Bagian dua.
•••"Gimana enaknya aja."
"Ya mau gak mau kita yang ngalah." Vadi menoleh kearah istrinya Lita dan di balas anggukan setuju.
Arsen menaikkan sebelah alisnya bingung begitupun Diana istrinya. "Maksud kalian?."
"Kita udah pikirin matang-matang dan keputusan kita udah bulat, kita akan pindah rumah." Jelas Vadi.
"Kok pindah rumah sih? Gak ada cara lain selain pindah rumah?." Tanya Arsen.
"Aku pikir ini cara baiknya."Vadi tetap membulatkan rencananya itu.
Tak kerasa aldo mendengar semua obrolan ayah bundanya dan kedua orang tua Ais. Segera Aldo datang kerumahnya Ais dan menceritakan semuanya.
"Apa? Kamu gak salah denger kan?." Tanya Ais menyakinkan apa yang di bilang Aldo.
Aldo mengangguk yakin. "Kalo gak percaya kamu kerumahku deh di sana ada mama papamu." Aldo menarik tangan Ais menuju rumahnya.
"Ais gak mau pindah rumah." Tiba-tiba ke4 orang yang tadi berbicara serius menoleh ke arah sumber suara itu.
"Loh Ais sini duduk nak." Lita memberi kursi kosong untuk anaknya. "Gak pokoknya Ais gak mau pindah dan pisah sama Aldo." Bantahnya.
Vadi, Lita, Arsen dan Diana menaikkan sebelah alisnya. Darimana Ais tau?.
Lita berdiri dan mendekati ke arah anaknya itu. "Nggak kok kita gak pindah, kalo gak percaya tanya papa tuh."
"Boong." Bentak Ais lalu Ais menarik tangan Aldo menuju keluar rumah.
"Aku tau mereka semua bohong." Ais menangis begitupun dengan Aldo, wajarlah sahabat dari lahir masak harus dipisahkan begitu saja tanpa alasan yang jelas.
Keluarga Ais dan Aldo itu sedikit ada masalah, tapi bukan kedua orang tua mereka yang ada masalah. Tapi nenek dan kakek mereka yang masih dendam sampai sekarang hingga ke dendamannya itu harus di rasakan anak cucunya. Entah apa dendam yang masih di simpan antara nenek kakek mereka.
•••
Ais tetep saja menangis sejak kejadian kemaren, sedangkan mama dan papa nya tetep harus pindah rumah demi kenyamanan bersama."Ais please turutin apa kata mama dan papa kamu ikut pindah ya ke rumah baru kita." Bujuk Vadi.
Ais menggelengkan kepala, memang dia anak yang sangat keras kepala mirip dengan sifat mamanya.
"Jangan pikirin Aldo nantik kita bisa sering-sering main kesini." Tambah Lita meyakinkan anaknya itu.
Ais lari keluar rumah dan menemukan aldo. "Aldo aku gak mau pindah rumah."
"Iya please kamu jangan mau." Aldo melepaskan gelang lalu di pasangkan ke tangan Ais.
"Janji ya Pakai gelangnya jangan pernah lepas dari tanganmu, sapa tau nanti kalo kita pisah aku bisa lihat di tangan kamu. Aku sengaja beli gelang 2 satu untuk kamu satu lagi untuk aku." Aldo memeluk Ais yang masih dengan keadaan nangis.
"Iya janji."
•••
Mau gak mau Ais tetap menuruti permintaan orang tuanya itu. Dan sekarang dia menaiki mobil untuk pindah ke rumah barunya lagipun orang tua nya janji untuk sering-sering main bersama Aldo.Sementara Aldo terus mengejar mobil yang dinaiki Ais sampai Aldo jatuh dan Ais pun bisa melihat dari dalam mobil dia ingin menolong tapi dia hanya bisa bergumam maafin aku Al kamu jangan khawatir kapan-kapan kita akan ketemu lagi kok dan aku janji akan menjaga gelang ini seumur hidup.
•••
Vote+coment👌
Luv💤#13 September 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Life's Friend
Teen FictionMasa kecil? Tentu kita masih mengingatnya. Ada kejadian yang sangat indah ada juga yang buruk. Masa kecil tentu kita memiliki seorang sahabat ntah itu hewan atau sejenis manusia juga. 'aku' dan 'kamu' harus dipisahkan ketika kecil karena keegoisan...