjadi istri dari Dokter muda itu. Dokter yang paling dikagumi para suster dan pasien adalah Ketampanannya yang membius mata dan juga hati. Jadi jangan salahkan Althaf jika mereka terpikat padanya dan sekarang menjadi patah hati olehnya. Itulah konsekuensinya. Berharap pada manusia akan berakhir kekecewaan.
☘☘☘Usai pernikahan itu. Althaf kembali masuk kerja. Aktifitas kembali berjalan seperti biasanya. Namun tidak untuk kalangan Hawa. Patah hati menggorogoti diri mereka. Mereka bilang 'Stok lelaki idaman berkurang ' .
"Ishh ... Dr.Althaf kenapa harus menikah sih ? Aku sakit hatiii ," Ucap salah satu Suster dengan nada tidak terima.
"Aku jadi pengen maki-maki istrinya itu. Masa calon suami gue dinikahi sih. "
"Padahal selama ini Dr. Althaf tidak terlihat terlalu begitu akrab dengan seorang wanita. Lalu wanita beruntung mana yang dinikahi olehnya ?."
" Selamat pagi ."
Suara lembut itu mengalihkan pandangan mereka. Melotot tidak percaya. Patah hati mereka terobati dengan melihat Althaf yang kini tersenyum dihadapan mereka. Sungguh pagi yang indah.
Senyuman maut yang membuat hati para kaum hawa luluh. Sungguh. Demi apapun. Senyumnya sangat meneduhkan. Boleh dibungkus gak ?
Tapi bagi Althaf. Jauh dari maksud terselubung itu. Tidak menginginkan pujian atau pun di gilai oleh kaum hawa. Dari lahir senyum Althaf memang sudah seperti ini. Lalu kenapa para kaum hawa begitu mudah terjerat pesona Althaf karena senyumannya. Catat. Baru senyumannya.
"Ekhem !!" Althaf berdehem keras.
"Kenapa diam semua ? " tanya Althaf. Senyuman lembut selalu terselip di tiap akhir katanya."Selamat pagi , Pak Dokter, " jawab mereka serempak. Semuanya menjadi salah tingkah karena ditatap oleh Althaf. Padahal Althaf menatap biasa saja. Mereka saja yang terlalu berlebihan.

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA UNTUK RIFA
RomanceWaspada. Cerita ini menguras air mata, emosi dan pengen makan orang hidup-hidup!!! Gak percaya ?? Jangan dilanjut makanya. Cerita ini khusus yang kuat tahan batin. Yang udah kebal sama rasa sakit hati.