Pacar Halal 04

5.9K 273 5
                                    

"Cinta itu sebuah anugerah. Jadi, bersyukurlah karna itu datang dari Yang Maha Cinta"

❤❤❤

Alhamdulillah setelah 6 tahun aku hidup di negeri orang dan satu tahun aku mengajar di pondok pesantren Qudus, akhirnya aku bisa kembali menetap di kampung halaman ku sendiri. Memang tak terasa telah 7 tahun aku jauh dari Abah dan Umi asalkan di jalani dengan hati ikhlas. Alhamdulillah juga aku bisa menyelesaikan S2 ku di Kairo dan satu tahun aku mengajar di sana, lalu aku memilih pulang ke Jawa, mencoba untuk mencari suasana baru. Jadilah aku mengajar di Qudus sekaligus aku juga menyantri di sana. Aku tak pulang kerumah setelah dari Kairoh. Karna jika aku pulang kerumah pasti akan sulit untuk pergi lagi. Abah dan Umi pasti akan melarang ku. Jadi, aku hanya pamit lewat telepon kepada Abah.

Setelah satu tahun di Qudus aku memutuskan untuk pulang saja ke tempat asal ku. Abah dan Umi pasti sangat merindukan kehadiranku. Aku ingat saat dimana aku baru satu tahun di Kairoh mereka selalu saja menanyakan kapan aku pulang. Aku jadi merasa tak tega. Padahal buka hanya aku anak mereka. Masih ada Mas Adam dan Neng Ulya adik ku yang paling manja.

Tepat pada kamis malam aku sampai di rumah. Aku tak memberi tahu pada keluargaku bahwa aku akan pulang. Aku akan membuat kejutan. Dan aku tak mau merepotkan mereka. Setelah sampai di depan rumah aku merasa tak ada yang berbeda. Semua masih sama seperti yang terakhir aku lihat. Aku mulai mengetuk pintu, tak lama kemudiyan seorang wanita berumur 52 tahun itu muncul. Dia Umi, seseorang yang paling aku rindukan.

"MasyaAllah.. Ini kamu Hilmi? ". Umi memeluk ku. Dan menciumi kedua pipiku. Aku tau mungkin karna rasa kangenya jadi seperti ini. Tapi, aku bukan anak kecil lagi.

"Assalamualaikum, mi. Iyah Umi ini Hilmi. Masa gak ngenalin sih? ".

"Wa'alaikumussalam. Ya Allah Hilmi.. Umi pangling sekali sama kamu". Sambil tanganya menggosok gosokan lengan ku. Bagaimana kabarmu? ".

"Alhamdulillah, Mi baik. Bagaimana kabar kalian semua? ". Sambil berjalan menuju ruang keluarga.

"Alhamdulillah.. Kami semua baik baik saja Hilmi. Sehat Wal Afiyat".

"Mi, kok sepi banget sih? Kemana semua?". Ini kan udah jam 10 malam".

"Iyah, Abah lagi ngisi pengajian. Mas mu lagi di pesantren masih mimpin musyawaroh". Kami duduk di sofa yang empuk. Aku benar benar sangat merindukan sofa ini. "Sedangkan adik mu dia sudah tidur".

"Kamu mau apa? Biar Umi ambilkan". Sambil beranjak dari sofa. Aku menarik tanganya dan menyuruhnya duduk kembali.

"Tak usah, Mi. Nanti biar aku ngambil sendiri aja. Tapi untuk sekarang aku cuma mau tidur. Capek banget Mi".

"Yaudah kamu cepet tidur gih. Kasian udah loyo kaya gitu. Umi mau nungguin Abah mu dulu".

"Yaudah, Mi. Aku ke atas duluan yah". Aku beranjak pergi sambil membawa barang barang ku.

***

Aku di suruh Abah untuk mengajar di madrasah karna mulai sekarang aku di tigaskan untuk menggantikan ustadz yang tak bisa mengajar. Dan akhirnya proses belajar mengajar pun selesai pada jam 3 sore. Setela menaruh buku buku di kantor aku bergegas ke rumah. Dan dari berlawanan arah aku melihat seorang gadis mungkin dia juga habis mengisi kelas. Dia berjalan dengan sambil melamun. Dan...oh ya ampun dia terpeleset. Apa dia tidak tahu kalo ada tangga yang menghubungkan latar dengan lantai atas. Atau saking asik nya melamun. Aku buru buru menolongnya. Membantunya memunguti buku buku yang berserakan.

"Lain kali kalo jalan hati hati. Jangan sambil melamun". Aku tersenyum. Menatap wajahnya yang putih. Dan menatap matanya, tampak indah dengan celak yang tebal. Subhanallah.. Sungguh bohong jika aku tak tertarik. Ku lihat dia masih muda. Mungkin seumuran dengan Neng Ulya. Astagfirullah..

"Ah yah, Terimakasih". Dia membalasnya singakat. Lalu buru buru pergi. Aku heran, ada apa denganya.

***

Aku pun menanyakan pada Abah tentang wanita itu. Dan ternyata dia sudah 6 tahun nyantri di sini. Sudah lama tapi aku baru mengetahuinya. Mungkin saat dia masuk pesantren aku sudah pergi ke kairoh. Kata Abah dia juga sudah menjadi Ustadzah disini, akupun tahu bahwa dia juga lulusan terbaik pertama di sini. Aku pun semakin menyukainya. Ya Allah.. Andai aku bisa memilikinya. Semua tentang nya aku tau dari Abah. Mulai dari keluarganya, juga alasanya untuk mengabdi di sini. Ternyata di zaman seperti ini masih ada yang mengutamakan ilmu. Dimana semua gadis di usianya yang baru menginjak dewasa suka bersenang senang dan hura hura, serta berfoya foya. Tetapi dia berbeda. Yah walaupun juga cuma anak tunggal. Aku semakin kagum padanya.

Allah... Andai aku bisa berjodoh denganya. Bolehkah aku selalu menyebut namanya dalam Alfatihah ku. Dan boleh kah aku selalu menyebut namanya dalam setiap sujud terakhirku?. Bukan kah manusia hanya bisa berdoa dan usaha sedangakan hanya Allah yang menentukan. Ya Rabbi.. Apa aku boleh memintanya untuk kau jadikan pendamping hidup ku?

Ya Rabbul'izzati.. Ma af kan hati ini. Hamba tak tahu sejak kapan menjadi seperti ini. Hamba tak tahu apa kah perasaan ini timbul karna terobsesi atau nafsu. Atau aku benar benar mencintainya karna-Mu. Tolong genggamlah hati hamda di saat mulai goyah. Tuntunlah hati hamba di saat mulai tersesat.

Aku tak mau setan menang dengan godaanya. Aku tau aku salah dengan memikirkanya. Yang jelas jelas bukan wanita halal ku.

***

"Afirah Putri. Mengapa bayang bayang mu tak bisa aku lenyapkan. Mata mu, selau membuatku berdesir".

"Ayolah Hilmi, jangan seperti ini. Bukan kah kau selalu bisa menguasai diri. Dan bersikap acuh pada lawan jenis. Lalu saat ini? ". Sisi lain hati ku mengatakan.

Aku membalikan badan ku ke sebelah kiri. Yang semula menopang kepala dengan kedua tangan sambil menatap langit langit. Lalu berusaha memejamkan mata ku. Tapi tetap saja saat aku akan tertidur bayangan matanya kembali muncul.

Aarrrggghhh.. Aku mengacak rambutku.
mengerang frustasi dan melirik jam di atas nakas. Oh tidaakk, jam 2 dini hari. Aku pun beranjak dari kasur dan mengambil air wudhu. Lalu berjalan jalan hinga merasa lelah dan akhirnya aku bisa terlelap.

***

TBC

MOHON VOTE DAN KOMENTARNYA YAH😊
cirebon, 5 syawal

malem malem apdate yaaah😊😊

Pacar HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang