✍🏻 Want To Go

1.9K 246 6
                                    

Lay dan Chen telah berada di Rumah Sakit. Dengan segera mereka berlari menuju ruangan Kyungsoo, karena mereka tidak sabar ingin melihat Kyungsoo tersadar dari komanya.

Setelah sampai didepan ruangan, Lay membuka pintunya dengan pelan-pelan agar tidak mengeluarkan suara keras yang bisa menganggu pasien lain. Setelah pintu terbuka, terpampang jelas seorang pria diatas ranjang yang tengah menulis sesuatu dikertas.

"Kyung, Astaga akhirnya kau siuman juga" Ucap Lay sembari berjalan menghampiri Kyungsoo dan juga diikuti oleh Chen.

Kyungsoo meletakkan kertas tersebut kedalam laci. Setelah itu ia menatap Lay dan Chen dengan tatapan tulus.

"Eh.... Kalian berdua. Kalian habis darimana? Apakah kalian telah mengabari ke semua orang dirumah bahwa aku dirawat di Rumah Sakit?" Tanya Kyungsoo

"Kami habis dari Tempat Pemantauan CCTV..... " Jawab Chen. Sebelum melanjutkan ucapannya, ia menarik nafasnya dalam-dalam.

"Semua orang dirumah tidak memperdulikan dirimu. Mereka bahkan mengatakan dirimu telah berada dimakam. Dan mereka bilang bahwa kau pantas berada dimakam"

Air mata. Iya air mata. Itulah pertama yang mewakili perasaan Kyungsoo saat ini. Rasa menyerah untuk hidup mulai muncul dalam diri Kyungsoo. Ia ingin segera hilang dari bumi ini. Ia ingin hilang dari dunia yang seakan-akan tidak pernah menerimanya untuk hidup. Ia ingin pergi jauh, jauh sekali, hingga semua sahabatnya tidak bisa menggapai tangannya ataupun menggenggam erat tangannya.

"Mereka semua benar"

"Benar apa Kyung? Dan siapa mereka itu?"

Lay dan Chen yang kurang paham dengan maksud perkataan Kyungsoo, hanya bisa diam. Mencoba untuk mencerna perkataannya. Tetapi tidak lama, Kyungsoo membalas pertanyaan Lay barusan.

"Semua orang dirumah benar. Aku memang pantas di Makam. Aku tidak pantas dirumah, disini, dan juga didunia ini. Aku memang seharusnya tidak dilahirkan didunia ini. Aku ingin berdoa kepada Tuhan agar segera menghilangkan diriku didunia ini"

"Kau masih punya kita. Kita akan selalu menjaga dirimu kapanpun dan dimanapun. Kau jangan pernah menyerah untuk hidup. Kematian telah diatur oleh Tuhan. Kapan kau meninggal, dan dimanapun kau meninggal. Kau tidak bisa membuat aturan sendiri" Jelas Lay sembari menggenggam tangan Kyungsoo untuk meyakinkannya.

Air mata terus mengalir keluar dari kedua mata sipit Kyungsoo. Ia tidak bisa menahan ini semua. Benar-benar hatinya hancur. Ia tidak bisa berbuat apa-apa selain ingin mengakhiri hidupnya. Perlahan-lahan Kyungsoo melepaskan genggaman Lay. Ia menghapus air matanya didaerah pipi gembulnya.

"Lay Chen, terima kasih"

"Untuk apa?"

"Terima kasih karena kalian menganggap diriku ini masih ada didunia"


9 PM KST

Terpampang jelas pria mungil tertidur pulas diatas ranjang Rumah Sakit. Tubuhnya dibalut oleh selimut tebal untuk menghangatkan tubuhnya. Dan juga terlihat jelas dua pria duduk bersandar disofa. Dua pria itu siap menjaga pria mungil yang sedang dirawat layaknya seperti Bodyguard.

"Lay, besok adalah hari dimana Kyungsoo berulang tahun. Apakah kita tidak membuat kejutan?"

"Ahh Iya, hampir saja aku melupakannya. Kejutan apa yang bisa membuatnya senang?"

"Bagaimana kalau kita mendesak Pak Kanghyuk untuk mengatakan yang sebenarnya. Jika ia tetap menyembunyikan, kita bisa membawa polisi. Karena ini bukan kasus biasa. Dalam situasi seperti ini, kita juga membutuhkan bantuan polisi. Dengan begitu kita bisa menangkap Krystal"

"Ide yang bagus Chen. Baiklah........ Lebih baik sekarang kita istirahat terlebih dahulu sebelum melakukan misi"

Kedua pria itu perlahan-lahan menutup kedua matanya. Tidak lupa juga untuk memakai selimut agar tidak merasakan dinginnya ruangan Kyungsoo dan juga dinginnya malam hari. Hingga tak lama kemudian, mereka tertidur pulas.
.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

Maafkan Author yang super sibuk. Tapi nanti Author update lagi

Jangan lupa VOMENT!

BYE BYE

this hurt ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang