Part 1 - ME...

1.5K 171 22
                                    

Jika aku adalah malaikat, apa kau bisa bahagia?

Walau aku bukan malaikat, tapi aku tetap ingin kau bahagia, mampukah aku?

----------------------🍁🍁🍁-----------------------

Vote first before you read the story.

Silahkan tinggalkan vote sebelum kamu baca storynya.

(100 VOTE FOR NEXT CHAPTER)

---------------------🍁🍁🍁-----------------------

Langkah kecil itu mencuptakan sebuah suara gemericik air di atas lantai hitam yang keras dengan langit yang menjadi atapnya.

Klang!! Klang!!

Suara itu... Suara yang begitu familiar di telinga pemuda itu. Kepalanya sontak mendongak saat melihat segerombolan orang yang berdiri tak jauh dari tempatnya sekarang.

Seorang pemuda yang di kenal sebagai ketua dari kelompok itu mendekat, wajah garang dan tegas yang biasanya membuat siapapun enggan untuk mendekat atau bahkan menatap kedua kelopak matanya itu kini justru dengan tajam mengarah pada sosok pemuda tanggung di hadapannya.

"Kau orang yang dibicarakan itu?" Tanyanya dengan nada datar tapi masih tetap tajam.

Sementara pemuda yang di tanya kini menatap balik dengan pandangan meremehkan, "Aku tak mengerti apa yang kau bicarakan. Minggir, kalian sudah menghalangi jalanku untuk pulang"

"Brengsek! Kau berani mengusirku dari sini?!! Apa kau tak tahu siapa aku, ha?!!" Teriak pemuda berwajah garang yang terlihat menahan amarahnya

"Aku tak tahu dan aku juga tak peduli. Minggir, aku harus pulang cepat." Ujar pemuda itu tanpa mengindahkan tatapan membunuh yang di arahkan padanya.

"Kau!!!"

Psiyuutt!! Jleb!

Tepat sebelum pemuda itu melayangkan pukulannya, ada sebuah panah yang tepat mengenai seorang pemuda lainnya yang berada di belakang ketua kelompok itu hingga membuat si pemuda itu ambruk dan mengeluarkan darah dari mulutnya. Persis seperti orang yang keracunan.

Sebuah kertas berada di mata panahnya dan segera di ambil oleh sang ketua kelompok

Menyingkirlah, atau kau akan melihat seluruh anak buahmu mati sekarang juga tepat di depan matamu!

Si ketua itu mengernyit, matanya segera menyapu seluruh sekitarnya dan menelisik setiap sudut yang ada di hadapannya. Guna mencari pengirim panah beracun yang kini membunuh salah satu anak buahnya.

"Sial!" Ucapnya sambil membuang puntung rokok yang sedari tadi bertengger di mulutnya. Tangannya meremas kertas kecil yang sudah terkena cipratan darah dan mendekat ke arah pemuda tanggung yang hanya menatap datar ke arah ketua kelompok.

"Kau.. kau selamat malam ini. Tapi, jika aku melihatmu berulah lagi seperti malam lalu... Aku pastikan kau akan menemui malaikat maut setelahnya." Ancam si ketua kelompok yang hanya di jawab tatapan datar oleh pemuda itu.

"Sudah aku katakan, minggir!" Jawabnya lagi dan segera berlalu dari sana. Lalu tanpa di sadari, pemuda itu menghilang bersama angin malam yang berhembus.

--------------------------🍁---------------------------

"Aku pulang!" Chanyeol berteriak cukup kencang dan tak lama sebuah langkah kaki yang terdengar berlari itu terdengar jelas.

"Hyung! Kau sudah pulang?!" Teriak pemuda lainnya yang berkulit pucat dengan tinggi yang hampir sama dengan Chanyeol.

"Hmm, aku pulang. Mana Jongin?" Tanya Chanyeol lagi.

Cruel Fate [ Chanyeol and You ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang