Pacar Halal 36

8.8K 210 31
                                    

  Alvin mengejar Afirah dengan cepat. Langkah kakinya sampai harus melangkah lebar-lebar karna takut kehilangan jejaknya. Tetapi, tetap saja sosok yang dia cari tak ada di mana-mana. Matanya sudah ia edarkan ke segala arah, namun tetap nihil. Alvih sudah kehilangan jejak istrinya. Pria itu mengusap wajahnya frustasi.

"Afirah! Kamu dimana?" Alvin terus berlari mencari orang yang dicintainya itu, dan terus menengokkan kepalanya kekanan dan kekiri. "Afirahh!". Panggil nya lagi dengan nada yang agak keras.

  Tak mau menyerah, akhirnya Alvin memutuskan untuk bertanya pada pedagang yang berada di pinggir jalan itu.
"Maaf, Bu. Apa ibu melihat seorang wanita berhijab warna hijau lewat sini? Dia memakai gamis yang sama dengan warna kerudungnya".

  Pedagang itu tampak mengingat apa saja yang ia lihat "oh yang pake gamis batik hijau itu yah?". Alvin berbinar bahagia ketika pedagang itu melihat istrinya. "Iyah, Bu. Benar" sahut Alvin cepat "lalu dia kemana, Bu?" Alvin semakin penasaran.

"Tadi saya melihat nya lari kearah Barat. Dan sepertinya gadis itu sedang menangis".

"Ya sudah, Bu. Terimakasih".

"Iyah, sama-sama".

  Alvin kembali berlari kearah barat. Kali ini, ia tak akan melepaskan Afirah. Ia tak mau kehilangan Afirah lagi. Ia berjanji dalam hatinya jika ia bertemu istrinya nanti, ia akan menjelaskan semuanya. Dan setelah ini tak akan ada lagi kesalah pahaman antara dirinya dan Afirah.

   Sudah cukup ia menyakiti Afirah karna Alvin pernah meninggalkannya dulu tanpa ada kabar. Dan sekarang, ia tak akan membiarkan siapapun menyakitinya sekalipun Yasmin.

Yasmin?

   Semua ini gara-gara wanita itu! Jika saja dia tidak kembali pada kehidupanku, semuanya akan baik-baik saja!

"Afirah! Afirah! Kamu dimana?" kali ini Alvin berjalan dengan agak santai namun matanya tetap awas dan fokus untuk mencari sosok yang dicarinya. Ketika ada sebuah angkot yang berhenti tidak jauh dari tempatnya berdiri, seorang wanita berbaju batik itu masuk ke dalam angkot. Alvin paham sekali siapa wanita itu. "Afirah!". Panggil Alvin keras.

   Wanita itu tak menoleh, malah ia menutupi wajahnya dengan tas selempangnya.

   Alvin berlari. Mengejar angkot itu. Tetapi, lagi-lagi Alvin tak berhasil meraih mobil itu. Karna sudah melaju dengan cepat.

   Alvin tak mau kalah, ia segera kembali ke parkiran untuk mengambil mobilnya. Beruntung Yasmin sudah pergi dari sama. Ada sedikit kebahagian yang menyelinap di hatinya. Pria itu langsung mengegas cepat laju mobilnya. Membelah jalan raya yang kebetulan agak legang. Pria itu mengikuti mobil di depannya.

  Drt....drt....drt....

  Ponselnya bergetar beberapa kali. Tapi, Alvin tak meladeni panggilan itu. Ia masih fokus pada mobil yang di tumpangi istrinya.

  Drt....

  Kembali ponselnya bergetar, dan itu berhasil membuat Alvin semakin kesal. 'Awas saja jika yang menelpon ini Hisyam, akan ku goreng dia hingga gosong'. Alvin merogoh saku celananya, lalu melihat notif panggilan hapenya. Disana tertulis "Papa?". Tanpa pikir panjang Alvin langsung menggeser panel hijau bulat itu.
"Iyah, Pa? Ada apa?".

"Alvin! cepat ke kantor sekarang! Ada klayen yang ingin menggagalkan kerjasama dengan perusahaan kita". Kata Hafidz dari seberang telefon.

"Apa Pa? Baiklah Alvin segera kesana sekarang".

  Alvin terpaksa merbalik arah untuk menuju ke kantornya. Sebenarnya ia tak ingin kesana jika saja Papa nya tak memberitahukan masalah di kantornya itu. Ia hanya ingin mengejar Afirah dan mendekapnya erat lalu menciumnya bertubi-tubi. Agar istrinya itu percaya jika Alvin benar-benar mencintainya. Dan meyakinkan Afirah bahwa memang dialah satu-satunya perempuan yang Alvin cintai dari dulu.

Pacar HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang