Malam ini aku termenung, merasa ada sesuatu yang hilang. Sesuatu yang sudah lama hilang namun baru saat ini aku sadari.
Aku menyadari semuanya saat purnama menyapa. Purnama seakan mengingatkan bahwa kehidupanku sudah tak seperti dulu lagi.
Malam membisikkan bahwa kau sudah tak ada di genggaman ku lagi.
Rasa rindu yang ku rasa, dulu bisa ku ungkapkan langsung padamu. Tapi kini rasa itu harus ku pendam, entah sampai kapan.
Diawal kehilanganmu, ku rasa aku baik-baik saja. Tapi kini, rasanya berat. Kini aku tau mengapa seorang "Dilan" tidak ingin gadisnya merasakan rindu. Ternyata dia benar, rindu itu sangat berat, terlebih jika rindu itu tak bisa diungkapkan.
Ku pikir menghilangkan rasa rindu akan semudah membalik telapak tangan. Ternyata tidak. Entah sampai kapan ku bisa menghilangkan rindu ini.
Satu hari kah? Satu minggu kah? Atau mungkin satu bulan? Bahkan satu tahun? Entahlah, bukankah banyak orang bilang merubah perasaan itu mudah? Mungkin itu akan sama dengan menghilangkan rindu ini.
Tanpa ku sadari, sebuah ucapan rindu terlontar dari bibir dan hati ini. Menyampaikan pada sebuah purnama, mendongengkan kepada para bintang diatas sana, dan kepada malam sunyi bahwa dibawah sini ada seorang gadis yang memohon agar salam rindunya sampai kepada seorang tuan di belahan bumi lain, entah di belahan mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Hati [Quotes]
Poetry'Bahkan jika kehilangan merenggut seluruh yang telah kuperjuangkan, cinta ini tidak akan menyesal telah memilihmu.'