Pacar Halal 08

5.3K 201 3
                                    

Setelah mendapat kabar dari grup WhatsApp di kampusnya bahwa dosen yang selama ini dia kagumi kacelakaan sehabis mengajar, gadis yang memakai pasmina maroon itu langsung pergi kerumah sakit. Yah gadis itu rela meninggalkan tugas nya yang se abreg itu demi orang yang selama ini telah membuat hatinya tak karuan. Dia sadar dengan perasaan nya sendiri. Bagaimana mungkin ia menyukai dosen nya sendiri. Dan berbanding terbalik dengan dirinya. Yah dia berfikir perasaan ini salah, namun siapa yang menyangka bahwa sebuah perasaan tak ada yang dapat menyangkalnya. Terlebih setiap hari ia selalu bertemu. Dan selalu bertambah kagum dengan dosen nya itu.

Sebenarnya dia selalu menyangkal perasaan nya. Namun, semakin ia menolak perasaan itu, justru malah semakin dalam.

Dan sekarang saat Husna Mendapat kabar bahwa orang yang selama ini telah mengisi hatinya kecelakaan, ia benar benar hawatir. Takut takut sangat parah lukanya. Entah lah, Husna sendiri tak mengerti mengapa ia sampai sehawatir ini.

Setelah ia mendapat lokasi rumah sakit tempat Pak Hilmi di rawat. Husna langsung melesat pergi dengan menggunakan Taxi.

Sepanjang lorong menuju ruangan Pak Hilmi ia sangat gelisah. Antara perasaan takut, malu, hawatir, cemas, campur aduk pokoknya.
Setelah sampai di depan pintu, jantungnya berdebar tak beraturan. Tangan nya hendak mengetuk pintu namun ia urungkan. 'Lebih baik aku langsung buka aja pintunya deh. Tapi sopan gak yah?. Ah udah lakh, buka aja'

"Assalamualaikum". Husna membuka pintu dengan perlahan, ia malu. Sangat malu. Lalu memasang senyum yang indah. Begitu manis. Namun tak ada lesung terukir di sana.

"Wa alaikumussalam ". Jawab Pak Hilmi bersamaan dengan Neng Ulya.

Husna melangkahkan kakinya. Kikuk. Dan ragu. 'Apa yang harus ku lakukan sekarang?'

"Eh Husna. Dengan siapa kemari?". Hilmi memulai pembicaraan.

"Aku kesini sendirian Pak". Husna berdiri di samping Kanan Pak Hilmi. Masih dengan jantungnya yang berdebar kencang. Diam diam dia mengambil nafas dalam dalam. Lalu menghembuskan nya secara perlahan. Berharap detak jantung nya akan kembali normal.

Pak Hilmi mengerutkan dahinya"sendiri? Kamu berani? ". Hanya sebuah candaan. Namun, malah membuat Husna tambah Nervous.

"Ah bapak. Yah berani lakh. Buktinya nyampe sini kan? Lagian, aku kan bukan anak kecil yang takut di culik". Seiri ruangan tertawa. 'Ya Ampun Pak, baru kali ini aku melihat nya tertawa lebar seperti ini. Aku harap tawa ini tak cepat pudar'.

"Oh yah Husna. Kenalin ini adik saya. Yang paling manja". Husna pun menjabat kan tangan kanannya. Dan segera di terima oleh neng Ulya, Husna tersenyum. Senyum bahagia karna bisa kenal dengan adik pujaan hatinya itu. Begitu pula dengan neng Ulya yang membalas senyum Husna tak kalah manis.

"Ulya Silmi kahfah. Kak"

"Asmaul Husna".

"Jadi, kak Husna ini mahasiswinya Kak Hilmi? ". Husna pun hanya tersenyum. Entah mengapa semenjak masuk ke ruangan Hilmi, Husna hanya senyum senyum aja. Dia merasa jadi model di tv yang harus selalu tersenyum saat di hadapan kamera. Yah mungkin emang sekarang ia lagi jadi model di depan pak Hilmi dan Neng Ulya.

"Maafl loh pak. Aku kesini gak bawa apa apa. Niat nya sih tadi mau pulang dulu kerumah terus baru kerumah sakit. Tapi udahlah langsung aja. Kebetulan kan sekalian lewat juga".

"Iyah gak papa kok. Lagian disini ada Neng Ulya. Kalo saya butuh apa apa kan ada dia".
"Jadi gimana keadaan bapak sekarang? Udah baikan? ".

"Yah Alhamdulillah. Agak baikan. Sekarang kaki saya udah bisa di gerakkan".
Ingin rasanya Husna membantu merawat Pak Hilmi. Siapa yang tak hawatir jika melihat pujaan hati kita terkena musibah seperti ini? Yah walaupun dia tahu, pak Hilmi tidak halal baginya. Apa lagi Pak Hilmi dosennya dan seorang anak Kyai di daerah nya. Yah jelas malah membuat Husna semakin tak yakin untuk bersama dosennya itu.

Pacar HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang