Tiga

925 100 0
                                    

Something in me know, that it was real..
.
.
.


"Emang, cewek kayak gitu, ya?"

Aku mengangkat alis menoleh heran.

"Kamu nanya sama aku?"

"Bukan gue nanya sama abon cabe, biar lebih berasa pedasnya." Hanbin mendelik sok kecewa. "Gue nanya sama elo lah. Jelas-jelas dikelas cuman ada kita berdua masa gue tanya sama mahluk kasat mata disebelah elo."

Aku mengangkat bahu tak peduli. "Yah kamu, nanya sama aku. Tahu dia aja enggak. Gimana bisa ngerti isi otak dia. Lagian terima ajalah, salah kamu sendiri sering gas sana-sini, giliran ada yang baper gak mau tanggung jawab. Jadi cowok tuh harus bertanggung jawab dengan apa yang diperbuat."

"Elo kayak emak gue deh lama-lama. Ngomel mulu."

Aku mendecih sebal. Malas menyahuti.

"Lagian gue cuma senyum, nyapa, bersikap ramah, kok bisa tuh anak nekat nembak gue didepan umum? kalo gue jahat gue tolak dia juga didepan umum bukan giring dia pergi dan nolak dengan lembut. Gini-gini gue tuh gentlemen, tauu" Hanbin menghela nafas. "Dan dia nangis? Gue salah apa emaaak?"

Aku membulatkan mata menyadari Hanbin yang menatapku minta pertolongan. Aku mengangkat bahu, tak punya ide lain.

"Kalau gue tanggung jawab." Hanbin melihat ku seakan menuntut. "Lo rela gak gue sama cewek lain?"

Deg, sesuatu yang tak mengenakkan jatuh dari lambungkku. Tunggu, kenapa Hanbin harus meminta pendapatku. Aku menoleh menatap Hanbin dengan mata yang berkedip cepat, bingung.

"Gue pengennya jalan sama cewek kayak lo. Gak jaim. Pinter. Masa bodoh. Gak mentingin dandan. Gak suka gibahin orang, kayak gue gitu."

Semoga wajahku tidak memerah saat ini. Bin, kamu gak usah bikin aku baper, aku sudah baper bahkan sebelum kamu baperin. Aku harus respon tenang gimana?

"Asal kamu tahu, aku pakai bedak sama lipgloss ya dari rumah."

Sial aku ngomong apa sih?

....

Paper Hearts - IKON  Kim Hanbin FF [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang