Wet Mascara
.
.
.
"Lo gak apa-apa?"
Aku menoleh lengkap dengan kerutan heran didahi. "Gak apa-apa. Lihat, aku gak jadi basah kuyup kelamaan nunggu dihalte." Aku tersenyum pelan teringat jasa Hanbin tadi.
"Ck, lagian lo kan bisa langsung naik taksi. Atau kalau lo gak punya duit lo bisa nelpon gue. Kita kan udah temenan."
Ada haru dan sakit bersamaan. Haru ketika Hanbin terasa sama pedulinya dengan Hanbin dalam ingatanku dan sakit saat mengetahui orang normal dan hebat seperti dirinya menempatkanku sebagai teman, bukan lagi sebagai orang yang menyukaiku--ah, itu hanya dalam imajinasiku saja.
"Aku gak boleh ngerepotin orang lain. Kalau masih bisa sendiri, gak buru-buru ya santai saja..." Aku menatap luar jendela yang basah.
"Ya udah, gue kan baik nawarin elo. Waw keren banget gue." Puji Hanbin pada dirinya sendiri, kemudian laki-laki itu menghela nafas. Nada suaranya terdengar serius, aku tidak berusaha menoleh kearahnya. "Tapi kadang gak apa-apa kok minta tolong, selama orang yang elo mintai tolong mau bantu."
Sebuah tepukan ringan dipuncak kepalaku terasa hangat. Tangan Hanbin terasa hangat dan tulus sama seperti di ingatanku.
"Jangan terlalu serius, lah. Gue gatel-gatel kalo serius."
...dan aku masih betah menoleh keluar jendela, berusaha menyingkirkan perasaan nostalgia. Tentang harapan, kebahagiaan serta rasa cinta yang membawa dilema. Aku menggigit bibir keras, tak akan kubiarkan air mata merusak makeup yang kupakai.
....
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Hearts - IKON Kim Hanbin FF [✔️]
FanficDalam ingatanku. Hari ini, kemarin, besok atau lusa. Kim Hanbin juga mencintaiku.