VP-21

2.7K 247 31
                                    

Tanpa revisi.
Mohon koreksi jika ada typo atau tulisan yang tidak dimengerti.

"Ngghhh..." Kyungsoo mendesah tertahan saat Chanyeol mengigit bibir bawahnya.

Chanyeol mengusap wajah Kyungsoo dengan lembut, sehingga Kyungsoo mulai terbiasa dengan dinginnya sentuhan Vampire yang tengah membuainya.

Teringat obrolan singkat bersama Sehun tadi.

"Kau harus menandainya."

"Aku tidak ingin melukainya."

"Kyungsoo semakin menyukaimu, sementara kau terlalu mencintainya. Hubungan itu bukan saja membahayakan kalian berdua, juga kami vampire yang berada di sekitarmu."

"Dia akan merasakan sakit luar biasa, Sehun."

"Dia memiliki darah peri, dia akan mudah menyembuhkan diri. Tandai dia, atau kau harus melepaskannya agar tidak menjadi incaran vampire lain."

Percakapan itu terngiang-ngiang saat Chanyeol mencumbu tubuh Kyungsoo. Perlahan-lahan, dia menanggalkan seluruh pakaian Kyungsoo, hingga tidak ada sehelai benang pun yang menutupi kulitnya.

"Kau indah..." bisik Chanyeol saat menatap tubuh telanjang Kyungsoo. Tanpa bekas sedikit pun.

Kyungsoo merasa sedikit malu saat Chanyeol menatap tubuhnya. Dia mencoba sibuk dengan menanggalkan pakaian Chanyeol juga. Dia tidak ingin hanya dia yang telanjang disini. Tidak adil rasanya.

Kulit telanjang Chanyeol tidak kalah indahnya. Bak porselen tanpa cacat, berkilau indah.

Walaupun sedikit ragu, Kyungsoo membiarkan Chanyeol menjamahnya. Menuruti instingnya. Bahkan disaat seluruh teman vampire diluar sana berjaga-jaga. Tidak mungkin mereka tidak mengetahui apa yang dilakukan Chanyeol dan Kyungsoo saat ini.

"Mungkin akan terasa sakit..." Chanyeol mengusap wajah Kyungsoo dengan lembut.

"Aku ahli dalam menahan rasa sakit."

Splash!

Chanyeol memasukkan seluruh miliknya. Menyatukan tubuhnya dan Kyungsoo.

"Akh!" Kyungsoo menahan perih dibagian bawahnya.

"Apakah sakit?" Chanyeol berkali-kali mengusap kepala Kyungsoo. Benar-benar ketakutan jika sampai menyakitinya.

"Bergerak." Kyungsoo memberi perintah dikala menahan sakit yang ditahannya.

Chanyeol yang mulai dikuasai nafsu dan tidak ingin menyakiti Kyungsoo lebih lama pun akhirnya menggerakkan tubuhnya. Menghentak-hentakkan miliknya hingga menyentuh lubang Kyungsoo yang paling dalam.

Kyungsoo meremas sepreinya. Rasa sakit itu berangsur hilang, berganti dengan rasa nikmat yang memabukkan. Ereksi Chanyeol yang dingin, terasa kontras dengan lubang Kyungsoo yang hangat. Namun, sedikit pun tidak mengurangi rasa nikmatnya.

"Terlalu cepathhh..." Kyungsoo menggeram karena Chanyeol menggerakkan pinggulnya semakin cepat.

Chanyeol tidak tahan lagi. Dia semakin mempercepat gerakannya, mengejar kenikmatannya. Hingga akhirnya...

"Ahhh...."

Dua insan itu meraih orgasmenya secara bersamaan.

Tubuh Kyungsoo melemas saat  gelombang orgasme itu meninggalkannya. Tapi dia lega, Chanyeol sudah menandainya dan tidak akan menjadi beban untuk kelompoknya.

"Istirahatlah. Aku akan membangunkanmu kalau makanan datang." Chanyeol menutup tubuh Kyungsoo dengan selimut.

Mata Kyungsoo benar-benar berat. Namun, dia mengumpulkan kekuatannya untuk menarik tengkuk Chanyeol. Mengecup bibir dingin itu sebentar dan tidak lupa memberikan sedikit lumatan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ᴠᴀᴍᴘɪʀᴇ ᴘᴀʀᴋTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang