And I'll hold a piece of yours
.
.
.
Aku duduk dengan tidak semangat. Kepalaku kembali sakit jika dipaksa berfikir. Aku menatap ponsel, lebih tepatnya gantungan yang menempel disudutnya.Aku membuat sendiri bandul dengan mengikat buah pohon cemara kering dengan kawat besi lalu mengaitkannya ke strap ponsel bekas.
Menjadikannya jimat keberuntungan.
Aku menghela nafas, memandang buah cemara kering itu gusar.
Apa aku memungutnya sendiri disuatu tempat?
Apa depresiku semakin menjadi akhir-akhir ini?
Apa aku perlu datang ke dokter lagi?
Ah, benar. Aku sudah beberapa kali absen datang ke dokter. Obatku sudah lama habis, dan aku benar-benar sakit.
"Aku terlalu banyak berkhayal."
"Hooh, hayo gak boleh menghayal saat bekerja. Nanti kerjaan kamu gak selesai, dan saya sebagai atasan kamu juga kena imbasnya juga, loh."
Hanbin tersenyum jenaka. Senyuman yang selalu membuatku lupa akan rasa sakit yang diciptakan realita. Kali ini aku bisa meyakinkan diri bahwa aku benar-benar merasakan obat yang diciptakannya.
Senyuman yang sama. Membuat aku yakin Kim Hanbin punya perasaan yang sama dengan Kim Hanbin yang ku kenal dalam imajinasiku. Kuncup bunga kembali mekar membuat gelombang aneh di lambungku.
Aku tersenyum sopan sambil menggenggam erat jimat keberuntungan, terlalu erat sampai aku merasakan sakit dari duri kering buah pohon cemara. "Saya akan bekerja dengan baik, Pak."
Sakit, aku tidak bermimpi.
....
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Hearts - IKON Kim Hanbin FF [✔️]
FanfictionDalam ingatanku. Hari ini, kemarin, besok atau lusa. Kim Hanbin juga mencintaiku.