---------
.
🍁📖 Happy Reading 📖🍁
------
Tak terasa langit biru dengan terik menyengat di kepala mulai berganti orange di upuk barat sana sebagai pertanda kalau hari sudah mulai gelap kembali. Pun mobil Taehyung mulai memasuki area apartemen elitnya.
Pak Han yang menyadari tuannya belum sadar dari tidur tersenyum di kursi kemudinya. Atensinya beralih pada Sohyun yang masih tidur pulas di bawah kepala Taehyung dengan bahu Taehyung sebagai bantalnya. Wow! bikin iri saja.
Mobil sudah terparkir di depan apartemen Taehyung!
Namun Taehyung dan Sohyun masih tidur pulas seakan enggan untuk banggun. Mungkin mereka terlalu nyaman walau hanya bersandar pada bahu dan kepala. Pak Han jadi tidak berani untuk membangunkan mereka. Pikirnya biarkan mereka terbangun dengan sendirinya.
*
*
*
*
*
Akhirnya Sohyun mulai menggerakan mata dan menguap sambil merenggangkan tangan. Taehyung pun jadi ikut terbangun dan langsung melihat luar mobil.
"Sudah sampai ternyata. Kenapa pak Han tidak membangunkan ku." Kata Taehyung sambil menguap.
"Maafkan saya. Saya pikir tuan terlalu kecapekan. Makanya saya tidak berani membangunkan tuan." Imbuh pak Han lalu keluar untuk menurunkan barang bawaan Taehyung di bagasi.
"Kita sudah sampai... Ayo keluar!" Kata Taehyung mengajak Sohyun keluar dari mobil.
Begitu keluar dari mobil seketika tatapan Sohyun berubah jadi kagum. Sohyun menganga begitu menyadari bangunan pencangkar langit berdiri kokoh di depannya.
"Ini rumahmu? Kenapa tinggi sekali? Istanaku saja tidak setinggi ini?" Kagum Sohyun bingung pada Taehyung yang berdiri di disampingnya.
"Aku capek. Jadi, ngak usah nanyak. Aku tidak punya tenaga buat jawab pertanyaanmu. Dan..... aku tidak bertanya tentang istanamu. Ok." Jawab Taehyung lalu berjalan meninggalkan sohyun.
Sohyun mendengkus kesal lalu semenit kemudian ia berlari mengejar Taehyung diikuti pak Han yang membawakan barang bawaan Taehyung.
Begitu lift terbuka dan tertutup, lagi Sohyun kagum dan semakin heran. Pun ia hanya bisa memandang tangan Taehyung yang memencit angka 40 untuk menuju lantai apartemennya.
"Kita dimana? Kok ini bukan ruangan yang tadi?" Bingung Sohyun begitu Lift terbuka lagi sebagai pertanda mereka sudah sampai di lantai 40 apartemen Taehyung.
Taehyung tetap diam mengabaikan tanya Sohyun. Pun ia memilih keluar cepat dari lift. Sementara Sohyun tetap bingung dan entah sampai kapan sohyun berhenti menunjukan wajah cantiknya yang kampungan itu.
"Kenapa ruangan ini berwarna warni? Kok tidak berwarna emas seperti istana kami?" Tanya Sohyun lagi. Karena setahunya istana yang ia tepati berwarna emas semua dan putih.
"Dari pada kamu bingung sendiri lebih baik kamu duduk dan istirahat. Aku mau pergi dulu!"
Kemana?"
"Kamu ngak perlu tahu! Karena kamu bukan siapa-siapa ku."
Lalu setelah itu Taehyung keluar bersama sang sopir meninggalkan Sohyun seorang diri di apartemennya.
*
*
*
*
*
Taehyung dan pak Han sudah sampai di parkir kampus!
"Terima kasih sudah menjemput dan mengantarku hari ini." Kata Taehyung lalu membuka pintu mobil.
"Ohh iya. Pak Han harus ingat sesuatu. Pak Han tidak boleh memberitahu mama dan papa kalau ada seorang gadis yang tinggal bersamaku." Lanjut Taehyung mengingatkan pak Han sebelum menutup mobil.
*
*
*
*
*
Di tempat berbeda!
Tzuyu terlihat sedang berjalan mondar mandir layaknya setrika di kamarnya. Apa yang membuatnya segelisah itu. Apa karena Taehyung tidak pulang bersama mereka.
"Kenapa Jaehyun dan Jimin tidak pulang bersama Taehyung. Kenapa ketika aku minta pulang bareng Taehyung mereka melarangku? Dan malah menarikku untuk naik bis secara paksa." Lirih Tzuyu.
Ternyata yang membuat Tzuyu gelisah memang benar karena Taehyung pulang sendiri. Apakah dia segitu khawatirnya pada Taehyung. Tenang ajak Tzuyu, Taehyung tidak akan tersesat sampai planet Pluto kok! Dia sudah kembali dengan selamat.
*
*
*
*
*
Kini Taehyung sudah kembali ke apartemennya. Pun ia menemukan Sohyun sudah tertidur pulas di atas Sofa.
Merasa sangat ngantuk Taehyung berjalan melewati Sohyun ke kamarnya untuk tidur nenyak di atas kasur empuknya. Bagaimana pun ia sudah sangat merindukan tempat tidurnya. Tempat ternyaman bagi setiap insan pastinya.
Alih-alih masuk kamar Taehyung malah menghentikan langkah dan berbalik melihat Sohyun yang tertidur pulas di atas sofa. Taehyung kembali dan duduk dengan posisi berjongkok untuk memandangi wajah cantik Sohyun sambil melipatkan tangan diatas lutut.
"Kenapa ia bisa tidur senyenyak ini? Apa dia tidak ada niat mandi dulu sebelum tidur?" Lirih Taehyung pelan di depan wajah Sohyun.
Hening untuk sesaat!
"Walaupun dia belum mandi dia tetap cantik seperti awal aku bertemu dengannya. Kulitnya tetap sehalus sutra dan seputih susu. Apa ini yang dinamakan seorang dewi sungguhan? Dia benar-benar sangat cantik dan mempesona." Lanjut Taehyung dalam senyumnya sambil menyentuh pipi gembil Sohyun.
Tidak terduga Sohyun bergerak untuk memperbaiki posisi tidurnya dan siap akan jatuh.
Reflek Taehyung memposisikan diri untuk tidur terlentang dilantai agar tubuh lembut Sohyun tidak menyentuh lantai pikirnya.
Alhasil posisi Sohyun saat ini menindih tubuh Taehyung dengan posisi tengkurap. Kepala sohyun jatuh tepat dibawah dagu Taehyung. Untung wajah ngak bertemu wajah. Kalau ngak? Apa yang terjadi ya?
Dek!
Dek!
Dek!
Seketika jantung Taehyung berdetak tidak normal. Apa yang terjadi? Mungkinkah Taehyung mulai jatuh hati pada Dewi Lotus/Kim Sohyun?
TBC,___
Thank You
Love You
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Is Wasted
Fantasy"Aku bersumpah! Aku akan membawamu kembali! Aku tidak akan membiarkan mu di sana terlalu lama! Jadi tunggulah aku!"~Dewa Langit/Jeon Jung Kook "Jangan Pergi! Tetaplah bersamaku disini! Aku tidak bisa hidup tanpamu! Jadi ku mohon! Tetaplah disisiku u...