Chapter 11

14.3K 773 28
                                    


Udara pagi yang dingin membuatku terbangun.Aku kembali mengigil kedinginan,tidak kusadari semalaman Harry menggenggam tanganku.Aku pun memandangi tanganku,perlahan melepaskan dari genggaman tangannya dan perlahan memperhatikan wajah tidurnya.Memang bukan sekali aku melihatnya tertidur lelap.Rambutnya yang keriting menutupi sebagian wajahnya,membuatku ingin menyeka rambutnya agar aku dapat melihat jelas wajahnya.

Aku merogoh jaket yang kupakai,mencari Handphone.Tapi yang kutemukan hanyalah sekotak serbuk aneh yang tidak pernah ku lihat sebelumnya.Baunya sedikit menyengat dan tertulis di atasnya "Import Mexico."

"Fuck Anna,selalu saja." Gerutunya sambil menyeka rambutnya yang berantakan.Aku tidak menyadari dirinya yang sudah bangun.

"Ti-tidak.Uhm,aku tidak sengaja menemukannya." akupun salah tingkah memegang kotak tersebut.

"Benda di tanganmu itu bernilai ratusan ribu pounds,Anna." ia merebutnya dan memasukan ke saku celananya.

"Kau dealer ganja kan ?" aku menutup mulutku,tak sengaja aku mengucapkan pertanyaan itu.

"Darimana kau tahu itu ?"

"Tidak penting aku tahu darimana." Aku berusaha tidak memandang wajahnya,aku tidak pintar berbohong saat panik.

Seketika ia memegang wajahku,tepat dirahangku dan menhadapkan wajahku ke wajahnya.Ia memandangku penuh kesal dan sangat kasar.Seumur hidupku belum ada lelaki yang memperlakukan ku seperti ini.

"Jaga bicaramu." tekannya.

"Harry,kau memegang rahasiaku dan aku memegang rahasiamu.Apa bedanya kau denganku?" Aku tertawa meledeknya kesal.Aku melihat rahangnya mengeras dan tatapannya yang dalam kearahku.Aku bergetar ketakutan,aku tidak bisa kabur darinya.

"Ya.Memang aku kotor.Tapi,aku tidak sok suci sepertimu.Munafik." Kata-katanya keluar begitu saja dari mulutnya.Membuat paru-paruku memanas dan kemudian membuatku sulit bernafas.Aku tidak boleh menangis di depannya.Kenapa ia dengan begitu mudah menyakitiku ? Aku harus kuat.

Ia melepaskan tangannya dari rahangku dan ia menyembunyikan wajahnya di kedua tangannya.Tak sadar,air mata membasahi pipiku.Aku tidak suka di perlakukan secara kasar seperti ini.Akupun menunduk,membiarkan air mata ku mengalir begitu saja.Sepertinya,saat inilah aku harus menyerah.

"Aku tidak bermaksud kasar padamu." Aku mendengar suaranya melunak.Tapi aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas,mataku berair dan akupun masih menunduk agar ia tidak bisa melihatku menangis.

"Goddamn.Jangan menangis.Aku tidak bisa melihat perempuan sepertimu menangis." ia menggerutu pada dirinya,tapi jangan salah.Aku dapat mendengar perkataannya.Akupun segera menyeka air mataku dan menghela nafas agar terasa lega di dadaku.

"Jangan menunduk terus,nanti kepalamu bisa copot." aku menahan tawa melihat ekspresinya yang menunjukan rasa bersalah padaku tapi,ia berusaha menutupinya.

"Sebentar lagi kita keluar.Akan ku antarkan kau pulang." Ia mencoba membayar kesalahannya padaku.Entah kenapa ia bisa cepat sekali meredam emosinya,apakah itu salah satu ke spesialan darinya ?

Taklama,bianglala beralih turun.Sesampainya aku di bawah,Harry dengan mudah menggandengku dan ia mengedipkan petugasnya.Sang petugaspun mengedipinya kembali.Aku tertunduk malu,dilihati orang yang mengantri pada bianglala ini.

Kali ini Harry membawa mobil,mobil Range Rover nya.Aku merasa lega,karena aku tidak perlu menahan dinginnya udara pagi di kota London.Aku segera naik kedalam mobilnya,selama di perjalanan tidak ada satu katapun di ucapkan.Aku hanya melihati jalanan dan Harry hanya memutar lagu club yang membuat ku pusing mendengarnya di pagi hari.

Dirty JobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang