Part 10

777 87 55
                                    




*

*

*

🍁📖 Happy Reading 📖🍁

*

*

*


🌻🌻🌻



Ini Aku Taehyung!

Ketika aku mengarahkan pandanganku ke arah pintu tadi aku seperti melihat Sohyun. Apa perasaanku saja ya? Jangan bilang ini halusinasi ku karena aku sudah sangat merindukannya? Tidak! Itu tidak mungkin.

"Taehyung-shi."

Panggil Jaehyun sambil menepuk bahuku dari belakang. Sebab kami sudah usai latihan.

"Gimana kabar Sohyun?" Lanjut Jaehyun penasaran akan kabar Sohyun. Membuatku sedikit bingung.

"Dia...baik-baik saja. Wae?"

"Ani...aku hanya ingin tahu keadaannya saja. Siapa tahu dia ngak betah tinggal di rumahmu."

Aku menatap Jaehyun bingung. Kenapa dengannya? Kenapa dia menayakan keadaan Sohyun? Dan apa katanya tadi... Sohyun tidak betah tinggal bersamaku? Apa maksudnya?

"Maksudmu apa?"

"Iya... kalau Sohyun tidak betah aku bersedia,____?"

"Taehyng-shi!"

Potong Jimin sambil mendekat.

"Nanti malam kita ke apartememu ya." Lanjut Jimin begitu sampai disisi kami.

"Ngak boleh!"

"Wae? Sudah hampir sebulan kita jarang kumpul dan main game bareng. Bukankah kita selalu kesana tiap ada hari libur? Bahkan hampir setiap malam dan tanpa minta izin pun kamu selalu menyambut hangat kedatangan kami. Lalu kenapa sekarang akhir-akhir kamu melarang kami?" Imbuh Jaehyun.

"Bukannya begitu,__?"

"Apa jangan-jangan kamu sudah tidak menganggap kami ada karena sekarang ada Sohyun?" Potong Jimin. Aissh! Main potong ajak pendek bantet ini. Kesalku.

"Bukan begitu. Hanya saja nanti malam aku tidak berada di apartemen."

"Memangnya kamu mau kemana?"

"Aku mau ke,____?"

"Taehyung-ahh."

Suara itu! Suara yang bikin aku ilpil. Ngapain dia kesini?

"Aku pergi duluan"

Kataku pada Jaehyun dan Jimin sebelum Tzuyu sampai. Jaehyun dan Jimin malah mentertawakanku. Dasar Duo J ini! Tidak tahu apa sahabatnya ini tidak suka dengan keberadaan gadis itu.

"Ya!  Kim Taehyung, kamu mau kemana? Tunggu aku!"

Panggilnya saat aku keluar dari arah berbeda dengannya. Untungnya latihan untuk prakteknya sudah usai. Kalau ngak? Bisa mati aku. Memikirkannya saja membuat bulu kudukku berdiri ngeri.

Bidadari Is WastedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang