18.Shock

743 29 0
                                    

Hai disini author comeback gaes, yuhuuuuuuu ada yang kangen gak dan pasti gak ada yang kangen gue tau itu pasti:(

Karena urusan author udah selesai jadi dari pada kelamaan Hiatus tar kalian pada ngamuk mending part ini gue post sekarang ya...

Dan jangan lupa tinggalkan vote and coment ya gaes karena itu akan jadi penyemangat penulis untuk lebih giat up ya.

Let's check this out...

"eh itu Noval sama Dina kan"tanya Putri sembari menatap kearah datangnya Dina dan Noval.

"Eh iya juga"jawab Aul seraya berdiri dan mengamati lebih teliti.

"Hai guys maaf ya lama"tutur Dina Setenga berteriak dan berlari menghampiri teman-temannya.

"Kamu kenapa lama banget say"tanya Naya heran karena seharusnya Dina sudah datang dari siang.

"Wkwkwk, kenapa kangen, emang ya muka-muka kek gua ngangenin kuy"jawab Dina ngasal dan pd-nya ituloh udah tingkat akut.

"Idih, kurang kerjaan banget kita ngangenin lu, udah jawab gue kenapa lu lama banget"tanya Novan jengkel dengan jawaban Dina.

"Hehehehe, gue abis sakaratul maut"jawab Dina cengengesan.

"Apa maksudnya"tanya putri makin heran dengan jawaban Dina.

Dina pun menjelaskan secara rinci, bahwa diperjalanan ia merasa pusing dan Pandangannya samar-samar dan makin lama makin buram, dan tiba-tiba pandangannya menjadi gelap. Semua sontak kaget dengan apa yang Dina katakan semua mata menuju pada Noval Dengan tatapan marah, beda lagi dengan putri dan Faiz mereka berdua marah dengan sikap Noval. Dina, Faiz, dan putri memang sudah berteman dari SD mereka bersahabat dekat dan layaknya saudara kandung, jika ada salah satu dari mereka yang mempunyai beban masalah pasti akan saling curhat.

"Ayo Din"putri menarik tangan Dina dan Faiz agar menjauh dari orang-orang, Noval yang melihat itu pun hanya menatap heran sekejap kemudian kembali sibuk mengobrol dengan para petugas yang akan membantu untuk mencari pendaki yang hilang.

"Aduh kenapa sih"Dina berusaha melepas cengkraman tangan putri.

"Tau put, sakit tau"tambah Faiz kesakitan karena cengkraman tangan putri.

Putri menghela nafas dan melepaskan cengkeramannya"Oh okeh, sorry"jawab putri"Din, perasaan kamu itu kayak gimana sih sama si Noval"tanya putri heran.

"Kita berdua tau kalo Lo suka sama Noval, dan sebenarnya perasaan Lo kek gimana sih"tambah Faiz yang mulai mengerti arah pembicaraannya.

"Em---mm"Dina tak menjawab pertanyaan kedua sahabatnya. Ia hanya menggigit bibir bawahnya ragu.

"Jawab Din, kita tau lo suka sama dia, dan ini udah hampir tiga tahun Lo berjuang buat dapetin dia, kita berdua udah berjuang buat comblangin kalian, coba deh Lo fikir apa dia ngebalas cinta Lo nggak kan, udah deh udah kita kasian liat Lo kek gini terus, digantungin tanpa kepastian itu sakit Din"tutur putri meyakinkan Dina akan perjuangan Dina yang hanya sia-sia saja.

"Din Lo itu dibutakan sama cinta yang gak terbalaskan, udah deh gue kasian sama Lo, mending Lo sama si Niko yang udah jelas suka sama Lo, kita kasian liat Lo digantung kek gini tau"tambah Faiz meyakinkan akan perjuangan Dina yang tidak dapat balasan apapun dari Noval.Dina hanya bisa menangis tersedu-sedu dan sekarang ia sadar bahwa perjuangannya hanyalah sia-sia.

"Udah Lo jangan nangis deh, air mata Lo itu mahal, gak bisa keluar cuma-cuma Gegara cowok brengsek kek dia tau"Putri berusaha menguatkan Dina yang kini mulai menangis karena ia sadar bahwa perjuangannya tak berarti sama sekali.

"Udah sekarang hapus air mata Lo"tegas Faiz sembari memegang dagu Dina untuk menghapus air matanya.

"Kita tau lu suka sama dia, tapi udahlah berhenti sampe sini  aja gue kasian sama Lo, gue aja tau gimana perasaan Lo SAKIT kan"Putri semakin marah karena sedari tadi dina tidak menjawab semua perkataannya melainkan hanya diam menangis.

Noval's POV

"Jadi gimana nak rencananya"tanya seorang relawan yang membantu pencarian.

"Sebentar ya pak, saya tanya teman saya dulu" jawabku karena aku tidak tahu apa rencana selanjutnya, dan dari itu aku tanya Faiz yang tahu rencananya.

Perlahan aku menghampiri kemana faiz, putri, dan dina pergi, memang aku tadi sempat melihat mereka bertiga pergi bersama, perlahan aku berjalan dan samar-samar terdengar isakan tangis seseorang, karena takut terjadi apa-apa pada mereka aku tergesa-gesa untuk melihat keadaan mereka.

And damn ternyata yang sedang menangis tersedu-sedu itu adalah dina dan sepertinya sedang di kuatkan oleh Faiz dan putri, entah kenapa melihat Dina yang Ceria, periang, manja, kini menangis tersedu-sedu. Dan entah kenapa sakit rasanya melihat orang yang kita sayang sedang menangis dan kita tidak bisa berada disampingnya dan menguatnya.

"Eh val, ada apa"tanya Faiz yang menyadarkan lamunanku

"Eh itu apa em itu, oh ya kamu ditanyain para petugas tuh"tiba-tiba blank semua yang ada dan gugup yang ada diotaku"yaudah gue kesana dulu ya".

"Oh, iya tar gue nyusul"jawab Faiz sembari mengangguk, karena tak tahan dengan situasi ini aku lebih memilih pergi dari sini.

Tapi tenang gak benar-benar pergi kok cuman bersembunyi dibalik pohon dan mendengarkan apa yang mereka bicarakan.

"Eh, gue kesana dulu ya takut penting"tutur Faiz buru buru, dan tak lama Faiz pergi meninggalkan putri dan Dina berdua.

"Udah nangisnya, coba gue tanya mana Noval yang lu cinta, apa ada dia disisi Lo disaat Lo terpuruk, kagak ada kan udah deh sadar lu itu berharga dan gak bisa dihancurin sama orang brengsek kayak dia"Tegas putri sembari menunjuk kearah aku pergi.

Sesak, aku yang mendengarnya hanya bisa tersenyum getir dan memang apa yang dikatakan putri memang benar gue cuman cowok brengsek.

' sorry din, gue udah buat air mata Lo jatuh untuk kesekian kalinya cuman gara gara gue, dan sekarang gue sadar gue cuman cowok brengsek yang cuman menyia-nyiakan orang yang sayang sama gue ' gumamku pelan sembari sesekali menghela nafas panjang dan mengacak-acak rambutku.

************


































Faizananda

3.078 MDPL ⚠Jarang up⚠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang