Satu minggu setelah sedikit perdebatan antara Elena dan Ben, Elena memang sedikit menarik diri dari Ben. Hal itu yang membuat Ben sedikit uring-uringan, sahabat terdekatnya atau mungkin orang yang ia sayanginya tidak dapat dihubungi, Ben merasa bahwa endorfinnya menghilang, kini Elena merupakan endorfin bagi dirinya. Ben kembali mencoba menghubungi Elena berkali-kali namun tidak di tanggapi oleh Elena.
“Kemana sih dia?!” ujar Ben sambil melemparkan dirinya pada sofa. Mencoba menutup matanya pagi ini karena hampir semalaman Ben tidak bisa tidur, ia butuh Elena. Namun Elena malah susah sekali dihubungi. Terdengar bunyi bel di depan rumahnya, Ben mencoba mengacuhkannya. Jika itu orang terdekatnya, mereka pasti akan langsung masuk karena mengetahui pin rumahnya. Namun bunyi bel itu terus saja mengganggu Ben. Dengan gontai Ben berjalan menuju pintu tersebut, ia sengaja tidak melihat siapa yang ada di interkom. Ben berfikir siapapun dia, hari ini dia sudah berurusan dengan orang yang salah.
“Apa?!” bentak Ben sembari membuka pintu rumahnya.
“Ben?” Panggil Elena. Ben kaget. Ia merasa sedang mimpi, orang yang ada dipikirannya kini berada di hadapannya. Dengan cepat Ben segera memeluknya. Ben menenggelamkan wajahnya pada ceruk eher Elena, menghirup aroma tubuh wanita itu. Agar ia tahu bahwa ini bukanlah mimpi atau khayalannya saja.
“Aku merindukanmu, Lena. Kemana saja sih? Susah sekali menghubungimu.” Kata Ben cepat sedangkan Elena yang mendapatkan pelukan yang tiba-tiba hanya bisa pasrah dan mematung melihat bagaiman reaksi Ben. Terdapat sedikit guratan senyum diantara mereka berdua.
Sebenarnya Elena juga merindukannya, tapi ia sedang melakukan sesuatu hal yang bisa mengembalikan kebahagiaan Ben. Ben yang masih memeluk erat Elena, merasa bahwa Elena sedang tidak sendiri. Saat Ben membuka matanya, mata Ben bertemu dengan mata seseorang. Ben mematung. Tampaklah sepasang retina Ben yang membulat sempurna saat ia bersitatap dengan pemilik manik cantik yang berdiri dibelakang Elena.
Dia Beau Blanchett. Kenapa Beau bersama Elena? Dan ke rumahnya? Lagi?Tatapan itu berbalas dua pasang manik saling mengisi rerina masing-masing. Membuat suasana sedikit canggung, juga membuat Elena turut bungkam menatap keduanya. Hingga menghela nafas saat kesadaran didapatkan si pria Perkins kembali. Ben menundukkan kepalanya lantas mengusap bagian belakang kepalanya.
“Masuk.” Titah Ben pada kedua wanita yang ada dihadapannya itu. Selanjutnya Ben menyuruh Beau untuk duduk di sofa yang berada di tengah rumah. Ia hendak pergi ke dapur untuk mengambilkan beberapa minuman untuk tamunya itu.
“Ben?” Panggil Elena. Pergerakan Ben terhenti saat wanita itu memanggilnya. Dia masih diam dalam posisi membelakangi Elena. “Are you okay?” tanya Elena lagi. Ben langsung memutar tubuhnya untuk berhadapan dengan Elena. Elena bisa melihat ada kemarahan dari ekspresi muka lelaki itu. Elena menundukkan kepalanya. Sungguh saaat ini dirinya begitu takut dengan Ben.
“Apa sih sebenarnya yang ada di otakmu itu? Dan apa maksudmu membawa tunangan orang ke rumahku, Lena?” setelahnya Ben hanya menghela nafasnya. Ia tidak bermaksud untuk mendengar jawaban dari Elena. Jadi ia memutuskan untuk pergi ke dapur. Namun pergerakannya kembali terhenti.
“Ah sebenarnya ini adalah kemauanku, Ben” Ucapan wanita bersurai panjang yang sedari tadi diusahakan oleh Ben untuk tidak ditatapnya mulai bersuara lemah dan takut-takut. Beau minta Elena untuk mengajak dirinya ke rumah Ben. Sungguh Ben tidak habis pikir dengan jalan pikiran Beau. Sebenarnya apa maunya wanita itu. Apa ia tidak menginkan Ben untuk hidup tenang.
“Kau mau kemana Lena?” tanya Ben sembari mengenggam tangan Elena erat saat Elena tiba-tiba berdiri dan hendak meninggalkan Ben dan Beau. Tanpa Ben tahu, Beau sedang menatap apa yang lelaki itu lakukan, Beau hanya bisa tertawa miris.
“Aku akan pulang.” Kata Elena sambil menatap Ben dengan senyuman hangat.
“Kita bahkan sudah seminggu tidak bertemu denganmu, Lena”
KAMU SEDANG MEMBACA
A Good Bye
RomanceSebuah cerita dimana perpisahan merupakan akhir bahagia bagi mereka semua. Cerita ini terinspirasi dari lagu Super Junior "A Good Bye".