Keesokan harinya...
Semalaman Kyungsoo tak henti-hentinya menitihkan air mata akibat dari rasa perih yang timbul dibeberapa lukanya. Hawa dingin malam juga turut serta membuat tubuh Kyungsoo menggigil hebat. Badannya lemah, tidak ada daya dalam tubuhnya kini. Ia hanya bisa berdoa kepada Tuhan, semoga suatu keajaiban yang tak terbayangkan datang kepadanya.
Pintu ruangan terbuka perlahan dan sosok Krystal dengan wajah fresh datang menghampiri Kyungsoo yang tengah meringkuk pada posisinya. Suara heels yang dikenakan menambahkan sensani menyeramkan bagi Kyungsoo.
"Good Morning. Gimana lukanya? Udah sembuh? Atau mau disiksa lagi?" tanya Krystal mendadak memekik indra pendengaran Kyungsoo.
Kepala Kyungsoo mendongak, "Lebih baik lo bunuh gue aja langsung, daripada harus drama-drama siksa gue!"
Krystal membuat ekspresi remeh. Kepalanya mengangguk—menyetujui permintaan Kyungsoo yang baru saja diucapkan.
"Ide bagus. Tapi gue lagi ada urusan hari ini. Dan mood gue lagi bagus-bagusnya, jadi ngga bisa bunuh lo sekarang," ucap Krystal berjalan keluar ruangan. Krystal tidak bodoh. Ia mengunci pintu ruangan agar tidak ada kesempatan Kyungsoo untuk kabur.
Kyungsoo kembali meringkuk tubuhnya dalam-dalam, tak peduli seberapa sakit luka ditubuhnya. Ia berpikir dengan otak jernih, bagaimana cara agar dia bisa keluar dari ruangan ini.
Matanya terpejam. Ia terus berpikir layaknya seorang yang tengah menghadapi ujian sekolah. Dalam otaknya, ia merancang sederet rencana untuk keluar dari ruangan ini.
Brakk
Suara mengejutkan menginterupsi aktivitas Kyungsoo yang hampir saja rancangan tersebut jadi. Pintu ruangan jatuh kelantai akibat—dobrakan yang begitu kuat. Kyungsoo segera mengalihkan pandangannya yang kini menatap seseorang pria paruh baya tengah berjalan menghampirinya.
Pria paruh baya tersebut berjongkok didepan Kyungsoo dengan tatapan sendu kearah sekujur tubuh Kyungsoo yang dipenuhi oleh luka. Tanpa disadari, bulir air mata dari pria paruh baya tersebut lolos keluar dari sudut matanya. Tak kuasa menatap sosok pria dengan kondisi tak sewajarnya.
"Siapa anda!? Pergi!" teriak Kyungsoo kembali meringkuk tubuhnya kuat.
"Saya bukan orang jahat nak. Saya disini akan membantumu untuk keluar dari ruangan ini."
Kepala Kyungsoo mendongak keatas dengan senyuman bahagia terulas diwajahnya, "Benarkah!?"
"Iya. Mari saya bantu melepaskan ikatan talinya," ucap pria paruh baya tersebut sembari tangannya bergerak membuka lilitan tali yang melingkar dipergelangan kaki dan tangan Kyungsoo.
Selesai membuka, tangannya bergerak membantu Kyungsoo bangun dari posisi duduknya. Cukup sulit karena luka tersebut terasa sangat perih ketika Kyungsoo banyak bergerak. Pria paruh baya tersebut membantu jalan Kyungsoo.
Tangannya merangkul pundak sosok pria yang ia cintai dalam hidupnya.Mereka berjalan tergopoh-gopoh saat sudah berada diarea hutan. Mereka masih membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menemukan jalan besar diujung hutan. Namun niat serta keyakinan tidak membuat Kyungsoo menyerah begitu saja.
Dengan langkah kaki yang sedikit pincang, Kyungsoo berusaha sekuat tenaga untuk pergi dari area hutan ini."Nak, pergilah. Saya hanya bisa mengantarkan sampai disini. Segeralah kamu berjalan, sebelum wanita itu datang," ucap tiba-tiba pria paruh baya tersebut menghentikan langkahnya.
"Kenapa pak?"
"Selamatkan dirimu segera"
"Tapi bagaimana dengan bapak?"
"Jangan mengkhawatirkan saya. Selamatkan dirimu. Nyawamu lebih penting dibandingkan nyawa saya," ucapnya dengan air mata yang berderai keluar membasahi pipi.
"Kalau saya boleh tau, bapak ini siapa?"
"Kamu akan mengetahuinya dalam secarik kertas ini. Saya mohon, baca ketika kamu sedang sendiri," ucap pria paruh baya yang kemudian berlari ke arah Mansion diujung dalam hutan.
Kyungsoo menatap kepergian pria paruh baya yang kini membuatnya berpikir keras. Mengingat bahwa kini ia berada ditengah hutan, Kyungsoo segera melanjutkan langkahnya yang tertunda. Dengan penuh rasa bahagia, matanya menatap terdapat jalan besar yang tidak jauh lagi dari posisinya sekarang.
Dengan senyum mengembang, kakinya terus melangkah kuat tak peduli luka akibat banyak batu yang mengenai telapak kakinya. Kyungsoo menghentikan langkahnya ketika berada ditepi jalan raya besar yang begitu sepi, tak ada satupun kendaraan yang berlalu lalang.
Kaki jenjangnya berjalan ke tengah jalan, menunggu kedatangan kendaraan yang bisa ia tumpangi untuk menuju kota Toronto. Indra pendengaran Kyungsoo menangakp suara mobil melaju dibelakangnya dengan kecepatan tinggi, ia tersenyum lega. Kyungsoo memutar tubuhnya berniat menghentikan mobil tersebut, dan
Brak
Kyungsoo merasakan tubuhnya terhempas jauh terguling-guling hingga kepalanya membentur batu besar ditepi jalan. Ia menatap kabur pemandangan langit dengan pohon menjulang tinggi menghiasinya. Lagi-lagi darah mengalir dari dahi Kyungsoo. Karena benturan yang sangat keras membuat Kyungsoo menutup matanya, tak kuat merasakan sakit pada tubuhnya yang juga menabrak pohon besar.
"Kamu adalah duniaku."
To Be Continued
Sengaja up sekarang, supaya kalian ngga nunggu lama-lama.
Jangan lupa voment
Makasih
KAMU SEDANG MEMBACA
this hurt ✔️
Misterio / Suspenso"Aku pernah terjatuh begitu dalam dan terluka begitu parah. Sebegitu bodohnya hingga terus terulang pada lubang hati yang sama, aku lupa rasa sakit yang dihadirkannya. Yang kuharap saat itu, aku akan tinggal disana. Hidup bahagia hingga mati dan dik...