Train

26 4 2
                                    

Aku berjalan menembus embun pagi yang terasa begitu sejuk ini,
Ku langkahkan kaki ku dengan ringan menuju stasiun kereta,
untuk berangkat menuju sekolah dengan penuh semangat,
entah apa yang membuat perasaan ku hari ini begitu semangat bahkan terkesan bahagia.

padahal selama ini, aku tidak pernah menyukai sekolah, bukan pelajaran atau sekolahnya yang tidak kususukai, namun yang membuatku tidak menyukai sekolah ialah keramaian dan orang-orang yang melihatku dengan tatapan yang begitu aneh.
Dan anehnya, hari ini mengapa aku begitu semangat menuju sekolah.

Sudah lama sekali aku tidak pernah merasa sebahagia ini, sepertinya ada yang salah denganku, bahkan semalam aku tidur dengan begitu nyaman, sepertinya hari ini mood ku benar-benar bagus. dan ku harap tidak ada yang merusak mood ku hari ini, batinku.

~~~
Di tengah perjalanan menuju stasiun, tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara yang memanggilku
"Heii Zihan!, pangil suara itu, yang membuat langkah kakiku seketika terhenti.

akupun mencari-cari dari mana asal suara itu,
"Heiii, aku disini" panggil suara itu lagi, dan ternyata suara itu berasal dari rumah bertingkat tiga yang berada di sebelah kanan jalanku,

dari balik jendela lantai kedua, rumah bertingkat tiga itu.
ku lihat pemuda yang bernama Arsinoe itu sedang melambaikan tangannya kearahku dengan senyuman tipisnya, Yang Membuatku sedikit terkejut dan mengernyitkan keningku.

Apa lagi yang dia inginkan dariku, pikirku.

"Ada apa?" Jawabku singkat dengan wajah yang datar.
"Kamu mau kemana?" Tanya nya yang tidak berfaedah itu, membuatku memutarkan kedua bola mataku dengan malas,
"Apa kau tidak melihat aku memakai seragam" jawabku malas.
Dan hanya ia jawab dengan kekehan khasnya itu, yang membuatku menatapnya semakin datar, dan langsung pergi meninggalkan pemuda itu.
"Heii!, kamu mau kemana?, tunggu aku", jeritnya padaku, namun tidak kupedulikan.

~~~
Setelah berjalan melewati beberapa rumah penduduk dan juga beberapa perternakan dan perkebunan, akhirnya aku sampai di stasiun kereta.

keadaan stasiun kereta yang masih sangat sepi, menambah kesan yang mengerikan, akupun merapatkan mantelku dengan kedua tanganku, dan beranjak duduk menuju kursi tunggu yang berada di stasiun.

Kemana perginya orang-orang, mengapa stasiun begitu terasa sepi dan berbeda dari hari biasanya, batinku.
Akupun menarik nafas dalam-dalam untuk menstabilkan pikiranku.

Dan kemudian,
Saat aku sedang terduduk menunggu kereta, di kursi stasiun.
Terdengar samar-samar dari kejauhan suara seorang yang meminta tolong dan sesekali terdengar suara tangisan, yang membuat ku merasa was-was.

"Tolong!,tolongg!, aku mohon lepaskan aku, aku mohon", dengarku samar-samar, dan sepertinya suara itu berasal dari toilet stasiun, yang berada sekitar 2meter dari tempatku duduk,
mendengar suara itu membuat ku seketika bergidik ngeri, dan sedikit panik.

beberapa saat kemudian kembali terdengar suara jeritan yang membuatku ingin berlari seketika, namun tubuhku terasa begitu gemetar untuk berlari, sehingga aku hanya bisa terdiam dengan kepanikan dan ketakutan.
"aku mohon lepaskan aku," kembali suara itu terdengar, diiringi isakan tangis.

Entah apa yang terjadi pada pikiranku, sehingga tubuhku seakan mendorongku untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi disana,
akupun melangkahkan kakiku yang gemetar, dengan perlahan menuju suara itu berasal.

Im I DementedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang