"AAAAAA !!! Oh my God !" aku berteriak terlonjak dari kasur melihat seseorang yang tertidur di sampingku dengan wajahnya yang berhadapan dengan wajahku."Ya Tuhan ! Apa yang kau lakukan disini !" Aku melemparkan bantal tepat ke wajahnya.Harry mengerang kesakitan memegang wajahnya.Aku masih merasa kaget melihat Harry tertidur bersebelahan denganku,apa yang ia lakukan padaku ? Bagaimana ia bisa disini bersamaku ?
"Christ ! What the fuck are you doing Anna ?!" gerutu Harry padaku.Aku terdiam sejenak,mataku menelusuri seluruh isi ruangan.Tersadar bahwa ini bukanlah kamarku,ini adalah kamar Harry.Aku baru ingat semalam aku menginap disini,didalam balutan T-shirt nya Harry yang tipis dan beraroma sangat harum.
"So..rry." aku menghela nafas,"Aku kira ini kamarku." aku berjalan mengambil pakaianku dan berdiri diam.Harry hanya melihatiku kebingungan.Ku kira kita sama,tidak tahu apa yang harus di katakan.Aku melirik jam dinding sejenak,tersadar jam menunjukan jam 8.30am yang artinya aku harus berangkat kuliah.
"Gosh ! Aku ada jam kuliah.Dimana kamar mandi mu ?!" tanyaku dengan panik,Harry hanya menguap dan menggaruk kepalanya.Ia mengangkat alisnya dan tertawa kecil.
"Aku serius Harry !" ya Tuhan.Kenapa disaat seperti ini ia tetap saja mengesalkan,sangat tidak mengerti situasi.
"Kau terlihat lucu saat panik." ia tertawa menunduk dan mengibaskan rambutnya,tidak di pungkiri aku terpaku ke arah Harry karena tingkahnya.Sesaat kemudian aku menggelengkan kepalaku untuk mengenyahkan fikiranku dan cemberut kearahnya.Kenapa ia selalu senang mentertawakanku,mengesalkan.
"Harry !" aku melipat kedua tanganku di dada.
"Shit,okay-okay.Kau lupa kamar mandi dimana ?" aku teringat bahwa kamar mandi berada tepat di samping kamar Harry.
Aku segera melesat pergi dan mengganti pakaianku.Aku mencuci mukaku,wajahku terlihat kusam.Rambutku berantakan,it's gonna be bad hair day.
Aku berjalan keluar dan Harry sudah berdiri di depan pintu membuatku salah tingkah.
"Aku harus pergi,terimakasih atas tumpangannya." Harry mengangguk,"Kau mau pergi kuliah bukan ?" tanyanya padaku,"Iya." aku mencoba tidak memperhatikannya yang hanya memakai boxer.
"Kalau begitu aku juga.Tunggu aku,kita pergi bersama." Perintahnya,kenapa aku harus menghabiskan waktu lebih lama dengannya ? Ini adalah bencana.
"Aku belum membawa bukuku." aku mencoba mencari alasan untuk tidak pergi bersama dengannya.
"Kau tidak akan sampai tepat waktu jika naik bus,akan ku antarkan kau mengambil buku." ia pun menutup pintu kamar mandinya,tidak memberikan kesempatan padaku untuk membatahnya.
Aku perlahan kembali ke kamarnya Harry,kamarnya tertata rapih.Lebih rapih dari terakhir kali ku lihat.Banyak bingkai foto yang ia terlungkupkan disamping setumpuk kertas yang penuh coretan.
Ku ambil salah satu kertas kumal yang sudah teremas-remas,aku membukanya.Isinya hanyalah coretan yang tak berarti,hampir setiap orang melakukan ini jika sedang stress.Mencoret kertas dengan lirik lagu,kata-kata yang tidak tersampaikan bahkan dengan gambar.
------
"That was my fault."
"I was careless."
"She is my source of happiness."
"None of my parents give me happiness like she did."
"She's so fuckin gone nowhere ! This is over my head."
"FUCK ALL OF YOU.FUCK MY MIND.FUCK MY ADDICTED."
"WORTHLESS."
------Harry kecanduan pada apa ? apa yang dilakukan orang tuanya ? siapa perempuan yang ia maksud ? apa yang ia telah perbuat ? pertayaan-pertanyaan itu bermunculan di kepalaku.Oh,aku benci sifat keingin tahuan ku yang besar.Aku segera meremas kertas itu kembali dan menaruhnya di tempat semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirty Job
Fanfiction[MUST WATCH THE TRAILER] Harry Edward Styles,20 years old.Professional Drug Dealer. Annabelle Eirene Davisson,19 years old and Newbie stripper. It isn’t just about erotic and dirty job.This is about the tragedies and the way world treat them.I...