Aku merasakan beban diatas kepalaku.Tidak begitu berat,tapi dapat membangunkanku.Malam yang panjang aku lewati dengannya.Dengan sesuatu yang tidak pernah aku lihat sebelumnya.Dimana aku mengetahui the strongest one is the most fragile person between their friend's circle.
"Sorry,aku membangunkanmu." Harry tersontak mengangkat tangannya yang sedang mengelus kepalaku.
"It's Okay,Harry.Kau merasa lebih baik ?" tanyaku,
"Of course i'm okay.Just get me out of here." Ia berkeluh padaku.
"Yes,i think they'll let you out of here today." Aku menguap dan mengusap kedua mataku.Shit,i need more sleep really.
"Fuck,aku ingin keluar dari sini sekarang juga." Tidak lain tidak bukan,aku sudah memperkirakan lelaki keras kepala ini ingin segera pergi dari sini.
"Shut up ! Aku akan bicara dengan susternya." Aku memutarkan kedua bola mataku dan berjalan meninggalkannya keluar.
Aku berjalan dan berharap menemukan suster yang dapat memberikan informasi padaku.Tapi,tak perlu waktu lama aku menemukan suster tersebut dan langsung mengutarakan permintaan Harry.Suster tersebut tidak bisa memberi keputusan dan ia juga berkata akan mempertemukan dokter tersebut dengan Harry.
Aku kembali ke kamar rawat Harry dengan tatapan bosan dari wajahnya.
"Apa yang mereka katakan ?" tanyanya,
"Mereka akan datang kesini." Aku menghela nafas.
Aku berjalan menghampirinya dan duduk tepat disampingnya,menopang daguku dengan siku yang berada dikasurnya sebagai penopangnya.Sayu-sayu mataku memberat.Tapi,aku mencoba untuk tetap bangun.
"Kau terlihat lelah,Ann.Tidurlah." sahut Harry yang membuatku memandang ke arahnya.
Yes.I want to sleep but i can't because you are already awake.
"No.I'm okay." Aku menyunggingkan senyum tipis penuh kebohongan.
Mataku yang sudah tidak sepenuhnya awas,menjelajahi seluruh wajah hingga tato-tato yang terekspos di tangannya.Selalu,tato berbentuk jagkar itu menarik perhatianku.Karena,seuntai gelang tebal menyelimuti sebagian jangkar dan Harry tidak pernah melepas gelang itu.Sekalipun saat ia berada di Zeta.
"Blodyhell.Apa kau memang suka mempelajari seseorang Anna ?" Sepertinya Harry menangkap apa yang sedang aku lihat dan aku fikirkan.
"Gosh.Lupakan." Aku hanya menggeram kesal menanggapinya.
Keheningan terjadi antara kami.Entah kenapa sepertinya sekarang aku sudah terbiasa dengan situasi seperti ini.Sesekali aku menguap dan menutup mataku dengan kedua tanganku.Ini jam 9 pagi dan aku baru tidur 3jam setelah mengurus semua keperluan Harry bersama Niall.
Shit,Niall.
Aku baru teringat hari ini adalah hari besarnya.Niall's 22nd Birthday ! Seberapa bodohnya aku melupakan ulang tahunnya.Bahkan tadi saat ia izin pulang padaku untuk mengambil perlengkapannya dan memintaku untuk menunggunya kembali kesini,aku sama sekali tidak mengucapkan apapun.Aku bertingkah seakan-akan tidak ada apa-apa hari ini.
"Something wrecked your mind,huh ?" Suara beratnya menyahutiku.
"Huft,it's Niall's day,Harry." Aku menghela nafas.
Harry melihatku menaiki salah satu alisnya.Membuatku menatap sinis padanya,kemudian ia mentertawaiku.Lesung pipinya,tergambar jelas saat ia mencoba memberhentikan tawanya.He's crazy as fuck.
"Get a life,Harry !" kataku dengan muak.
"So what ? Kau mau berbuat apa kalau hari ini ulang tahunnya ? Hadiah ? Ucapan ? He's already adult,not a kiddo." Ia terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirty Job
Fanfiction[MUST WATCH THE TRAILER] Harry Edward Styles,20 years old.Professional Drug Dealer. Annabelle Eirene Davisson,19 years old and Newbie stripper. It isn’t just about erotic and dirty job.This is about the tragedies and the way world treat them.I...