New II

25 8 2
                                    

Ketiga gadis itu kembali mendudukkan bokongnya di tempat semula setelah beberapa menit berkutat dengan piring-piring kotor.

Keadaan masih hening. Sama persis seperti sebelum ketiga gadis itu membereskan meja.

Tiga anak lelaki dan tiga gadis --yang lain-- bangkit dari duduk mereka. "Astor, selesaikan ini dengan baik. Kami harus menemui Mister Aiden."

"Oke, tiati El," anak lelaki yang dipanggil Astor kini mengangguk.

Dentuman pintu kembali terdengar. Keadaan pun lebih senggang dari sebelumnya. Tak ada lagi pergerakan gelisah atau bisikan yang terdengar samar.

"Kalian tadi bertarung?" seorang anak perempuan yang berwajah kalem kembali membuka percakapan.

"Iya."

Gadis berwajah lugu dan imut menampakkan wajah ngeri, "Luka kalian parah, lebih baik panggil tenaga medis kemari, ak-"

"Akan kupanggil," potong anak lelaki yang sedari terdiam kaku tak menampakkan ekspresi apapun. Dia lantas berdiri dan berlari kecil meninggalkan hening yang kembali merambat.

"Baiklah. Karena kalian disini untuk bergabung dengan kami, kami terpaksa harus memecah kalian."

Ucapan anak lelaki itu berhasil membuat kening semakin mengkerut. "Disini akan terbagi menjadi tiga tim dengan masing masing enam anggota. Karena sudah terbentuk dua, maka kalian tinggal melengkapi."

Ryu menghela napas. Ia tahu hal ini akan terjadi. Tergambar jelas pada saat pertama kali masuk ke ruangan ini. Aroma persaingan tercetak jelas. Dan sudah ada dua kubu yang terbentuk untuk mengasah kemampuan mereka disini.

"Jadi-"

"Astor," seorang gadis berucap menyela. "Bisa kita berkenalan dulu?"

Menepuk keningnya lantas berkata, "Aku lupa."

Gadis itu tersenyum, "Namaku Freya, salam kenal."

"Aku Prima!" pekik salah seorang dari mereka sambil berpose peace didekat mulutnya. Dan itu nyaris membuat Roy terjengkang kebelakang.

"Prim jangan mulai lagi," peringat gadis terakhir. "Maaf ya, kenalkan aku Cia."

"Ryu."

"Kara."

"Rani."

"Zani."

"Roy."

"Andrea."

"Dylan Ganteng." Semua mata mengarah kearahnya dengan memicing galak.

"Dan aku Astor. Yang keluar tadi namanya Kay," Astor tersenyum ramah. "Kita lanjutkan."

"Karena tadi sudah kuberi tahu berapa anggota setiap tim, ku yakin kalian tak bodoh yang harus ku jelaskan terlebih dahulu."

"Kami tak bodoh," Andrea bergumam, lebih tepat untuk meyakinkan diri sendiri.

"Jadi siapa diantara kalian yang akan masuk kedalam tim kami?"

Freya menyela, "Sebelum itu, bisa kalian beritahu apa kemampuan kalian?"

"Kami kekurangan penyerang jarak dekat," Cia menjelaskan.

"Bisa pilih Zani, Rani, Dylan, Ryu, atau Andrea," Roy mempromosikan teman-temannya.

Astor menggeleng, "Kalian yang tentukan."

"Kalian saja yang memilih, kami tak mau saling menunjuk hanya karena hal kecil," Dylan menggeleng menyerukan pendapatnya.

Pahlawan Kastel TuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang