Chapter 10

15.2K 895 24
                                        

***

" Assalamu'alaikum " Suara itu. Suara yang amat dirindukan kala menghilang tanpa kabar. Empat tahun lamanya suara itu tidak pernah menyapa kembali.Lalu sekarang-- Apakah Rifa sedang bermimpi ?

Rifa menoleh kebelakang. Retina nya menangkap cepat pada sosok disamping pria paruh baya yang kini merentangkan tangan tersenyum padanya. Demi apa Rifa amat merindukanya. Gadis ini berlari lantas mendarat kepelukannya.

"Jahat hiks hiks" Rifa memukul dada pria itu yang dibalas dengan ke-kekehannya.

Pelukan kedua yang membuat Rifa merasakan damainya hati. Pelukan yang berhasil merangkul dirinya yang tenggelam dalam duka. Pelukan yang selalu menguatkan dirinya, berjuang sebelum menyerah.

" Jawab salam Abang, Dek," seru nya. Tangannya mengusap puncak kepala Rifa dengan lembut seolah memberikan kekuatan untuknya.

Rifa makin termehek-mehek, sedangkan kedua pria ini menertawakannya. Tidak ada yang lucu. Hanya saja wajah merajuk Rifa sangtlah menggemaskan.

" wa'alaikumussalam," jawab Rifa dengan suara serak.

Rifa mengurai pelukannya dan sedikit tengadah untuk bisa menatapnya, "Kenapa kembali ? Kenapa pergi ? Abang jahat!! Abang tidak sayang lagi sama Rifa" Gadis ini mendorong dada abangnya sebelum pria itu mengamit tangan Rifa membawa gadis itu kepelukannya.

"Sttt ... Abang sayang sama kamu. Abang cuma nge test aja, seberapa besar kamu merindukan Abang ganteng mu ini,hemm " Pria ini menaik nurunkan alisnya menggoda wajah sang adik yang kusut oleh air mata.

"Ngeselin ish!!"

BUGH

Pria ini dengan sigap menahan kedua tangan adiknya yang tiba-tiba mendadak menyerang dirinya.

"Abang baru datang loh Dek. Harusnya dipeluk. Bukan di aniaya!!" ujar Pria itu dengan nada so ditegas-tegas, seolah memperingati adiknya.

"Dimana suami-mu, Fa ?" tanya Farzana mengalihkan perhatian keduanyaa yang asik bercanda.

"Emm--Aww" Rifa meringis karena dahinya disentil sang kakak.

"Lama. Pake mikir segala. Suami sendiri saja tidak tahu dimana keberadaan nya. Istri macam apa itu," ucap Zamzam sarkas.

Itu dia. Aku belum melihat keberadaannya dari pagi tadi. Kemana dia, batin Rifa.

Gadis ini memicingkan matanya menatap sang kakak yang tersenyum jahil. Detik kemudian Zamzam mengerang karena perutnya disiku oleh adiknya.

"Rifa bisa ngadu sekarang, kalo abang lupa."

"Aduin sana sama suamimu."

Lagi-lagi Rifa mencuri kesempatan dengan mencubit perut sang kakak. Cubitan maut yang membuatnya mengaduh keras.

Gadis itu sembunyi dipunggung Farzana sebagai benteng perlindungan, menjulurkan lidah mengejek sang kakak. Menjerit, tertawa dan berlari yang dilakukan Rifa saat ini. Guna menghindari serangan Zamzam, dirinya berlari tanpa memperhatikan jalan depan yang mengakibatkan dirinya kehilangan keseimbangan karena menabrak seseorang.

CINTA UNTUK RIFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang