Aku berlari menelusuri dan mengulang kembali jalan yang baru ku lewati bersama Arsinoe tadi,
Mencoba mengingat dan mengikuti jalan menuju arah pulang,
Semilir angin dan langit yang mulai membendung air, seakan mewakili perasaan ku sekarang.
Dadaku benar-benar terasa sesak saat mengingat kejadian tadi.Aku sangatlah menyesali hidupku ini, yang entah mengapa jalan takdirku selalu dipertemukan dengan orang yang tidak pernah tulus berteman denganku, atau setidaknya tidak pernah menghinaku.
Tuhann.., ujian apa yang coba kau berikan padaku,
Tuhan, apakah ini hukuman untuku, tuhan, apakah dosa yang telah kulakukan benar membuatmu murka sehingga kau menghukumku dengan begitu berat,
Tuhan, aku lelah saat semua orang menghinaku, saat semua orang menjauh dariku.DUAARRRR!!!!!!!
Seiring dengan pikiranku yang berkecamuk, suara petir diiringi cahaya kilat membuatku sedikit terkejut dan takut, sehingga membuat kakiku refleks berhenti dari lariku.
Aku mulai menangis sejadinya dan terduduk lemah di pinggiran jalan, seakan tidak kuat lagi menopang tubuhku berdiri di bawah guyuran hujan yang mulai membasahiku.Di sela tangisku. ku lihat, yang entah dari mana kupu-kupu bercahaya biru hinggap di tumpukan dedaunan kering yang basah oleh hujan dan berada tepat di depanku.
Ku pandangi kupu-kupu cantik itu sesaat sebelum dia kembali terbang, yang membuatku seakan kembali mengingat kejadian yang tidak akan pernah pergi dari ingatanku dan akan selalu menjadi kenangan terburuk yang pernah terukir dalam hidupku, kejadian yang membuat keadaan ku menjadi seperti ini.Saat kupu-kupu bersayap cantik yang mengeluarkan cahaya biru itu mulai mengepakan sayapnya untuk terbang, tanpa pikir panjang akupun mencoba untuk menangkapnya, namun usahaku sia-sia,
kupu-kupu itu dengan cepat terbang menuju ke arah kanan jalanku yang terdapat taman disana.Entah mengapa dengan refleks aku langsung berdiri dan mengejar
kupu-kupu itu.
Seakan rasa dendamku terhadap
kupu-kupu muncul seketika,
ya benar aku memang sangat membenci kupu-kupu.jika benar kupu-kupu itu adalah
kupu-kupu yang sama saat kejadian itu, aku tidak akan tinggal diam aku akan membuat kupu-kupu itu merasakan apa yang kurasakan, pikirku yang entah tiba-tiba terlintas dari mana.~~~
Hujan yang begitu deras mulai mereda, menyisakan sedikit rintik ringan,
Tidak terasa langit mulai membiru kegelap-gelapan, menandakan malam segera tiba.Segera kuhentikan kebodohanku ini, kebodohan mengejar kupu-kupu yang entah sekarang dimana,
Dan karena kebodohanku mengejar kupu-kupu itu, sekarang aku kembali mendapatkan masalah,
Dan sekarang aku hanya bisa merasa khawatir tidak tau harus pulang ke arah mana.Aku sangat khawatir, langit mulai menggelap menyisakan cahaya remang-remang dari sorot lampu jalan, Bajuku yang basah ditambah semilir angin yang menerpa tubuhku, membuat rambut-rambut halus ditanganku berdiri seketika.
Dan sekarang aku hanya mengikuti instingku dan berjalan tanpa arah.
Namun sepertinya saat ini keberuntungan berpihak padaku, tidak jauh dari seberang jalanku, ku lihat terdapat seseorang yang sedang berjalan sambil membawa payung yang terbuka lebar di genggaman tangan sebelah kanannya.
Tidak tau harus berbuat apa, tanpa pikir panjang, dan membuang semua rasa maluku,
Aku langsung menghampiri seseorang yang membawa payung berwarna putih itu dan segera berlari menghampirinya."Heiii," panggilku padanya yang sekarang berada tidak jauh didepanku, yang membuat orang itu menghentikan jalannya seketika, dan langsung menghadap ke arahku.
"kau memanggilku?", tanyanya dengan ekspresi yang terlihat bingung.
Dan yang ku lakukan hanyalah mengangguk,
"Ada apa?" Tanyanya lagi
"Bolehkah aku, meminta bantuanmu, aku mohon", pintaku dengan nada khawatir dan terkesan memelas.
"Maksudmu?", tanyanya kembali
"Bisakah kau membawaku ke Stasiun, aku lupa arah menuju stasiun, aku mohon". Tanyaku padanya,
Yang membuat orang itu mengerutkan keningnya "Bagaimana kau bisa lupa, arah menuju stasiun?", tanyanya penuh selidik seakan tidak memercayaiku.
"Aku benar-benar tidak tahu, arah menuju stasiun, aku disini hanya berkunjung ke rumah temanku dan lupa arah menuju stasiun, aku mohon percayalah padaku". Pintaku kembali padanya,Dia hanya mengangkat sebelah alisnya, dan menyuruhku untuk mengikutinya, Dan akupun mengikutinya.
Dan jangan berpikir aku tidak mempunyai rasa khawatir, atau tidak merasa was-was terhadap orang yang sedang menuntunku menuju stasiun ini, terlebih lagi dia adalah seorang
laki-laki, yang membuatku langsung berpikir negative padanya, namun aku segera menepis pikiranku yang kotor itu, dan berpikir tidak mungkin dia akan berbuat jahat padaku apalagi dengan wajah jeleku ini,
Dan juga dikarenakan wajahnya yang terlihat seperti orang baik membuatku sedikit merasa percaya padanya.Di tengah perjalanan menuju stasiun hujan kembali turun dengan derasnya, dan tidak kusangka laki-laki yang dari tadi hanya berdiam diri dalam keheningan ini,
membagikan payungnya untuku,
Yang membuatku merasa tidak enak padanya, "tidak usah, terimakasih tapi bajuku sudah basah, tidak apa-apa", jawabku yang merasa tidak enak padanya.
"Lalu kau ingin membuat bajumu semakin basah", jawabnya "kemarilah", lanjutnya lagi seraya mengarahkan sedikit payungnya ke arahku.Tidak tau harus berbuat apa aku hanya menurutinya saja, dan mendekatkan diriku padanya, sehingga membuat jarak ku dengannya sangatlah dekat
Aku benar-benar merasa canggung saat bersama orang yang baru ku kenal, terlebih lagi dengan jarak sedekat ini. Namun aku langsung menetralkan pikiranku dan mencoba berjalan sedikit lebih cepat untuk menyeimbangkan laju jalan kami, dikarnakan kaki nya yang begitu panjang sangat berbanding terbalik dengan kakiku yang kerdil ini.Tidak lama dalam keadaan hening dan canggung, akhirnya pemuda yang membagikan payungnya padaku ini membuka suara,
"Kau bersekolah di Le Rose?," tanyanya membuka pembicaraan
"Iya," jawabku, yang hanya ia jawab dengan anggukan.
Dan keheningan kembali menyelimuti kami.Tidak lama kemudian, akhirnya kami tiba di stasiun.
Akupun mengucapkan terimakasih padanya "terimakasih dan maaf telah merepotkanmu," ucapku padanya.
"Bergegaslah jika kau tidak ingin ketinggalan kereta, dan tidak ingin bermalam di stasiun, kereta itu adalah kereta terakhir", ucapnya padaku,
"Terimakasih, jika kita bertemu kembali aku akan membalas kebaikanmu," ucapku kembali padanya seraya berlari meninggalkannya dan langsubg berlari menuju ke arah kereta.~~~
Benar kata pemuda tadi,
kereta ini kereta terakhir, terlihat dari kursinya yang tidak banyak terisi, hanya ada beberapa orang saja.
Akupun segera duduk, dan memilih duduk di dekat wanita berperawakan ibu-ibu yang sedang menggendong bayi di dekapannya.Setelah melewati beberapa stasiun, orang-orang yang berada di kereta satu persatu mulai turun di beberapa stasiun, dan menyisakan ku sendiri di gerbong kereta ini, namun aku tidak terlalu merasa khawatir dikarenakan aku hanya perlu melewati dua stasiun lagi untuk sampai ke stasiun desa Cartwheel Hill.
Ku lirik jam digital yang berada di depan pintu gerbong kereta, menunjukan angka 10tepat, membuatku sedikit khawatir akan ibu dan kakak, mereka pasti sangat khawatir padaku.
Tidak lama dari itu, akhirnya aku tiba di stasiun desa Cartwheel dan langsung beranjak turun, seperti yang kuduga keadaan stasiun sekarang sudah sangat sepi, bahkan beberapa lampu loket telah dimatikan,
akupun bergegas berjalan menelusuri stasiun Menuju toilet, bajuku yang basah membuatku harus memenuhi panggilan alam terlebih dahulu.Namun, tidak kusangka keadaan yang menegangkan kembali terulang padaku.
Di posisi yang sama, seperti kejadian aneh yang ku alami tadi pagi,
dan tepat berada di dekat kursi stasiun yang berada beberapa meter dari toilet. langkahku terhenti saat mendengar suara isakan dan teriakan meminta tolong, seketika membuatku merasa kejadian aneh tadi pagi terulang kembali.
aku benar-benar merasa takut dan mengurungkan niatku menuju toilet. Dan memilih berbalik arah seraya berlari dengan cepat keluar dari stasiun.-------
TO BE CONTINUED
Dont Forget to like, and always cheer me especially you deendr
KAMU SEDANG MEMBACA
Im I Demented
FantasySejak kecil bahkan sekarang mereka selalu menertawakanku. Entah apa yang mereka tertawakan. Mereka yang tak mengenal diriku sebenarnya. Yang mereka tahu dari diriku hanyalah seorang gadis belia aneh, dan berbeda dari gadis lainnya. Aku memang berb...