14. kejadian

2.5K 138 7
                                    

Dan aku pun kehilangan kesadaran ku

Aku membuka mataku dan mengerjap untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke mataku

Saat mata ku sudah terbuka Dengan sempurna aku melihat langit langit berwarna putih dan

"flo... " terdengar teriakan keira aku menoleh dan mendapati keira , dan semua teman teman baruku yang sudah kuanggap sahabat itu termasuk loren dkk tiba tiba keira langsung memelukku

Saat keira memelukku aku meringis kesakitan

"argh... kei lepasin sakit" ucapku sembari memegang bahu ku yang
Masih di perban karena diseret akar Semalam dan keira langsung melepas pelukannya

" aduh maaf flo kamu sih bilangnya kamu gak bakal kenapa napa tau nya kamu malah kayak gini " ucap keira sambil melihat keadaan ku saat ini

Ya keadaan ku bisa dibilang buruk perban yang tertempel di lengan,  bahu dan juga kakiku dan beberapa luka lagi

"tapi aku baik baik saja sekarang kei" ucapku ke keira dan keira hanya menghela nafas

"hei dimana thera " tabnyaku karena tidak mendapati thera diruangan ini 

"thera,maksud harimau putih yang lucu itu" ucap vadia , lucu dari mana bagiku dia tampak mengerikan 

"oh namanya thera aku sangat menyukai nya , darimana kau mendapatkannya flo aku juga mau" ucap keira dengan mata berbinar 

"bagaimana bisa keira mendapatkannya , setahuku hewan ini sangat jauh dari sini aku saja menggunkan bakat pemanggilku , aku harus menjawab apa " ucapku dalam hati 

"itu dia diluar bermain dengan sofia" ucap renza tiba tiba lalu melihat ke arah jendela yang terdapat thera dengan wujud seperti kucing dengan bulu putih halus dan tubuh yang mungil 

dan sekarang aku tahu kenapa keira dan vadia bilang kalau thera itu lucu 

"oh untunglah dia baik baik saja" ucapku lega melihat thera yang lucu dengan wujudnya seperti kucing itu

"oh iya kak Zai keadaannya gimana" ucapku lagi

"oh kak zai dia gak-" ucapan keira terpotong karena suara bantingan pintu yang keras membuat semua yang diruangan itu kaget dan mengalihkan pandangan ke arah pintu 

seorang pria dengan tubuh tinggi dan tegap yang membuatnya nampak tegas berdiri didaun pintu dengan nafas yang tidak beraturan ya itu kak zai 

"kak-" belum sempat aku berbicara kak zai memotong ucapanku 

"apa yang kamu lakukan flo lihat keadaan mu saat ini , kamu gak pa pa kan" tanya kak zai cemas dengan keadaan ku saat ini 

"aku baik baik saja lihat , ini hanya luka kecil" ucapku sambil menunjukkan luka yang ada di daerah tangankum

"kakak mohon jangan melakukan hal bodoh itu lagi , kakak takut terjadi sesuatu yang buruk lagi" ucapnya lalu menundukkan kepalanya 

"kamu satu satunya adik kakak dan bunda menitipkanmu kepada kakak , kakak takut kakak tidak bisa menepati janji itu" ucapnya lagi 

mendengar kecemasannya aku langsung tersenyum dan memegang tangan sebelah kanan kak zai 

"kakak tenang aja aku pastiin kita bisa berkumpul lagi bersama ayah dan bunda" ucapku dengan nada lembut dan dibalas dengan anggukan 

dan tiba tiba pintu terbuka menampilkan kakek 

"bagaimana keadaanmu flo" ucap kakek

"sudah membaik" ucapku apa adanya

The Magic Bracelet (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang