VP-6

2.4K 498 55
                                    

"Apa yang harus kulakukan?" Kyungsoo bertanya saat hari pertama berada di apartemen mewah milik Chanyeol. Dia tidak melihat adanya tanda-tanda sesuatu yang bisa dikerjakannya.

"Apa saja. Kau bebas melakukan apapun."

"Tapi aku menerima tawaran pekerjaan darimu. Pekerjaan apa yang harus kulakukan?"

"Tidak ada."

"Kalau begitu, aku menolak pekerjaan yang kau berikan. Walaupun aku membutuhkan uang, aku tidak bisa menerima gaji buta. Jangan-jangan kau menyanderaku disini." Kyungsoo berjalan hendak kembali ke kamarnya.

"Kau mau kemana?" Panggil Chanyeol saat pria mungil itu sudah berada di depan pintu kamarnya.

"Aku mau berkemas dan pergi dari sini. Kau bisa saja membayarku mahal, tapi kau tidak bisa membeli hidupku."

"Jangan!" jerit Chanyeol seketika sedikit tanpa sadar dengan suaranya yang tiba-tiba meninggi.

"Jangan apa?!"

"Jangan pergi."

Kyungsoo berjalan mendekati Chanyeol, membuat pria tinggi itu menahan dirinya. Aroma tubuh Kyungsoo begitu wangi, apalagi dalam jarak sedekat ini.

"Berikan aku sesuatu yang bisa dikerjakan atau aku akan pergi," ujar Kyungsoo dengan nada suara rendah.

"Ka-kau bisa apa?" Chanyeol menjawab terbata, otaknya sedang bekerja cepat untuk bisa menahan Kyungsoo bisa berada di apartemennya, selalu dalam pengawasan.

"Aku bisa melakukan apapun."

"Kalau begitu kau bersih-bersih saja." Chanyeol menjawab santai sambil menyunggingkan senyum lebarnya.

"Bersih-bersih? Jauh-jauh aku kemari hanya untuk jadi asisten rumah tangga?!" Kyungsoo berang mendengar jawaban dari Chanyeol.

Merasakan alarm tanda bahaya, Chanyeol kembali memutar otaknya. "Pekerjaan seperti apa yang kau ingini?"

"Aku bercita-cita menjadi seorang bankir atau seorang pengelola keuangan. Tapi aku tidak punya latar belakang pendidikan yang cukup, walaupun aku yakin bisa melakukannya dengan baik."

"Kalau begitu, lakukan seperti apa yang kau mau."

"Apa?" Kyungsoo masih bingung dengan jawaban Chanyeol.

"Lakukan apa yang kau mau. Menjadi bankir atau pengelola keuangan."

Kyungsoo mengeryitkan dahinya. Sedari awal dia memang merasa Chanyeol sedikit berbeda. Pria tinggi itu seolah selalu menahannya, ada sikap yang ingin melindungi, membuat Kyungsoo mengabaikan rasa curiganya. Namun, Kyungsoo masih tidak paham dengan sikap Chanyeol yang terlalu polos dan cukup banyak yang tidak diketahuinya. Chanyeol bagaikan hidup di masa lalu tanpa mengikuti perkembangan saat ini.

"Ada berapa banyak uangmu?" Kyungsoo bertanya sedikit menyelidik.

"Kau bisa lihat seluruh isi rumah ini. Kau sudah bisa membayangkannya?" Jawab Chanyeol angkuh sambil merentangkan tangannya. Dia sudah belajar banyak dari Sehun, vampire pucat yang sudah sombong lebih dulu.

"Ini aset. Aku ingin tahu jumlah uangmu tanpa dihitung dengan aset. Karena aset harus mencari pembeli dulu. Tidak bisa dikelola dengan cepat."

"Ikut aku" ajak Chanyeol menuju kamarnya.

Kyungsoo dengan patuh membawa kaki kecilnya menuju kamar Chanyeol, mengikutinya dari belakang. Kamar ini lebih luas dari milik Kyungsoo, berasitektur gaya Eropa. Di dalam kamar itu masih ada sekat-sekat tersembunyi.

Dengan santai Chanyeol membuka salah satu sekat yang tertutup. Kyungsoo tidak bisa menutup mulutnya saat melihat isinya. Matanya membelalak sempurna.

ᴠᴀᴍᴘɪʀᴇ ᴘᴀʀᴋTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang