Sebuah Ancaman.

10K 312 2
                                    

"Brengsek kenapa kau lama sekali turunnya." Dia menghampiriku dan memukul dadaku. Lalu dia menangis sambil memelukku.

"Aku bisa saja berbuat nekat jika kau tadi tidak turun Nate." Apa maksudnya dengan berbuat nekat. Apakah dia mengancamku? Lalu dia memelukku dengan erat.

Entah kenapa rasanya nyaman sekali dengan pelukannya, seolah aku sudah sangat mengenal pelukan ini. Tanganku tanpa tersadar mengelus kepalanya, dan sesegukan dari tangisannya mulai berhenti.

"Kita pulang Nate." Serunya sambil merengek manja padaku.

"Hm... "Aku mengangguk.

"Pakai mobil siapa?" tanyaku.

"Mobilku saja, mobilmu biar orang yang menjemputnya nanti." Serunya.

"Baiklah."

Selama perjalanan kami hanya terdiam, dia tidak mengeluarkan sepatah katapun, sedangkan aku bingung harus bicara apa.

Sekitar 15 menit jalanan yang tampak lenggang membuat kami cepat sampai ke rumah.

Dia turun duluan dan langsung masuk ke kamar, lalu aku menyusulnya. Aku melihat dia masuk ke kamarnya. Aku bingung apakah dia tidak mau membicarakan ini dulu denganku, kenapa dia tampak melarikan diri.

Lalu aku pergi ke kulkas dan mengambil minum, kepalaku sedikit sakit, rasanya juga di bawah sana agak sakit karena tadi hampir mau keluar dan tidak jadi karena terkejut dia datang duluan.

"Nate... Nate." Dia berteriak sepertinya dari atas, sontak aku memuntahkan minumanku, kenapa dia berteriak apa yang dia lakukan, karena takut aku langsung berlari, bagaimana kalau kata-kata tadi tentang "Aku bisa saja berbuat nekat jika kau tadi tidak turun Nate." Adalah sesuatu yang akan dia lakukan dengan tubuhnya, jangan-jangan dia akan berbuat yang benar-benar nekat.

Walau bagaimana pun aku tidak akan bisa melihat orang terluka karen aku apalagi itu wanita.

Aku langsung mendorong pintu nya dan masuk ke kamarnya.

"Aku akan berusaha untuk membantumu mengingat tentang kita, mari kita berusaha Nate, tapi tolong aku tidak bisa melakukannya sendirian, aku butuh kau, kau harus membantuku untuk memulihkan ingatanmu."

Sial...sial... sial dia mencoba membantuku mengingat ingatanku dengan cara seperti itu, tentu saja aku tidak menolak.

"Apa yang sedang kau lakukan hah?" tanyaku padanya, kenapa dia harus seperti itu. Milikku di bawah sana, sudah sangat nyeri.

"Ini adalah jaketmu, dan bikini ini yang kau belikan untukku, kau suka jika aku memakainya, kau akan memasuki diriku berkali-kali, hingga kau jatuh terkapar." Shit...napasku tercekat, bagaimana bisa wanita yang beberapa hari ini aku temui yang selalu menangis, memohon, bersedih. Bisa berubah menjadi wanita liar.

"Kau menggodaku."Tanyaku.

"Kau suka digoda Nate." Serunya sambil berdiri sexy.

"Aku suka." Jawabku dengan susah payah.

"Baiklah kalau begitu, aku akan selalu menggodamu." Lalu dia berjalan dan mengarah ke belakangku dan membelai tubuhku, aku mengerang dengan sentuhannya.

"Tapi ada satu syarat." Lalu dia sudah merubah arahnya berada di depanku, mengelus milikku yang sudah mengeras hanya dengan sentuhan dan nada bicara nya yang sangat sensual.

"Kau hanya boleh memasuki milikmu ke aku, dan tidak dengan wanita lain, aku bisa memuaskanmu dari pada wanita di luar sana, kau hanya perlu datang padaku."

"Apakah kau bersedia Nate, jika tidak. Mungkin aku tidak akan mau lagi menggodamu."

Sial,sial,sial, lidahku keluh aku tidak bisa berkata apa-apa, aku hanya mengangguk pasrah, buaian dan kata-kata perempuan ini sangat berpengaruh di diriku, rasanya aku ingin menolaknya dan lebih memilih wanita di luar sana yang lebih sexy darinya, karena aku tidak bisa hanya dengan satu wanita. Tapi aku juga tidak bisa menolaknya, dia begitu menggoda dan mematikan.

Lalu dia perlahan membuka jaketnya dan hanya menyisahkan bikini nya.

"Kau ingin membukanya sayang, atau kau ingin melihatku membukanya sendiri."

"Bukalah." Dengan susah payah aku mengeluarkan kata-kata itu.

Lalu dengan desahan manjanya, dan liukan badannya dia membuka bikini itu perlahan hingga memperlihatkan tubuhnya yang mulus tanpa cacat.

Aku menelan salivaku berkali-kali, lalu aku mendekatinya dan menyentuh lekuk badannya yang indah.

"Kau menginginkanku Nate." Aku tidak menjawab.

"Kau menginginkanku atau tidak Nate, jika tidak aku akan keluar sekarang." Serunya dengan nada mengancam.

"Tidak akan aku biarkan kau keluar bahkan satu langkahpun." Seruku padanya, dan dia tersenyum puas. Nyatanya dia berhasil mengendalikanku.

Lalu dia menunduk membuka celanaku dengan pelan. Aku mambantunya dan akhirnya loloslah milikku yang sudah mengeras karena dirinya.

Tanpa pikir panjang dia langsung menjilati milikku dan mengulumnya dengan nikmat, bahkan lebih nikmat dari wanita-wanita semalam ataupun Cindy, ataupun siapapun yang pernah aku cicipi. Dia sangat mengerti keinginanku, tubuhku terasa melayang saat bersamanya.

"Ah...hhh..." Lalu dia berhenti dan menggiringku ke ranjang.

"Aku rasa kau tidak ingin mengeluarkan milikmu dulu kan, jilati aku Nate, rasakan aku." Shit...... perempuan ini gila, dia bahkan mengerti apa keinginanku, aku terkesiap melihat caranya yang sungguh lihai, dia sangat profesional bahkan melebihi ahlinya.

Lalu aku langsung membuka bajuku dan melemparnya ke sembarang arah, dan aku membuka miliknya, sungguh indah sangat indah. Aku langsung menciumi miliknya dan memainkan lidahku di intinya. Dia mengerang nikmat desahannya sangat memabukkan.

"Ah... Ahhh... Nate... Aku akan kel—" lalu aku berhenti. Dan dia tampak kesal.

"Kenapa kau berhenti?" dia marah.

"Aku rasa itu balasan karena kau berani menggodaku."

"Dan ini juga balasan yang lainnya."Lalu aku mengarahkan milikku ke miliknya yang sudah basah akibat jilatanku, aku langsung menyentak milikku kemiliknya oh...tuhan ini sungguh nikmat, miliknya sangat ketat. Apakah dia perawan. Tapi tidak mungkin.

"Ah... Nate, pelan-pelan aku sudah lama tidak melakukannya."Lalu akhirnya semua milikku masuk memenuhinya, oh... ya dia sudah tidak perawan tapi tetap saja miliknya sangat sempit dan nikmat, aku merasa sesak.

"Aku akan bergerak cantik."

"Ya bergeraklah Nate, yang kuat, hentakkan milikku dengan kuat, buat aku menjerit."Kata-katanya sangat vulgar, membuatku tambah bergairah.

Aku menghentak milikku dengan kuat, cepat bekali-kali. Lalu aku merubah posisiku dan dia, aku putarkan tubuhnya dan menyuruhnya menghadap depan, ahh sungguh nikmat, dia mengerang dan mengerang dengan kuat, aku menambah kecepatanku.

"Ya sayang ya...terus..lebih cepat, faster Nate, ahhh fuck yeah....i wanna cum Nate."

"Wait baby, i wanna cum too." Lalu aku dan dia mengeluarkan milik kami secara bersamaan, aku ambruk di atasnya, dia sangat hebat tubuh kami dipenuhi dengan keringat. Dia sangat memabukkan, membuatku candu. Mungkin ini salah satu alasan aku menikahinya. Selain cantik dia hebat dalam memuaskan pasangannya, jelas saja aku mengikatnya karena siapapun orang yang memiliki wanita seperti ini tidak akan mau melepaskannya.

TBC

Mohon dukungannya

Please vote untuk menghargai

Saran dan kritik untuk jadi lebih baik

Dan comment untuk lebih rame.

Salam hangat MS.

maaffffff typo bertebaran,,,,,ngetiknya pakek nos, ngga lihat-lihat lagi. nanti aku revisi dan perbaiki jika ada waktu. jiah.....hahaha tolong dimaklumi ya.

PIS (Partner In Sex) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang