Chapter 15

13.4K 757 71
                                    


Aku belum bisa tidur nyenyak sejak malam itu.Aku berfikir untuk mengunjungi makam Dad di Liverpool.Tapi,aku butuh sekitar 4 jam lebih untuk sampai kesana.Sayangnya,aku harus berkerja dan kuliah.Aku berharap setidaknya semester ini GPA ku 3.5+ agar aku bisa segera mendapatkan intership and leave this fuckin worthless job.

Aku berjalan di koridor UOG yang ramai,terlintas di fikiranku tentang Niall.Sudah beberapa hari ini sejak pesta di rumah Louis,aku tidak berjumpa dengannya.Aku ingin sekali melepas penat bersamanya,even he is outspoken.

To : Niall

Hey,bisa kita bertemu ? Long time no see by the way.

Praise the Lord,Niall tak lama membalas pesanku.

Drrt..Drrt...

From : Niall

Go to the nandos restaurant now and you'll find me.

Nandos Restaurant tidak berada jauh dari kelas ku.kelas akan di mulai jam 9 dan ini masih jam 8.30 am.Aku masih mempunyai waktu yang cukup untuk bertemu dengan Niall.

Aku memasuki restaurant cepat saji yang ramai dengan orang-orang yang berburu sarapan.Aku menghampiri Niall yang sedang lahap memakan nandosnya.

"Hey." aku menyentuh pundaknya.

"Kaou dawthang sendhiwri ?" mulutnya yang penuh nandos membuat bicaranya tidak jelas.

"Telan dulu." aku menyodorkan gelas minumannya kepada nya.

"So,kau datang sendiri ?" tanyanya,

"Yep,sendiri.Memangnya dengan siapa lagi ?" tanyaku.

"Mungkin saja Harry atau Liam ? kau terlihat dekat dengan salah satu dari mereka." Niall menggodaku.

"Goddamn Horan." aku memutarkan bola mataku.

"No,just teasing." Ia tertawa kecil kearahku.

Aku berbicara tentang beberapa kegiatan di UOG yang menarik.Aku membicarakan intership dengan Niall,ia sedang menjalankan intership di sebuah perusahaan musik di London.Aku tertarik dengan dunia fotografi dan design,mungkin aku akan mengambil intership di perusahaan design atau menjadi fotografer lepas.

"Kau akan datang ke ulangtahunnya Liam kan ?" tanya Niall padaku.

"W-hat?" spontaku.Aku lupa besok adalah hari ulangtahun Liam,yang berarti hari terakhir perjanjianku dengan Harry.

Aku tidak tahu,perasaan aneh berkecamuk di hatiku.Seperti akan ada yang hilang,tapi tidak tahu itu apa.Aku berusaha menghiraukannya dan menunjukan wajah tidak bingung pada Niall.

"Kau pasti di undangkan ?" Niall menaikan alisnya.Of Course,yes.Liam mengundangku tapi,aku belum mendapatkan kado untuknya.

Dan ini semua membuatku teringat ulangtahun Thalia 3hari lagi.

"Gosh.Niall,kau bisa menemaniku mencari hadiah untuk Liam ?" tanyaku,

"Ah,sorry.Aku harus berkerja hari ini untuk menggantikan hari besok yang akan ku pakai." Ia menggaruk lehernya.

Damn.Damn.Damn.

Aku bukanlah orang yang baik untuk mencari hadiah dan sekalipun aku ingin memberikannya hadiah yang berkesan,aku tidak punya banyak uang untuk membelinya.

"Kalau begitu,kau bisa menyarankan hadiahnya ?" tanyaku dengan gelisah.

"Uhm.Liam itu senang mengoleksi headphone.Mungkin kau bisa mencari headphone ?" Niall memberikan saran.Aku hanya mengangguk dan sangat menerima saran yang diberikan Niall.

Dirty JobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang