Malam berganti malam.Aku tidak percaya,aku sudah melewati 5 hari dengan menjenguk Harry ke Zeta hanya untuk memastikan ia sudah meminum obatnya.Aku seharusnya membencinya lebih dari apapun karena Harry.Iya,Harry.That asshole took my virginity away.Tapi,aku hanya tidak bisa meski aku sebenarnya tidak menginginkan ini.
"Hampir 102 Farenheit." Aku menunjukan angka tersebut pada Harry.
"Fuck.Aku tidak tahu harus sampai kapan di baby sitting denganmu." Ia memutar kedua bola matanya.
"Ini minum paracematol-nya.Itu akan meredakan sakit kepala dan panas badanmu."
"Yes,mam."
Aku melihat keluar jendela yang berair.Aku tersadar tenyata diluar sana hujan besar.Berjalannya musim gugur yang mendekati musim dingin.I'm sure for God's sake udara diluar sana sangat dingin dan membuat bibirku kembali membiru karena udara yang tajam untuk dihirup.
"Anna." Ia memandang dalam kedua mataku dan aku hanya mengangguk menanggapinya.
"Kenapa kau melakukan ini semua untukku ?" Tanyanya,
"Terkadang berbuat baik akan membuatmu merasa lebih baik dan kau bilang kau mau berteman denganku ? Its All im looking for,for friend here.Even you are fucked up everything." Aku memutar kedua mataku sambil tekekeh memandang matanya yang tidak begitu mengerti tujuan apa yang ku maksud.
"Kau akan tetap disini bukan ?" tanyanya, "Di luar sana hujan."
"Aku akan tetap pulang." Aku tidak mau berbagi kasur dengan Harry yang terlihat awkward.
"Oh,hell no Anna."
"Hey,ini bukan pertama kali aku menembus hujan deras seperti itu." Aku mengingatkannya dan ia terkekeh kesal.
"Iya,kau bukan pertama kali nya untuk menembus hujan deras dengan berakhir kendinginan dengan bibir dan badanmu yang membiru." Dadaku sakit dibuatnya.Tidak ada kata-kata yang bisa ku keluarkan hanya diam tanpa kata.
"I'm going to stay with Niall." Aku memberitahunya dengan suara lelah menanggapinya.
"Tidak.Kau disini,bersamaku.Sharing this fucking tiny bed,because Niall doesn't need your help like i do." What ? Apa katanya ? Tiny bed ? This is tiny for him ? Sementara aku hanya dengan kasur berukuran lebih kecil yang benar-benar hanya cukup untuk dua orang dan terkadang sempit.
"Tapi,kurasa aku akan pulang.Aku akan bertemu Niall sebentar." Aku meninggalkannya begitu saja menuju kamar Niall.
***
"Niall,kau ada di dalam ?" ku ketuk pintunya perlahan.
"Iya,masuk saja." Ia menjawabku.
Aku perlahan berjalan masuk ke dalam dan melihat Niall yang sedang berhadapan dengan Laptopnya berserta Nandos kesukaannya yang hampir habis.Aku tidak mengetahui Niall memakai kacamata,tapi jujur saja kacamata itu sangat cocok untuknya.Full frame hitam ditambah rambut dirty blonde nya yang sangat mendukung.
"Niall,kau sedang sibuk ?" Aku duduk di atas kasur tepat dipinggirannya.
"Tidak.Ada apa ?" Ia memutarkan kursinya ke arahku.
"Well,diluar sana hujan.Bisa kau mengantarkanku pulang ? Atau kalau kau tidak bisa,tidak apa-apa." Aku tersenyum padanya.
"Hey,memangnya kita baru kenal ? It's okay.Biarkan aku menyelsaikan makananku dulu." Mata biru teduhnya menatapku dan memberikan kedipan yang membuatku ingin mencubit perutnya.
"Omong-omong sejak hubunganmu dengan Harry membaik aku tidak pernah melihatnya mabuk yang terlewat parah sampai ia bisa-bisa tidak bangun seharian." Aku tidak percaya mendengar ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirty Job
Fanfiction[MUST WATCH THE TRAILER] Harry Edward Styles,20 years old.Professional Drug Dealer. Annabelle Eirene Davisson,19 years old and Newbie stripper. It isn’t just about erotic and dirty job.This is about the tragedies and the way world treat them.I...