Ruang Kepala Sekolah

62 11 0
                                    

"Tu mulut gak pernah disekolahin apa?!" Rani berseru meluapkan kekesalannya di atap sekolah.

"Nganggu acara makan orang aja!" Kara yang biasanya hanya diam kini bertindak.

"O iya mie ayam gue!!" Panik Rani yang baru saja menyadari sesuatu hilang dari dirinya.

"Udah lupain aja bisa beli lagi kan, besok gue yang traktir deh," Andrea yang tidak ingin kekesalan mereka malah membuat telinga mereka sakit sendiri langsung bertindak cepat.

"Oke deh tapi janji ya," Kara menyodorkan kelingking kanannya.

"Iya janji," Andrea membalas mengaitkan kelingkingnya juga.

" Kita semuakan?" Rani bertanya dengan mata berbinar.

"Pasti lah kita semua kan sepaket," Andrea mengedipkan sebelah mata.

"Oke kita tunggu," Dylan menanggapi dengan seringai menakutkan.

Andrea mengusap buli romanya yang berdiri, "Kok-"

'Panggilan kepada Rani, Kara, Zani, Dylan, Andrea, Ryu, dan Roy diminta untuk menuju ruang kepala sekolah' suara pengeras suara terdengar jelas dari atap.

"Sialan!! siapa yang ngelaporin mana sampe kepala sekolah lagi?! " Kara bersungut-sungut kembali terpancing emosi.

"Ya si Angel sendiri lah orang dia anaknya kepala sekolah," dengan santai Roy memasukkan tangan di saku celananya.

"Hah!!" mereka semua membutuhkan waktu tuk berpikir sejenak sebelum berseru, termasuk Zani.

Kara menggeram kes, "Kok lo gak ngasih tau kita sih?"

"Gakpapa lah orang dia juga keterlaluan banget," jawab Roy masih dengan nada santai nya.

"Hmm... Berarti kalo dia anaknya kepala sekolah dan kepala sekolah om lo, berarti dia... " Ryu menggantung kata katanya.

"Sepupu lo," Zani melanjutkan perkataan Ryu yang sengaja digantung. Dia sedang mengagumi pemandangan dari atas atap ah tida dia sedang menatap kedepan tapi pikirannya tidak disini pandangannya kosong.

"Betul! " seru Roy memberi acungan jempol.

"Kalo dia sepupu lo kenapa dia gatel sama lo?" Dylan bertanya sambil melipat alisnya.

"Dan kenapa dia gak tau lo?" tanya Rani menambahi.

"Padahal keluarga lo selalu ngadain acara rutin," ujar Andrea setelah mengingat sesuatu.

"Dari mana lo tau kalo dia itu sepupu lo? Padahal dia gak tau lo dan otomatis dia gak pernah ketemu lo," Kara ikut memberondong.

"Wess atu atu dong bingung nih aku," canda Roy dengan nada yang dibuat buat.

"Jijik,"ucapan sarkas milik Ryu membuat Roy melengkungkan bibir kebawah.

"Iya gue jawab, yang pertama pertanyannya Dylan, gue sendiri gak tau kenapa dia ngegoda gue. Mungkin karena wajah gue yang bisa dibilang diatas rata rata," Roy mengedipkan satu mata.

" Iwh," jijik mereka yang mendengar pernyataan Roy.

"Lanjut, pertanyaan kedua pertanyaannya Rani. Dia gak pernah ikut acara rutin keluarga gue," Roy mengabaikan respon kawan-kawannya itu.

"Terakhir pertanyaannya Kara gue tau kalo dia sepupu gue dari om gue lah gue pernah ditunjukkin fotonya. Dan jangan lupa gue pengingat yang baik gue gak akan salah," Jelas Roy untuk terakhir kali.

"Oh, yaudah kita keruang kepsek yok!" ajak Rani yang sudah berada di ambang pintu. Yang lain segera mengikutinya.

*****

Pahlawan Kastel TuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang