17.Plan (part 2)

837 31 2
                                    

"eh dik, kenapa temanmu itu"tanya sang petugas

"Eh ini pak, dia terkena hipotermia pak, tolong dia pak"jawab noval tergesa-gesa

"Yaudah ayo cepet masuk kesini, baringkan dia disitu"pinta petugas itu seraya menunjuk kearah sebuah ranjang,dan dengan sigap Noval langsung membaringkan tubuh lemah Dina yang kini sedang menanti kepastian antara HIDUP atau MATI.

"Din sadar"lirih Noval sembari membelai lembut tangan Dina,sementara sang petugas sibuk memeriksa keadaan Dina sembari memasangkan selimut untuk menghindari resiko yang lebih parah.

"Dik, kamu keluar dulu ya"pinta sang petugas, dan dengan sangat terpaksa Noval keluar dan meninggalkan Dina dan beberapa ibu-ibu mungkin mereka petugas keselamatan disini pikir Noval.

"Rombongan kalian baik-baik saja kan"tanya seorang bapak-bapak yang kini sudah duduk disamping Noval

"Alhamdulillah pak, Tapi hanya ada sedikit masalah saja"jawab Noval tanpa mengalihkan pandangannya.

"Bapak kira kalian kenapa-kenapa, karena saat pertama datang kalian berbicara sendiri tapi seolah memiliki lawan bicara"tutur bapak tersebut

"Maksud bapak apa ya"tanya Noval yang kini mengalihkan pandangannya kepada bapak tadi

"Kamu ingat, kalian mendaki abis isya kan, menurut kamu ada berapa rombongan"tanya bapak itu menatap lekat kearah hutan

"Hmm, tentang masalah itu ya pak, sebenarnya kami sudah tau, mereka mendatangi kami untuk meminta pertolongan.Dan tujuan saya kesini adalah untuk meminta bantuan kepada para petugas untuk mencari mereka, karena salah satu dari kami bisa melihat dimana mereka"pinta Noval memohon kepada para petugas.

"Maaf, apa anda teman mbak yang lagi sakit itu"tanya seorang perempuan yang baru saja keluar dari ruangan tempat Dina dirawat

"Iya bu, bagaimana kondisi teman saya"tanya Noval tak sabar

"Alhamdulillah dia sudah siuman, tapi dia harus banyak istirahat ya, dan saya sarankan pakaikan dia jaket atau baju yang tebal karena dia rentan terkena hipotermia, jika mas nya mau masuk silahkan"tutur Ibu tersebut mempersilahkan Noval untuk masuk.

Dan dengan tak sabar Noval segera masuk, ia melihat Dina yang kini sudah sadar dan terduduk dengan senyum tulusnya.

"Katanya ketua PMR, tapi gak bisa jaga kesehatan"sindir Noval sembari menyeret kursi dan segera ia duduki dengan posisi pas disamping Dina.

"Ya...Ek-hem..Uh--uh-uk, Dina juga manusia biasa tau"jawab Dina terbatuk-batuk

"Kamu kenapa lagi, mau minum"tanya Noval perhatian plus panik

"Enggak makasih Noval"jawab Dina tersenyum tulus

"Udah deh, tidur ya gak boleh banyak gerak dulu harus banyak istirahat dulu ya"ucap Noval sembari menidurkan Dina dengan perhatian

"Noval"panggil dina

"Hmm"gumam Noval pelan

"Dina mau tanya boleh"tanya Dina sembari memperhatikan Noval yang sedang memeriksa bawaannya.

"Iya"jawab Noval singkat

"Waktu Dina bilang I LOVE YOU Noval jawab I LOVE YOU TO ya atau enggak"tanya Dina to the poin banget, dan Noval pun terdiam seketika karena kaget.

"Enggak Lo salah denger kali"jawab Noval grogi

"Oh..kirain beneran"lirih dina murung kembali

'gue bohong kalo bilang, gue gak suka Lo Din, kenyataannya Lo sesuatu buat gue, ada Lo hidup gue penuh warna walaupun gue suka bersifat dingin ke Lo tapi percayalah itu cara nunjukin bahwa gue sayang sama Lo, dan sayangnya gue terlalu pengecut buat bilang dari awal gue memungkiri perasaan gue kalo gue suka sama Lo Din, dan percayalah gue gak mau kehilangan Lo lagi.Dan asalkan Lo tau gue suka sama Lo,gue sayang sama Lo Din'
Gumam Noval dalam hati, ia kini tidak pokus sama sekali dalam mengerjakan sesuatu.

3.078 MDPL ⚠Jarang up⚠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang