flora pov
"HAH!?" ucap renza kaget , yang membuatku kaget juga
"ada apa ?" tanyaku bingung
"ayo kita kejar dia " ucapnya dan berlari deluan menuju ke pintu keluar kantin
"Memangnya dia tahu orangnya yang mana?" gumamku menatapnya yang semakin jauh dengan aneh ,lalu menyusulnya
Lalu dia berhenti sedangkan aku akhirnya berhenti
dengan nafas tak beraturan
"yang mana orang nya?" tanya nya dengan wajah innocent"makanya tanya dulu sebelum pergi begitu saja" ucapku sebal , dan mengaktifkan kekuatan mata thera
"oh itu dia! " seru ku saat menemukan orang tadi , dia sedang berjalan ke arah pintu gerbang
"mana yang mana ? , dimana ? , cepat beritahu aku" ucapnya panik dan terus bertanya. , apakah kalung itu benar benar berharga?
"orang itu sedang menuju gerbang utama" ucapku menengok ke arahnya lalu tiba tiba aku dan dia sudah di taman tepatnya depan gerbang , sepertinya dia melakukan teleport
Aku mengedarkan pandanganku dan memberitahu renza siapa yang mengambil kalungnya , dan orang itu adalah pria yang tadi memungut sesuatu disebelah meja ku
"itu ? , itu kan kevin , kau yakin ,dia tidak kelihatan mencurigakan tuh" ucapnya mengangkat sebelah alisnya
Kevin ? , sepertinya aku pernah mendengar nama itu , oh iya aku ingat dia salah satu teman renza , saat bermain basket dihari pertamaku masuk
"aku benar benar yakin seratus delpan puluh lima persen, renza.. cuma kalung yang ada padanya yang cocok dengan ciri ciri kalung mu" ucapku yakin
Ia menatapku setengah percaya dan memanggil kevin "kevin!!" teriak nya , yang dipanggil pun berhenti berjalan , tetapi dia hanya diam tanpa membalikkan badannya ke arah kami
"hoi kenapa dia diam saja ?" tanya renza tetapi dia mengajak ku berbicara dengan telepati kurasa
Aku hanya mengangkat bahu tanda tak tahu
"mau mendekatinya ? " tanya renza lagi dan aku hanya mengangguk , kami berdua pun mendekati kevin , saat berada di belakangnya renza menepuk bahu kevin , sedangkan yang di tepuk tidak merespon sama sekali
Aku pun maju dan berjalan ke depan kevin
"ke.. Vin..? , kevin" ucapku ragu ragu , karena tidak ada respon , aku pun pasrah dan kembali kedekat renza"hoi , dia kenapa , dan kalau kau mau kau ambil saja dulu kalung mu " ucapku setengah berbisik ke renza
"kalungnya dimana , dia tidak memegangnya" bisik renza , kepadaku
"dia memakainya, tinggal kau lepas" ucapku santai
"bagaimana caranya , tidak mungkin aku langusng mengambil begitu saja barang yang sedang dipakai seseorang " ucapnya datar seperti biasa
"iya juga ya.." gumamku
" apa ada element yang bisa mengangkat benda ya?" batrinku dan aku teringat tulisan di buku yang berisi tentang element sihir , yang kubaca disalah satu buku perpustakaan
disitu tertulis bahwa element - element dasar itu tercipta dari imajinasi atau pikiran seseorang , misalkan element api , element api ditemukan karena pada saat itu nenek moyang di magic world membutuhkan sesuatu yang hangat sehingga terciptalah element api , ya itu yang kubaca di buku perpustakaan , memang agak aneh, tapi itu bisa dicoba juga
tapi pertanyaan nya adalah memang nya aku pernah ke perpustakaan dan membaca buku seperti itu ? , bukannya beberapa hari ini aku hanya , bertarung lalu pingsan dan bertarung lagi dan pingsan lagi , mana sempat aku ke perpustakaan
KAMU SEDANG MEMBACA
The Magic Bracelet (hiatus)
Fantasy*Ganti cover !!!!! TOLONG JANGAN DUPLIKAT / MENGCOPY CERITA INI !!! .......... Ditempat yang gelap seorang wanita muncul di hadapanku memberikanku sebuah kotak dan menghilang Hingga suatu hari kebenaran terungkap , sedikit demi sedikit selama ini...