154

329 13 0
                                    

Kita berpapasan kemarin, kau tersenyum sedikit lantas setelah itu pula kau pergi berlalu. Seakan tak kenal hanya senyum yang kau berikan, tanpa sepatah kata pun enggan kau lontarkan. Perkiraanku salah, telah menganggapmu sebagai rumah. Hingga detik saat netraku menatapmu pun nyatanya kau masih memiliki mata yang indah, dengan lekukan manis senyummu yang menggugah aku luluh seperti sedia kala.

Hanya dengan senyuman dan tatapan dari netramu itu dapat membuatku lupa akan hal kau tak ingin bersamaku.
Aku lupa tujuan bahwa seharusnya aku melupakanmu.
Bagaikan pungguk merindukan bulan, jika aku masih ingin menggenggammu.
Aku hanyalah candala untukmu yang dikara.
Kita tak akan bersatu bukan?

Hingga pada akhirnya, kini aku menikmati luka menganga yang kau beri. Kenangan demi kenangan pun memelukku erat, khalayak selimut yang sedang kudekap. Kita adalah cerita, di waktu yang salah. Karena sesungguhnya, sewaktu itu rasamu tak sungguh, hanya singgah. Kau memang mampu membuat hatiku berdegup kencang dengan sekali tatapan, tapi kau mematahkan hatiku yang sebegitu apik kurancang 'tuk dirimu yang kusayang. Nyatanya, sia-sia bukan?

Hingga kini, rindu akan pelukmu kian merayu 'tuk selalu bertemu. Namun, hal itu hanyalah imaji yang kucipta 'tuk berharap bisa menatapmu selamanya.

Meski berat 'tuk melupa, biarkan kisah kita menjadi ingatan untuk aku yang seharusnya melangkah. Karena semesta lalai, memberikan kita cerita namun lupa 'tuk berakhir bahagia.

Dari Hati [Quotes]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang