Part 10.3

4 1 0
                                    

Beau duduk terdiam diatas ranjanganya. Kemarin malam ia menunggu panggilan atau pesan balasan dari Austin. Tapi tidak hingga pagi ini, Austin benar-benar tidak menghubunginya. Beau sudah mencoba puluhan kali atau bahkan ratusan kali, tapi Austin tetap tidak menghubunginya. Untuk pertama kalinya ia berada di posisi seperti ini dan Beau ketakutan untuk kehilangan Austin. Beau kembali mencoba menghubungi Austin, namun kembali hanya mesin penjawab yang menjawabnya.

“Kau benar-benar tidak akan menghubungiku? Aku minta maaf, jika kau menerima pesan ini segera hubungi aku as soon as posible. Love you.” Kata Beau.

Beau akhirnya bangkit dari ranjangnyan dan keluar kamar untuk menuju dapur. Beau kemudian menyeduh teh hangat. Wangi aroma teh menguar di sekitar dapur. Biasanya Austin akan masuk ke apartemennya lalu menyiapkan teh ini. Tapi kali ini Beau yang menyiapkannya sendirian. Selanjutnya Beau bersiap-siap untuk berlari pagi. Beau butuh udara segar. Dirinya kembali berlari di daerah River Swan seperti sebelumnya. Hari ini akhir pekan jadi daerah Swan River cukup ramai. Ada beberapa para orang tua yang membawa anaknya, atau beberapa pasangan yang menikmati sinar matahari pagi karena cuaca hari ini cukup hangat. Tapi tidak dengan dirinya, hatinya dirundung gelisahan karena Austin tak juga menghubunginya.

“Elena Watts?” panggil Beau pada seseorang yang berada beberapa meter di hadapannya. Ia tahu, itu adalah seseorang yang ingin ia temui, selain Ben. Orang yang di panggilnya hanya terdiam di tempatnya mematung. Tatapan mereka bertemu.

“Elena?” tanya Beau untuk mencoba mengkonfirmasi apa itu benar Elena yang ia kenal atau bukan. Beau melangkah mendekat ke arah Elena, namun Elena juga melangkah untuk menjauh.
“Beau”. Gumam Elena. Setelah merasa yakin kalau itu adalah Elenanya, Beau berlari kecil arah Elena, lalu setelahnya ia memeluk sahabantnya itu.

“Oh tuhan! Lena. Aku merindukanmu.” Kata Beau sambil terus memeluk erat Elena.

“Kapan kau ke kembali, Be?” Katanya masih dalam pelukan Beau.

“Belum lama ini.” Kembali Elena hanya membalasnya dengan senyuman hangat saat pelukan mereka benar-benar terlepas.

“Oh tuhan, Lena. Aku merindukanmu.” Beau kembali mengulang pekataannya sambil memegang bahu sahabatnya itu mencoba menatap mata Elena. Ia merindukannya. Benar-benar merindukannya. Sudah tujuh tahun ia tidak bertemu dengan Elena.
Elena terlihat tidak begitu senang bertemu dengannya, ia tahu itu. Tidak hanya Ben yang terluka karenanya, tapi Elena juga. Tujuh tahun lalu ia meninggalkan Ben dan juga Elena. Selama tujuh tahun itu juga ia tidak pernah mencoba menghubungi Elena, karena Beau tahu jika ia menghubungi Elena maka Ben akan tahu dimana ia berada.

“Kau benar-benar merindukanku, Be?”

“Iya, Len. Apa kabarmu? Juga Brian, apa kabar dirinya?” Beau mencoba mengubah arah pembicaraan mereka, karena ia tahu kemana arah pembicaraan mereka. Dan Beau tidak nyaman akan hal itu.

“Jika kau benar-benar merindukanku, lalu selama tujuh tahun ini kau kemana saja? Kau menghilang tanpa kabar apapun kepadaku. Dan kini kau tiba-tiba datang dan mengatakan kau merindukanku?” tanya Elena dengan suaranya yang bergetar.

“Aku minta maaf. Sungguh aku tidak bermaksud untuk menghilang dan tak menghubungimu sama sekali. Ada alasan dari semua itu, mengertilah.” Jelas Beau dengan suara sedikit memohon.

“Aku tahu. Karena Ben, kan? Kalau kau berfikir Ben tidak tahu kau berada dimana, kau salah Be. Dia tahu kau ada dimana selama ini, hanya saja dia tidak ingin menganggu hidupmu.” Lanjut Elena. Memang selama ini mereka semua tahu Beau berada dimana selama ini, tapi mereka semua tidak ingin mengganggu kebahagian yang sudah Beau dapatkan.

Mendengar penuturan Elena, seketika tubuh Beau menegang. Selama ini ia merasa ia sudah bersembunyi dengan sangat baik. Tapi nyatanya mereka sudah tahu dimana dirinya. Dada Beau tiba-tiba merasa sesak, ada luka yang ditorehkan dari perkataan Elena. Selama ini dirinya digerogoti oleh rasa bersalah pada semua yang ia ditinggalkan disini, tapi nyatanya teman-temannya bahkan tidak ada niatan untuk menjemputnya atau bahkan menemuinya bahkan setelah mereka mengetahui dimana ia berada.

A Good ByeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang