#KIRANNA part 10
Terlihat Aditya lari terburu-buru menerobos tangan kekar milik pengawal Juragan Mul. Sayangnya, pengawal itu malah mengunci tubuh Aditya dengan kedua tangan. Bagaimanapun anak laki-laki berkumis tipis itu tak bisa melawan dari dekapan pengawal itu. Terlalu kuat Aditya terkunci.
"Lepaskan!" Aditya memberontak dengan menghentakkan tubuhnya keras-keras.
"Jangan sakiti Kiranna ... kakek!" Teriaknya lagi. Raut muka Aditya mengeras. Suara erahan memberontak terdengar nyaring. Seberapa kuat tenaga Aditya memberontak, tenaganya tak cukup kuat melepas pegangan itu.
Kakek!
Panggilan yang nyaris membuat aku seperti tersengat listrik. Benar-benar tak dapat kupercaya.
Mendengar suara teriakkan, Juragan Mul menoleh.
"Mau apa ni bocah?"gerutunya kesal. Dilepas tangan nya yang melingkar di pinggang. Melihat aku yang tertunduk dalam, ditariknya dagu ke atas. Agar pandanganku mengenai wajahnya.
Aku berontak. Mengibas-ibaskan tangannya dengan gelengan kepala. Sambil menahan tangan beliau hanya dengan sebelah tangan sementara lainnya tetap memegang stang sepeda.
"Jangan lakukan ini, Juragan!"pintaku memelas dengan tangis berderai. Juragan Mul tersenyum sinis.
"Kamu tahu ... Dulu ibumu juga seperti ini, sok jual mahal. Tapi setelah merasakan enaknya berhubungan denganku. Tanpa kuminta ... ibumu datang dengan sendirinya untuk menemuiku ..." suara tawa itu menghancurkan hatiku berkeping-keping. Membuat hatiku nyeri sampai ke ulu.
Aku menggeleng-gelengkan kepala respon menanggapi perkataan beliau.
Tidak! Itu tidak mungkin. Ibuku tidak seperti yang dia katakan. Bajingan tua itu berbohong.
"Kamu masih tak percaya ... saat kamu sakit, ibumu datang malam-malam ke tempatku, menjual tubuhnya untuk mendapatkan uang agar bisa membawamu ke kota."
Telingaku seperti tersiram air panas. Bahkan sekujur tubuh panasnya kurasa. Hatiku berdarah. Rasa nyerinya menghantam segala rasa.
"Bohong! Anda bukan hanya banjingan tetapi pembohong," bentakku emosi. Ku dorong kuat badannya yang sengaja mendekat. Karena badannya yang besar, dorongan kuat dariku tak mampu membuat tubuh itu bergeser dari tempatnya.
Lelaki tua itu tertawa keras sampai air ludahnya tersembur ke mukaku. Tangan besar juragan Mul memegang dagu kencang. Jari-jarinya menekan pipi ke atas membuat mulutku mengerucut. Aku berontak sekuat tenaga.
"Aku wes ora kanthi ngrasakno arume kembangmu ..."(aku udah gak sabar merasakan keprawananmu)
Mulut itu kian mendekat. Mencoba untuk menempelkannya pada mulutku. Aku berusaha kuat menggeleng-gelengkan kepala walau sangat berat.
"Hentikan tindakan bejat itu, kakek ..." suara Aditya terdengar.
Juragan Mul berhenti. Lalu menoleh pada Aditya.
"Bocah gendheng ... ngrusak senengane wong ae!" Bentak Juragan Mul kesal.(anak gila...merusak kesenangannya orang aja)
"Kiranna milikku ... dia milikku ... kakek!"
Suara Aditya berteriak lagi dengan badan masih terkunci di lengan besar milik kaki tangan Juragan Mul.
Sempat hatiku berdesir lembut atas pengakuan Aditya. Kalau pengakuan itu tidak berada di suasana mencekam seperti ini mungkin aku akan membalas dengan pelukan.
Tapi tidak dengan Juragan Mul, beliau malah tertawa lebar. Tatapannya kemudian beralih padaku, "Cinta kok bisa renkairnasi. Dulu Bapaknya yang cinta ma ibumu. Sekarang anaknya yang gendheng ... Edan ... Edan."
KAMU SEDANG MEMBACA
KIRANNA
ChickLitgadis muda yang bercita-cita ingin memajukan desanya lewat impiannya. sayangnya, dia hanya gadis miskin.