Discussion

38 8 11
                                    

Saat ini Seven's sudah ada diruangan Big Bos untuk membahas sesuatu yang membuat Seven's kehilangan waktu istirahat mereka.

"Apa ada masalah serius?" tanya Andrea to the poin.

Big Bos membetulkan posisinya, "Ya, ada sedikit masalah. Kalian tahu, ada beberapa mafia yang bergabung membentuk sebuah organisasi kejahatan yang lebih serius?"

"Yakin?!" seru Ryu terkejut.

"Wow!" Roy memekik spontan bersamaan dengan seuan Ryu.

"Aku ingin kalian mencegah mereka atau bahkan berusaha menggagalkan penggabungan mereka dengan cara apapun!" perintahnya tegas.

"Tentu, akan kami lakukan malam ini juga," Andrea tersenyum miring.

"Aku juga meminta bantuan Tim Beta, sehingga kalian tidak terlalu lelah," imbuh Big Bos kemudian bangkit dan berjalan keluar. Membiarkan Seven's disana.

*****

Kali ini Seven's sedang berada di ruang rapat Tim Alpha, Yups Seven's adalah Tim Alpha. Mereka baru saja datang ke ruang rapat itu dan ternyata disana sudah ada Tim Beta yang menunggu. Mereka duduk melingkar di meja yang sudah dimodifikasi dengan ditambah layar hologram yang menampakan tatanan kota sasaran.

"Maaf membuat kalian menunggu, mari kita mulai." Andrea mengawali rapat tanpa basa-basi.

"Ada yang memiliki usulan?" Roy membetulkan posisi duduknya.

Tim Beta yang melihat adanya karisma Seven's yang masih sangat belia pun terkagum kagum. Seharusnya satu tim berisi 10 orang, namun dalam Tim Alpha hanya berisi 7 orang saja yang usianya pun bisa dibilang anak anak.

"Ehm ada yang memiliki ide?" tanya Kara sontak membuat Tim Beta tersadar dari lamunannya.

"Bagaimana jika kita menyerang langsung markas pusat masing-masinh secara bersamaan?" usul seorang lelaki yang berumur 25-an.

"Zani lacak mafia apa saja yang bergabung dan dimana saja markas pusat mereka!" perintah Andrea yang kini sudah berubah status menjadi pemimpin Tim Alpha sejak memasuki ruangan.

Zani mengangguk atas perintah tersebut dan segera mengotak-atik hologram yang melayang beberapa centi dari meja.

"Kita tidak bisa menggunakan straktegi itu, bila menyerang di markas pusat mereka, maka tidak banyak kerugian yang mereka peroleh yang mampu membuat mereka membatalkan persekutuan, selain itu markas mereka sangat berjauhan sangat tidak memungkinkan menyelesaikan misi ini dalam waktu singkat," Zani memperbesar hologram nya hingga bisa dilihat oleh yang lain.

'Kalo gini ngomongnya panjang tapi biasanya singkat banget,' kesal Seven's dalam hati.

"Oke jadi ada rencana lain?" Andrea masih sabar menunggu usulan.

"Langsung serang markas persekutuannya aja susah amat, entar juga mereka mikirnya mereka udah diincer sama IVN jadi takut buat membangun markas baru karena ada peristiwa tidak mengenakkan pastinya mereka akan berpikir seribu kali sebelum memutuskan akan mengadakan lagi persekutuan. Lagian kalo gini kerugian yang mereka derita lebih besar karena uang yang telah mereka keluarkan lenyap gitu aja," Ryu yang sedari tadi diam dan menopang kepalanya dengan tangan kini sudah membuka mulut.

"Zan lacak!" perintah Andrea mutlak.

Zani dengan setengah terpaksa menggerutu karena sedari tadi ia yang disuruh suruh. 'Kayak babu' batinnya tapi tak mungkin ia mengemukakannya, yang ada misi gagal total. Lagi pula yang diperintah nge-hack cuman dia.

"Gue setuju, mereka akan memperoleh banyak kerugian dan kemungkinan besar akan membatalkan persekutuan karena takut akan kerugian yang besar. Tempatnya juga tak begitu jauh hanya di pinggir Hutan Timur waktunya pun juga pas, malam ini mereka akan mengadakan pesta menyambut berdirinya mereka," Zani mengotak-atik layar hologram yang berjejer dihadapannya. Mampu meledakkan kepala Dylan yang menatap hologram itu.

Pahlawan Kastel TuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang