13-🐼hujan

13 2 0
                                    

Bagian 13
•••

Jangan buat aku terulang ingat lagi tentang hujan.

Ais

Langit malam saat ini pelit. Dia tidak mau mengeluarkan bintang kecilnya yang berkelap-kelip indah di atas langit malamnya ini.

Sekarang Ais duduk di teras depan rumahnya, lampu teras yang sengaja dimatikan hanya ada cahaya yang keluar dari laptop Ais yang setengah terbuka dan cahaya bulan yang sedikit tertutup awan, buku diary yang tiap malamnya tidak pernah absen untuk diisi tentang kegiatan harinya.

Langit aku tau sebentar lagi kamu akan apa
Yaa.. lihat sebentar lagi rintikan hujan akan jatuh ke bumi
Tadinya tanah yang kering dan retak akibat panas dari matahari
Sebentar lagi? Kamu turun untuk membasahinya
Tadinya daun yang kering berwarna coklat kusam
Sebentar lagi? Daun itu akan jatuh ke bumi meninggalkan pohonnya
Tapi mohon... Tidak dengan aku
Tadinya aku senang bisa bertemu dengan kawan lamaku
Tapi tolong! Jangan buat kebahagiaan aku itu sesaat
Aku ingin bisa mengenalnya sampai nanti.

Usai menulis diary itu Ais menutup dan meletakkannya di atas meja. Dengan bersenandung kecil mengikuti irama lagu yang sengaja di stel kecil di laptopnya Ais melihat ke arah langit malam ini.

"Ciptaan Tuhan yang indah" ucap Ais menggelengkan kepalanya kagum.

"Makasih" Ucap seseorang.

Ais kaget dan langsung menoleh ke asal suara itu. "Aldo? Dari kapan disini?" Tanya Ais gugup.

"Dari tadi"

"Terus kenapa bilang makasih?"

"Kan kamu bilang ke aku?" Ucap Aldo dengan nada polosnya.

"Geer" balas Ais sedikit tersenyum kecil, dia tau Aldo sengaja mencairkan suasana malam ini.

"Jadi ga bilang ke aku ya?" Aldo menatap mata Ais dengan sedikit tatapan kecewa.

"Udah lah Al aku tau, kenapa belom tidur?"
"Pengen nunggu hujan turun"
"Ngapain?"
"Nemenin kamu"
"Buat?"
"Banya tanya"
"Aldoo ih jawab"

Tak ada respon dari Aldo, Aldo sibuk melihat kearah atas langit malam yang sebentar lagi akan hujan.

Sepi hanya ada suara angin yang lembut berlalu lalang di udara. Pada akhirnya satu tetes air hujan jatuh ke bumi. Aldo bisa melihat Ais yang tampak takut sekali ketika hujan akan turun.

"Udah ga usah takut, belajar berani"
"Hah? Aku ga takut"

Aldo kembali tak membalas ucapan Ais tadi. Lama lama hujan turun sangat lebat hingga air hujan itu mengenai buku diary Ais di meja.

Merasa melihat buku Ais basah Aldo segera mengambilnya dan tak sengaja membaca tulisan tulisan Ais tiap harinya. Dan Ais dia tak sadar dia sibuk untuk bersikap biasa saja kepada hujan di depan Aldo.

"Kawan lamaku"

Ais terbelalak kaget bagaimana bisa Aldo tau tentang itu dia menoleh ke Aldo dan mendapati temannya itu membaca tulisannya.

"Aldo kembaliin ih, ga sopan ngambil buku orang tanpa izin!" Bentak Ais dan merampas buku diary itu.

"Kawan lama siapa?"Ais sengaja tak menjawab pertanyaan Aldo.
"Jawab" ucapan Aldo mulai tadi sepertinya seperti orang yang tidak memiliki mood baik menurut Ais.

"Jawab" ucap Aldo sekali lagi dengan nada membentak.

Ais menunduk takut dan seperti tidak bisa berbicara apa apa lagi. "Kamu."

"Maaf bukan maksud gue ngebentak Lo"
"Iya"
"Makasih"
"For?"

Aldo membuka jaketnya dan memasangkannya kepada tubuh Ais. Dia tau Ais sangat Taku sama yang namanya hujan. "Gausah paksain, kedalem gue tau Lo takut"

"Belajar berani" ucap Ais.
"Gausah paksain nanti sakit"
"Ga akan."

Sunyi sepi sekali tidak ada lagi yang membuka bicara antara keduanya. Tapi lama lama Aldo bisa melihat jelas wajah Ais nampak pucat.

Aldo menarik tangan Ais dan menuntunnya masuk kerumah. "Sudah dibilangin kamu lemah kalo tentang hujan"

"Aku sudah belajar untuk tidak takut lagi Al, tapi sia sia"
"Yaudah tidur lain kali kalo hujan langsung kedalem"
"Makasih"

Aldo membalikkan badannya untuk keluar tapi "terakhir kali kita bareng hujan turun pas kita masih kecil, saat itu aku bener bener takut"
"Sampe sekarang masih takut" balas Aldo.
"Aldo kan mau belajar"
"Iyaa iya tidur udah malem, salam buat mama sama papa"
Ais hanya tersenyum mengiyakan pesan Aldo itu.

Aldo masih tetap menatap Ais, Ais juga tidak mengerti kenapa Aldo menatapnya seperti ini. "Kenapa lagi?"

"Jaketnya gamau dikembaliin ni terus pulang aku make apa"

Ais melihat kearah jaket yang dia pakai dan melepaskannya sambil mencium aroma khas tubuh Aldo. "Oh iya, sama harumnya"

Aldo menerima jaket itu. "Sama harumnya?"
"Kayak waktu kecil"

Aldo tersenyum dan putar arah untuk pulang.
"Hati hati Al"
Teriak Ais yang sama sekali tidak direspon Aldo.

Terimakasih:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Life's FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang