10. Love Or Obsession

1.9K 146 23
                                    

Veranda terus tertunduk dibarengi isakan-isakan kecil dari bibir mungilnya. Meracau tak jelas berulang kali. Berharap hal itu dapat menenangkan hatinya saat ini.

Suaminya orang yang kuat. Keynal bukanlah seorang pengecut. Dia takkan berani meninggalkannya setelah berhasil mencuri hatinya. Keynal tak akan pernah rela jika itu benar terjadi.

“Aku mencintaimu Key… karena itu berjuang dan bertahanlah” gumamnya dengan raut menyesal.

Menyesal? Ya, dia menyesal.

Andai saja dia mendengarkan dulu semua penjelasan dari Keynal, pastilah hal ini takkan terjadi. Mereka mungkin masih damai bersama canda dan tawa yang menghiasi hari-hari bulan madu mereka tapi kini yang terjadi malah sebaliknya. Sejenak, Veranda merutuki kekeras kepalaannya dalam menanggapi semua hal tentang Keynal. Kini dia mengaku, dia terlalu mudah menjudge Keynal. Dan Veranda baru sadar, betapa tak peka dan kurangnya pemahaman yang dia miliki menyangkut Keynal. Sementara Keynal selalu mengerti dan mengetahui seluk beluk tentang dirinya. Ironis sekali.

“Ve…”

Suara itu membuat Veranda menegakkan kepalanya. Menoleh cepat dengan ekspresi kaget manakala didapatinya wajah ayu Melody kini nampak menatap sendu dirinya. Berdiri disampingnya… Lidyo?

“Melody…” gumamnya tak percaya lalu spontan berdiri. “Kenapa kamu…”

Melody tersenyum lembut, Melody menarik nafas sejenak sebelum akhirnya menceritakan kenapa dia bisa ada disini yang sesekali ditimpali oleh Dyo.

Veramda terdiam, menghela nafas dan kembali didera penyesalan.

“Jadi aku benar-benar salah paham?”

“Iya, maafkan sepupuku Veranda. Dia memang agak sedikit gila jika menyangkut cinta. Maklum, dulu saat kuliah hanya Keynal yang mau jadi temannya karena dia orang yang tertutup. Aku sebenarnya kurang menyukai Keynal karena aku tahu maksudnya mendekati Naomi adalah untuk memanfaatkannya. Tapi aku lebih tak suka jika Naomi berani mengusik rumah tangga kalian. Karena itu, tolong maafkan dia”

Airmata Veranda kembali mengalir deras. Sungguh, kini dia benar-benar seperti orang bodoh!

Ibarat orang buta yang baru melihat dunia.

Ibarat si tuli yang bisa mendengar.

Ibarat si bisu yang mulai bisa berkata.

Veranda ternyata lumpuh dalam hal hati dan jiwa!

Dia terlalu pongah untuk sekedar menerima pernyataan. Dia terlalu terbawa perasaan untuk tak mendengar apapun yang keluar dari mulut Keynal. Intinya, Veranda terlalu menyebalkan.

“Kami tadi gak sengaja melihat keramaian di dekat taman . Saat kami bertanya ada kejadian apa, mereka bilang ada orang Asia yang kecelakaan. Aku menduga itu kamu karena saat kami ke hotel kalian gak ada” ucap Melody menyentakkan Veranda dari pikirannya sendiri.

“Ve!”

Veranda nampak lemas seketika. Dunianya terasa runtuh dan gelap seketika. Dia terlalu berat untuk menanggung beban berat seperti ini. Kesadarannya telah terengut manakala dia akhirnya jatuh perlahan. Veranda pingsan.

⭐⭐⭐

“Veranda.. kamu udah sadar?”

Veranda perlahan membuka matanya. Merasakan pening yang langsung mendera urat syarafnya. Membuatnya harus terbaring sejenak untuk menstabilkan pandangannya.

Veranda beranjak cepat. Panik seketika saat sadar kalau dia bukan berada di depan UGD, tempat dimana suaminya berada sekarang.

“Keynal…” ucapnya sembari mulai turun dari ranjangnya meski pusing menerpanya.

Seketika raut wajah Melody mengeras. Begitu juga Dyo. Mereka berpandangan sejenak lalu menatap sedih Veranda.

“Ve…”

“Apa? Kenapa wajahmu begitu?” tanya Veranda heran melihat perubahan sendu di wajah Melody.

“Suamimu… telah meninggal. Dokter telah mengumumkan kematiannya tadi” jawab Melody pelan meski sempat ragu.

“APA?!”

“Aku turut berduka cita Ve..” timpal Dyo dengan raut penuh keprihatin.

“Tidak! Tidak mungkin! Keynal gak mungkin meninggal! Dia mencintaiku, dia gak mungkin tega meninggalkan aku! Aku gak percaya!!” teriak Veranda histeris sembari bercucuran airmata.

Dyo dan Veranda kembali berpandangan, lalu menghela nafas berat.

“Dimana suamiku? Dimana dia?!”

“Dia… akan dipindahkan ke ruang mayat” jawab Melody dengan nada sedih.

Saat itu juga Veranda langsung berlari keluar dari ruang rawat tersebut. Seperti orang gila, dia terus berlari dan mencari keberadaan jasad suaminya. Tidak, dia bahkan belum sepenuhnya percaya ucapan Melody dan Dyo.

Keynal pasti masih hidup. Dia tak mungkin tega meninggalkannya!

Tapi semua harapannya hancur sudah manakala dilihatnya dari ruang UGD, beberapa petugas tampak keluar dan mendorong sebuah ranjang dengan seseorang yang terbaring dan tertutupi kain putih.

Hatinya mencelos seketika. Veranda langsung berlari dan menghadang mereka.

“Tunggu, biarkan aku memastikan apakah dia suamiku atau bukan!” cegatnya.

“Maaf nona, kami harus segera membawanya ke ruang mayat” ujar salah satu petugas tersebut.

“Tidak!” dengan sigap Veranda membuka kain putih tersebut. Matanya membulat saat melihat sosok Keynal yang telah terbujur kaku dengan mata tertutup dibaliknya.

Veranda menghela nafas berkali-kali sebelum akhirnya tangisnya pecah.

“TIDAAAAAAAAK!” teriaknya histeris.

END

Finally akhirnya selesai.

Sad ending dan gantung.
perpaduan yang sempurna :v

Jangan lupa follow @vampirele

Gomawo 💕

























































































Love Or Obsession 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang