5. Love or Obsession

2.8K 165 10
                                    

"Eungh.."

Veranda melenguh, merasakan sakit disekujur tubuhnya. Matanya membulat saat melihat Keynal menatapnya tajam dan lekat. Spontan ditariknya cepat selimut yang tadi menutupinya hingga sebatas leher. Menampakkan kecemasan kalau-kalau tubuhnya terlihat oleh Keynal.

"Apa.. apa yang kamu lakukan disini? Aku.. aku dimana?" tanyanya terbata.

Keynal, menghela nafas setelah acara melototi Veranda usai. Dia perlahan bangkit, mencoba mendekati Veranda yang malah menjauhkan dirinya.

Keynal mendengus kesal, menempelkan dengan cepat telapak tangannya di dahi indah Veranda. Menghembuskan nafas lega setelahnya.

"Syukurlah demam nya udah turun" suara lembut Keynal membuat Veranda tertegun. Veranda menatap bingung Keynal yang tampak membereskan beberapa kompres dan alat-alat untuk orang yang tengah sakit. Keynal lalu menaruhnya diatas nakas, duduk di kursi berbeludru merah hati di sisi ranjang. Menatap lekat Veranda hingga Veranfa risih sendiri.

"Kenapa?" tanyanya tak nyaman.

Keynal masih diam, namun sedetik kemudian senyum dengan seringaian liciknya hadir. "Sudah puas bermainnya sayang?"

"A.. apa?" Veranda langsung dilanda kegugupan mendengarnya. Keynal pasti ingin membahas tentang kaburnya dia dari perjanjian.

"Aku.. aku gak ngerti"

"Oh, jangan terlalu serius sayang. Aku gak akan ngelarang kamu. Aku anggap itu sebagai hadiah sebelum pernikahan kita"

Veranda menelan salivanya pelan hingga tenggorokannya terasa nyeri sendiri. "Maksud.. maksud kamu? Kita akan menikah?"

"Tentu! Perjanjiannya belum berakhir sayang"

"Tapi aku.."

Keynal tertawa, menatap remeh Veranda dari sorot mata tajamnya. "Kamu bahkan gak bisa meninggalkan Indonesia dengan mudah. Karena apa? Karena kamu lahir dan besar disini. Darahmu telah menyatu dengan negara ini. Pada akhirnya kemanapun kamu pergi, tetap kamu ingin kembali kesini. Jadi.. ada baiknya kamu duduk manis dan menikmati harimu disini"

Verana terdiam. Bukan karena kesal akan ucapan Keynal, melainkan terperangah karena Keynal terlalu luar biasa. Darimana dia tahu hal itu?

Veranda berusaha sangat keras untuk mengenyahkan rasa rindu yang mungkin akan muncul sewaktu-waktu selama dijalan. Tapi nihil. Veranda tak mau meninggalkan Indonesia begitu saja. Ada begitu banyak kenangan yang terjadi disini. Ayahnya, ibunya, kakaknya, Melody... semua itu membuatnya tak bisa lepas dari negara ini.

Veranda masih terdiam ketika sebuah usapan lembut hadir di kepalanya. Begitu hangat dan nyaman hingga dia hanya melongo saja saat Keynal menyentuh surai coklatnya dengan penuh kasih sayang.

"Jangan lakukan itu lagi. Jangan membuat aku jadi seperti orang gila, Veranda. Aku mencintaimu, percayalah" suara Keynal terdengar lembut, wajahnya pun penuh kehangatan. Membuat otak Veranda semakin melilit. Dia tulus atau hanya akting? Setahu Veranda, Keynal adalah pribadi yang keras dan pemaksa. Dia selalu membuatnya muak dengan segala intimidasi yang dia lancarkan. Tapi kini? Membingungkan.

"Kamu hanya terobsesi sama aku!" elaknya dengan wajah cemberut.

"Astaga sayang.." Keynal nampak duduk dan berlutut, memasang wajah dengan ekspresi paling menderita yang pernah ada. Meraih tangan Veranda dalam genggaman hangatnya. "Aku cinta kamu. Bisakah kamu bisa melihat cintaku? Aku sayang kamu Veranda. Mungkin kamu kira aku hanya main-main karena caraku terbilang salah, tapi sungguh aku gak ada niat selain serius berhubungan dengan kamu" lanjutnya lantas membungkam Veranda.

Love Or Obsession 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang