Cinta itu tidak bisa ditebak, dan datang begitu saja. Bahkan terkadang kita sebenarnya tidak pernah menyadari kalau cinta itu sejatinya selalu ada didekat kita, tapi karena kita takut, dan sering menutup mata kita, hingga kita tak pernah tahu, malah...
Aku sedang berjalan ke arah rumahku, aku melihat pintu terbuka. Aku masuk tanpa memanggil Jules, aku mendengar suara desahan dan aku mengikuti di mana suara itu berasal. Aku melihat Jules, aku melihatnya sedang bercinta, bercumbu mesra dengan lelaki yang sedang menenggelamkan kepalanya di leher Jules, Jules melihatku, dia tersenyum lalu dia berteriak. PERGI....PERGI....PERGI.
"Jangan pergi... Aku mohon jangan lakukan itu."Teriakku tak henti-hentinya, ternyata aku bermimpi. Aku terbangun di samping tubuh Jules dan dia juga terbangun karena teriakanku. Aku langsung memeluknya erat, apa yang sebenarnya terjadi, kenapa akhir-akhir ini aku selalu begini. Kenapa selalu bermimpi tentang Jules. Apakah benar aku selama ini mencintainya? Tapi aku tidak bisa, aku tidak bisa menyakitinya. Aku takut dia meninggalkanku, dengan perasaan ini. cinta hanya membuatku menjadi lemah.
"Nate, kau baik-baik saja ?"
"Ya aku baik, maaf membangunkanmu Jules."
"Kau ingin minum ?" Tanyanya padaku.
"Aku ingin kamu Jules."Lalu aku menciuminya, mulai dari bibir indahnya, lari ke lehernya. Lalu bayangan wajah Jules yang tersenyum di pelukan orang lain membuatku tersentak dan langsung berdiri pergi menjauhinya.
"Nate... Nate..."Jules memanggilku, aku tetap berjalan meninggalkannya.
Aku tidak bisa begini terus, aku harus membuat pilihan bukan. Jules juga punya pilihan. Aku akan menganjaknya bicara.
"Nate kau kenapa? Ingin membicarakannya?"
"Ya, mari kita bicara."
"Sebenarnya kau kenapa, coba ceritakan kenapa kau pergi dari Roma? Kenapa kau meninggalkan pekerjaanmu?"
"Kau cerewet."
"Jawab Nate, jangan bercanda."
"Aku pulang karena aku marah padamu. Dari pada kerjaan kacau mending aku tidak melanjutkannya."
"Bukankah itu adalah project besar pertama mu, kenapa kau sia-siakan."
"Kau sendiri yang membuatku melakukan itu."
"Ada apa memangnya denganku."
"Seharian nomor tidak aktif, dan kau malah menghabiskan waktumu di desa terpencil tempat Chris dibesarkan."
"Dari mana kau tahu."Tanyaku.
"Tidak penting."Jawabnya kesal.
"Penting untukku. Jawab pertayaanku?" Desakku.
"Aku menyewa seseorang."Serunya.
"Kau berlebihan."
"Aku takut kau kenapa-kenapa."
"Itu bahkan belum 24 jam,astaga Nate. Kenapa kau jadi over begitu."
"Aku... Aku mencintaimu."Jules hanya terdiam dan tidak menjawabnya, apakah dia tidak merasakan seperti apa yang aku rasakan.
"Kau yakin dengan perasaanmu?" tanyanya, sangat mengintimidasi, inilah yang tidak aku sukai jika dengan hati wanita, mereka akan mengontrol kita para lelaki, kalau kita sudah jatuh pada perasaan kita.
"Ya aku yakin."Jawabku singkat.
"Kau serius?" tanyanya lagi.
"Apakah terlihat dari semuanya ini kalau aku bercanda."
"Lantas kenapa kau menyakitiku?" teriaknya sambil memukulku, dan itu sangat sakit.
"Kapan aku menyakitimu."
"Brengsek...kau bermain dengan wanita-wanita itu di depanku, kau mengatakan kata-kata jahat padaku. Itu kau bilang bukan menyakiti?" Teriaknya marah. Astaga memangnya apa yang aku katakan aku saja tidak mengingatnya.
"Aku tidak mengingat apa yang aku katakan, pukul aku kalau itu bisa membuatmu tenang."
"Aku sudah memukulmu 2 kali di pipi."Pantas saja pipiku rasanya sangat pedih.
"Kau menamparku?"
"Ya, 2 kali. Apa mau lagi?"
"Tidak, kau gila, ini saja masih sangat sakit. Lalu Jules bagaimana tentang kita ?"
"Apanya yang bagaimana?" Sial Jules sepertinya main tarik ulur.
"Aku sudah mengungkapkan perasaanku padamu, lalu bagaimana dengan perasaanmu, apakah kau memiliki perasaan yang sama terhadapku, atau malah dengan di brengsek itu."
"Chris... Namanya Chris, bahkan dia temanmu Nate, astaga kau ini."
"Terserah, aku tidak peduli."Jujur saja aku memang tidak perduli, aku hanya mengenalnya,Chris bukanlah teman ku.
"Kau ingin kita memiliki hubungan Nate?" tanyanya, dan sekarang sepertinya serius.
"Hm ---mmm." Aku mengangguk, seketika mendengar hubungan aku jadi ragu, aku takut mengecewakannya. Komitmen adalah hal yang sangat besar untukku.
"Kau yakin? Yakin tidak menyakitiku? Yakin tidak mengecewakanku? Yakin tidak meninggalkanku? Yakin tidak bermain dengan wanita lain lagi? Karena jika kau bermain dengan wanita lain lagi, baik itu hanya one night stand atau pelacur, tetap saja berarti kau tidak menganggapku dan menyelingkuhiku."
"Apakah harus seribet itu."Apakah aku yakin bisa hanya dengan satu wanita, tapi aku tidak mau kehilanganya. Arghhh...aku bisa gila. Please Nate, sekarang atau tidak sama sekali, jika terjadi hal yang terburuk itu urusan nanti, dari pada aku terus-terusan begini. Lebih baik aku menetapkan hatiku dulu.
"Sudah kalau ngga mau."Serunya dengan mata melotot.
"Siapa bilang tidak mau, terus bagaimana dengan Chris?"
"Apanya yang bagaimana?"
"Bukankah kau dekat dengannya."
"Seharusnya, tapi hatiku memilihmu. Pria playboy yang suka main wanita, menyakiti perasaan, buat onar, egois."
"Tapi cinta kan."
"Ciuh...."Lalu aku menangkapnya dan menciuminya, dia tertawa dengan bahagia seolah dunia milik kami berdua. Apakah seindah ini jatuh cinta. Kenapa tidak dari dulu saja.
***
Hubungan baru memang indah, apalagi dijalani dengan orang yang kita sayang, cintai, dan peduli. Tapi apakah hubungan itu akan bertahan jika Nate saja ragu dengan keyakinan dirinya sendiri.
TBC
Mohon dukungannya
Please vote untuk menghargai
Saran dan kritik untuk jadi lebih baik
Dan comment untuk lebih rame.
Salam hangat MS.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.