VP-2

3.4K 638 45
                                    


"Kenapa kau tidak bersin?"

Pertanyaan itu mengagetkan Chanyeol hingga kemudian dia membuat dirinya seolah bersin. Sesungguhnya Chanyeol tidak bisa bersin, bernafas atau mengedipkan mata lagi. Chanyeol sudah menjadi mayat hidup, tidak bisa lagi melakukan apa yang seperti manusia biasa lakukan.

"Hatchii...!!" Chanyeol bersin

Kyungsoo menatap Chanyeol curiga. "Apakah kau sengaja mengikutiku?" tanya Kyungsoo sambil tetap menatap pria yang lebih tinggi darinya itu.

"Ti-tidak..." jawab Chanyeol gugup bukan karena tatapan Kyungsoo, tetapi lebih kepada jarak mereka yang terlalu dekat.

"Lalu, apa yang kau lakukan disini?" Tanya Kyungsoo lagi sambil mengeryitkan dahinya.

"A-aku tersesat." Chanyeol memikirkan jawaban yang begitu saja melintas di kepalanya.

"Tersesat?"

"Se-sebenarnya aku ingin mengunjungi teman lama, tapi aku lupa alamatnya. Hingga akhirnya aku disini."

"Huh..." Kyungsoo menghela nafasnya. "Disini berbahaya. Aku bahkan merasa ada yang selalu mengikutiku saat pulang," ujar Kyungsoo dengan wajah yang sudah kembali melembut.

"Kau takut?"

"Tidak terlalu takut. Aku bisa taekwondo. Mungkin penguntit itu takut mendekatiku karena mengetahui aku bisa taekwondo."

Chanyeol merasa lega karena Kyungsoo tidak takut padanya. Karena sungguh, apa yang dilakukannya selama ini bukan untuk menakuti Kyungsoo. Selama tiga tahun dia menjadi penguntit, menunggu Kyungsoo di stasiun, mengikuti sampai rumah atap tempat tinggalnya, hingga menunggui pria itu sampai terlelap bukan untuk menakuti, Chanyeol hanya begitu mengagumi Kyungsoo yang menurutnya tampak istimewa. Begitu setiap harinya, Chanyeol tidak pernah bosan melakukan aktivitasnya, menjadi penguntit Kyungsoo.

"Kau tidak berkedip," Kyungsoo kembali memperhatikan wajah Chanyeol.

"A-aku hanya takjub saja," Chanyeol menggerak-gerakkan kelopak matanya dengan lucu.

"Jangan terlalu takjub. Terkadang apa yang kau lihat tidak sesuai dengan apa yang terjadi kenyataannya."

Chanyeol menjawab dengan anggukan lucu. Tidak memperdulikan ucapan Kyungsoo, hanya merasa kagum dengan garis wajah Kyungsoo yang terasa semakin mempesona dengan jarak sedekat ini.

"Apa yang akan kau lakukan sekarang?" Tanya Kyungsoo lagi, karena melihat pria di hadapannya ini tampak kebingungan.

"Aku tidak tahu."

"Aku bisa saja menawarkan kau menginap malam ini di tempatku. Hanya saja, aku takut kau tidak nyaman. Asal kau tahu, tempat tinggalku sangat sempit."

"Bolehkah?" Chanyeol kelewat riang saat mendengar tawaran dari Kyungsoo.

"Asal kau tidak masalah dengan tempat sempit."

"Aku tidak masalah."

"Baiklah, ikuti aku."

Kyungsoo memimpin perjalanan menuju tempat tinggalnya. Walaupun dia bukan orang yang mampu secara materi, tetapi Kyungsoo tidak akan tega jika melihat orang yang kesulitan. Sebisa mungkin Kyungsoo akan membantunya, walaupun Kyungsoo tidak terlalu mengenal orang itu.

"Masuklah." Kyungsoo membukakan pintu rumah atapnya untuk Chanyeol.

Chanyeol melangkahkan kakinya dengan ringan. Dia duduk di depan meja pendek yang ada di tengah ruangan, tanpa melihat-lihat kondisi tempat tinggal Kyungsoo, Chanyeol sudah terlalu sering datang ke tempat ini. Dia hanya tersenyum bodoh, merasa senang karena Kyungsoo tidak takut padanya dan sekarang malah mengundangnya untuk menginap.

ᴠᴀᴍᴘɪʀᴇ ᴘᴀʀᴋTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang