Setelah 8 jam berada di atas awan, akhirnya, pesawat yang kami tumpangi, mendarat di kota 1000 pohon. Begitulah julukan orang-orang menyebut kota ini.
Saat pertama kali kakiku melangkah keluar dari pesawat, angin bertiup lembut membelai rambutku, dan membawa aroma yang terasa segar.
Mataku terpejam sejenak, menghirup udara yang begitu terasa hijau ini. Benar kata mereka, kota 1000 pohon terasa sangat cocok untuk kota ini, pikirku.~~~
Dari bandara, kami langsung menuju ke bagian barat dari kota ini. Menggunakan, mobil yang telah di pesan ibu, untuk menjemput kami di bandara.
butuh waktu sekitar 2 jam menuju ke tempat yang akan menjadi tempat tinggal kami nanti.
Namun rasa letih yang kurasakan, sedikit terbayar dengan melihat pemandangan melalui kaca jendela mobil.
Sangat indah dan terasa damai, orang-orang berlalu lalang menjalankan aktivitas mereka."Ibu, kenapa kita tidak tinggal di kota saja? Lihatlah gedung perpustakaan di sini sangat besar. Orang-orangnya pun terlihat sangat ramah, pasti akan sangat menyenangkan tinggal disini," ucap Kakak seraya menikmati pemandangan di luar jendela mobil.
"Ya, ibu tahu. Sangat indah, bukan? Kita akan tinggal di desa, namun percaya ibu di desa jauh lebih indah dan terasa nyaman. Di desa juga ada perpustakaan walau tidak sebesar yang ada di kota. Nanti kalau kamu ingin ke kota kamu bisa naik kereta, hanya butuh waktu 1jam perjalanan." Ucap ibu sambil tersenyum.
Ya, kakak benar. Kota ini sangat indah, namun perkataan ibu juga benar. Mungkin tinggal di desa akan jauh lebih nyaman, aku juga berharap tidak akan ada orang, yang melihatku sebagai gadis yang aneh, dan berbeda dari gadis lainnya, batinku.
~~~
2jam perjalanan menuju desa terasa sangat singkat, mungkin dikarenakan pemandangan yang disuguhi sungguhlah indah. Mobil yang kami tumpangi memasuki wilayah pemukiman penduduk yang bertuliskan Cartwheel Hill.
Kesan pertama yang kurasakan saat melihat desa ini, hanyalah terasa hijau, segar, nyaman dan damai.Dan akhirnya mobil yang kami tumpangi akhirnya berhenti di depan rumah tua bergaya *vintage bercat putih.
Rumah itu dikelilingi halaman luas yang terdapat berbagai tanaman hijau.Kemudian ibu berterima kasih kepada Bapak sopir yang telah mengantar kami.
Beliau memang sangat baik dan ramah. Bahkan, laki-laki berperawakan seperti berumur 50 tahun itu membantu kami menurunkan barang-barang dari mobil."Rumah yang indah, bukan? Apa kau mempunyai pikiran, yang sama denganku?" Kakak bertanya, sembari melihat dengan rasa takjub rumah yang akan kami tinggali.
Aku mengangguk setuju. "Ya.. aku menyukainya. desa Cartwheel yang indah."
"Bagaimana kau bisa tau nama desa ini?", tanya kakak, dengan wajah bingung.
"Aku melihat di papan bertuliskan Cartwheel Hill saat kita akan memasuki pemukiman."
Ibu tiba-tiba, menimpali percakapan kami.
"Sudah lama sekali ibu tidak melihat rumah ini, seketika ingatan ibu terasa segar. Dulu, ibu sering sekali membantu menanam bunga bersama nenek kalian. Mungkin, jika nenek masih hidup saat kita datang dia akan memberikan sambutan buket bunga yang dia rangkai sendiri. Ibu tahu kalian pasti akan menyukai tempat ini, ya sudah kalau begitu ayo bantu ibu mengangkat barang-barang ini masuk."~~~
Setelah membantu ibu membereskan rumah, dan menyusun barang-barang.
Akupun pergi ke kamarku, yang berada di loteng, untuk beristirahat sejenak. Dan membaringkan tubuhku di atas kasur."Zihan, Gea, turunlah. Ibu sudah menyiapkan makan malam,ibu yakin pasti kalian sangat lapar", Namun tidak lama aku berbaring, ibu memanggil aku dan kakak, untuk makan malam.
------
To be Continued
Just info;
*vintage, umumnya merujuk pada sesuatu yang lama atau sesuatu yang memiliki usia yang sudah tua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Im I Demented
FantasySejak kecil bahkan sekarang mereka selalu menertawakanku. Entah apa yang mereka tertawakan. Mereka yang tak mengenal diriku sebenarnya. Yang mereka tahu dari diriku hanyalah seorang gadis belia aneh, dan berbeda dari gadis lainnya. Aku memang berb...