BAB 10

59 5 0
                                    

Dua minggu berkalu...Rumah ini terasa dingin sedingin salju jang membeku.

Dengan perubahan sikap Ne. Re tak pernah ada kesempatan untuk bicara. Ne selalu pergi kerja sebelum Re terbangun dan tidur malam sebelum Re pulang.

Re benar-benar diabaikan,namun Re tak tinggal diam, Re tak ambil pusing akan sikap Ne.

Mereka nyaris tak ada komunikasi dalam kurun waktu seminggu ini. Dengan penuh kehati-hatian Re mencoba bertanya pada Nera.

yah hari ini Re senggaja pulang lebih awal untuk berbicara dan meminta kejelasan atas sikap istrinya.

Dengan santai Ne berjalan memasuki ruang demi ruang dirumahnya namun seketika tubuh Nera menegang dan mimik wajahnya berubah menjadi suram.

"Ne udah pulang..."sembari berucap Re mendekati istrinya itu, tapi tanpa aba aba kaki Ne melangkah mundur dengan tatapan yang sulit diartikan Re.

"Ne...mas..! "ucapan Re terhenti kala Ne meneteskan air mata,
"Ad apa Ne cerita sama mas..? "ucap Re panik

"apa yang harus Ne ceritakan...!?mas sudah lebib tau segalanya dari pada aku kan..!? "ucap Ne histeris

"maksud kamu apa sayang... "Re berkata sembari mendekat dan hendak memeluk tubuh Nera,tapi sayang Ne terlebih dahulu, mendorong tubuh Re dan menatapnya nyalang,sembari berucap

"pantaskan aku hidup dengan orang yang telah menghancurkan hidupku..?aku gak nyangka ternyata kamu yang ada dibalik kahancuranku"

"Ne.. Mas bisa jelasin, apa kamu sudah tau sesuatu...tentang... !"

Ucapan Re kembali gantung saat suara Ne menggelegar

"ya... aku tau semuanya kamu yang telah memperkosaku...mas! apa salah Ne...sampai sedalam ini kamu menyakiti hati ini...?aku benci...!aku benci kamu mas,..."

Ne terus menjerit -jerit histeris,sembari melangkah mundur... Dan berlari keluar,sembari berkata jangan mendekat... Ne terus berlari meninggalkan rumah dan saat berlari Ne terpeleset danterjatuh kepalanya membentur trotoar.

Dengan keras Re menjerit

" Ya Allah.. Ne... "dengan tergopoh Re merengkuk tubuh Ne dan membopongnya menuju mobil untuk dibawa ke Rs terdekat.

               🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

"sus...tolong istri saya..."pekik Re meminta tolong

Berbondong suter dan dokter menangani Ne di IGD.dengan rasa bersalah Re terus meratapi kebodohannya.dan tak jauh dari tempatnya duduk Re mendengar suara Ibundanya.

"Re apa yang terjadi... Dengan Mantu ibu..? "Ucap ibu hawatir.
"maafin Re buk udah buat Ne terluka, ini semua terjadi karna Re buk"ucap Re takut takut.

"yasudah nanti aja jelasinnya, sekarang ibu mau lihat mantu ibu"tak lama dokter keluar dari ruangan,dengan sigap Re memberondong si dokter.

"gimana dik keadaan istri saya,,,? Ucapnya hawatir

"istri bapak tidak papa, tidak ada hal yang serius dengan pasien,beliau hanys cedra ringan saja, robek di kepalanya sudah ditangani"terang dokter santai.

"makasih dok, apa saya bisa melihat istri saya sekarang dok..? Tanyanya gelisah.dengan rasa bersalah dokter itu berujar

"maaf pasien tidak mau bertemu dengan saudara,,,,beliau hanya ingin bertemu dengan ibu Rina"

"saya ibunya dok"dengan tatapan mengintimidasi Re,,buk Rina melangkah menuju ruangan Nera

"Apa yang terjadi nduk...?ceruta sama ibu... !"ucspnya lembut

Tanpa menjawab Ne langsung menubruk tubuh ibu mertuanya,dengan air mata berderai.dengan lembut sang ibu mengusap punggung menantunya,

"cerita pelan pelan nduk!!! "

"dia buk...dia orangnya...!! "Ne berucap sembari menunjuk-nunjuk pintu ksca. Dan disana tampak sosok wajah Re yang cemas.

"maksudnya apa to ne..?mas mu...?ada apa dengan mas mu..? Ucap ibu binggung

"Dia yang dulu merenggut mahkota Ne buk,mas Re orangnya.... "

Tangis Ne semakin pecah, sang ibu lantas,menatap Re dengan kejam. Tanpa basa basi sang ibu melangkah menuju pintu dan "plak-plak"

Tamparan itu mendarat diwajah tampan Re. "Ibu menuntut penjeladan darimu re...."ucap sang ibu sarkas.

Sementara Re hanya mampu menyugar rambutnya frustasi...





LUKISAN TAKDIRKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang