"Ada masalah?" tanya Miyeon menatap Jungkook sambil meminum minuman yang ia beli di minimarket beberapa saat yang lalu.
Sekarang mereka ada di atas jembatan penyebrangan jalan. Setelah capek muter muter jalanan aja akhirnya mereka berakhir disini.
Jungkook menghela nafas dan tak mengalihkan pandangannya dari jalanan. "Iya, gue kayak ngerasa udah ngambil keputusan yang salah..?"
"Apa yang buat lo mikir itu keputusan yang salah? Selagi itu baik buat lo kenapa harus lo bilang itu keputusan yang salah?"
"Karena mungkin gue bakal nyakitin perasaan orang" ucap Jungkook.
"Harusnya elo pentingin dulu diri lo baru orang lain" ucap Miyeon.
"Sekalipun harus nyakitin orang yang gue sayang?" ucap Jungkook.
"Wait.. Ini tentang, gue..?" tanya Miyeon. Jungkook menganggukan kepalanya.
"Kenapa? Pertunangannya tetep jalan?" tanya Miyeon.
"Enggak. Bisa dibatalin" ucap Jungkook.
"So? what's the problem?" ucap Miyeon yang sekarang udah ubah posisinya menghadap Jungkook.
Bukannya menjawab pertanyaan Miyeon, Jungkook malah meluncurkan pertanyaan lain "Pernah ldr?"
Oh, gini amat cobaannya, baru juga pacaran..
"Enggak" ucap Miyeon.
"Mau pergi?" tanya Miyeon.
"Iya, bulan depan" ucap Jungkook.
Ya tuhan..
"Harus banget pergi ya? Jauh?" ucap Miyeon. Angin malam saat ini dingin tapi tidak bisa menyingkirkan rasa panas yang ada di matanya sekarang.
"Tuh kan, Ini masalahnya gue gak mau bahas sekarang.." ucap Jungkook saat melihat mata Miyeon yang sudah memerah.
"Jawab pertanyaan gue.." ucap Miyeon.
"Iya, jauh" ucap Jungkook.
Miyeon menghela nafas pelan. "30 hari yaa.. Kita manfaatin dengan baik oke..?"
"Miyeon.."
"It's okay. Emang harus pergi kan! Jangan bikin alasan gara gara gue elo gak jadi pergi. Ldr bukan berarti selesai kan?" ucap Miyeon.
"This is my first time, and maybe you too. So, kita harus semangat sampe bisa ketemu lagi!" ucap Miyeon menghapus air mata nya sendiri. Berusaha kuat walaupun hatinya sedang tak karuan saat ini. Kalau dia lemah gimana Jungkook? Miyeon cuma gak mau bikin Jungkook khawatir dan malah ganggu dia disana nanti.
"This is the reasons that's why i love you, so much.." ucap Jungkook mengelus lembut pucuk kepala pacarnya.
"Berapa lama?" tanya Miyeon.
Jungkook yang tadinya lega karena Miyeon tidak menanyakan ini mulai panik lagi.
"M-mungkin, agak lama?" ucap Jungkook. Miyeon hanya menganggukan kepalanya paham.
"Pokoknya kamu fokus aja dulu sama karier kamu nanti, perjalanan kamu sampe jadi dokter bedah masih jauh, banget. Kalo emang jodoh gak bakal kemana kan? Kita pasti bakal dipertemukan lagi entah gimana caranya" ucap Jungkook.
"Kalo ada kesempatan aku bakal sempetin waktu buat pulang, kangennya ditabung dulu ya" lanjut Jungkook.
"Jung, kalo misalnya kita putus nanti sebelum kamu balik, gimana?" tanya Miyeon tiba tiba. Padahal tadinya dia yang paling positif thingking tapi akhirnya nanya begini juga.
"Aku bakal cari kamu, dan jadiin kamu milik aku lagi" ucap Jungkook.
"Kalau disaat kamu udah nemu aku ternyata aku udah berkeluarga, gimana?" pertanyaan lebih berat dilontarkan lagi.
"Kita belum ngejalanin loh, kamu udah mikir jauh banget.." ucap Jungkook.
"Kan cuma seandainya.." ucap Miyeon.
"Ya.. Waktunya aku relain kamu pergi kan? Mungkin emang bukan aku jodohnya, atau mungkin aku nya telat..?" ucap Jungkook.
Saking seriusnya jalan pembicaraan mereka. Bahkan mereka gak sadar kalau sekarang mereka gak lagi manggil elo-gue tapi aku-kamu.
"Besok mungkin bakal ada artikel yang keluar.. Dan mungkin kamu bakal jadi bahan omongan satu sekolah" ucap Jungkook. Miyeon menganggukan kepalanya.
"Gue tau konsekuensi pacaran sama manusia macem lo" ucap Miyeon.
"IH KOK GUE ELO LAGI!? TADI UDAH BAGUS AKU KAMU!" protes Jungkook.
"Setelah gue coba, geli alay bye" ucap Miyeon.
"Emang elo doang yang begini, aneh" ucap Jungkook.
"Aneh aneh begini juga lo bucin!?" ucap Miyeon.
"Cih, liat aja nanti gue bakal bikin lo lebih bucin dari gue!" ucap Jungkook.
•••
Dan benar saja apa yang dikatakan Jungkook semalam, pagi ini ada sebuah artikel mengenai pembatalan pertunangan anak tunggal Jeon corp yang seharusnya akan berlangsung seminggu lagi. Dengan alasan sang anak yang ingin fokus dengan kariernya dan akan pergi melanjutkan pendidikannya ke kota ratu Elizabeth.
"Makan dulu, baca nanti kan bisa" ucap kak Chanyeol yang melihat Miyeon sangat fokus membaca artikel artikel itu sampai sampai menghiraukan sepiring sarapan yang sudah dingin.
"Santai aja sih, dari awal emang keliatannya mereka gak saling suka kan?" ucap kak Bogum menepuk nepuk pundak Miyeon.
"Kok gue?" ucap Miyeon berpura pura bingung.
"Gue tau lo alesan dia ngebatalin pertunangannya kan? Gue liat ya tadi malem lo bukannya masuk rumah malah pergi sama dia" ucap Bogum.
"Kebiasaan banget pasti gue gak tau, tau ah ngambek" ucap Chanyeol.
"LO AJA SEMALEM NGINEP DIRUMAH KAK BAEKHYUN YA! GUE TIMPUK NIH" kesal Miyeon yang sudah besiap siap melempar tas yang ada disebelahnya.
"Ngomong pelan kan bisa adikku.." ucap Chanyeol.
"Gak bisa kalo sama lo"
Miyeon mengecek jam yang ada di ponselnya, 15 menit lagi bel sekolah.
"KAK! ANTERIN GUE!" ucap Miyeon kepada kakak sulungnya.
"Gak bisa gue mau ke wc mules banget beneran" ucap Bogum yang langsung ngibrit ke kamar mandi.
"KAK CHAN GUE MASIH MARAH YA, TAPI SEKARANG ANTERIN GUE DULU" ucap Miyeon sambal lari ke ruang tamu buat make sepatunya.
"GAK MAU"
"PARK CHANYEOL!" saat itu juga Chanyeol langsung ngambil kunci mobilnya dan ngibrit keluar rumah buat manasin mobilnya.
...•°•...
Next?
Don't forget for Vote and Comment
❤Happy Reading❤
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend✨jjk [PROSES REVISI]
Fanfiction[My Boyfriend✨jjk] [mynpark | 2O18] Menjadi seorang pacar dari laki laki famous tentu saja hanya hayalan belaka untuk gadis yang sangat jauh dari kata famous. Yang selevel saja belum tentu bisa. Namun, apakah nasibnya akan berbeda untuk gadis cantik...