19.One night again

809 27 0
                                    

"jadi gimana dek rencananya"tanya Bapak tadi.

"Jadi gini pak, yang saya tahu mereka itu sebelas orang tapi sepertinya tidak semuanya meninggal soalnya yang datang dan minta tolong cuman ada tujuh orang dan yang saya liat satu orang meninggal karena terjatuh saat melakukan summit attack dan yang lima jatuh ke jurang saat ingin pergi dan yang satu selamat dari kecelakaan di jurang tapi dia meninggal karena digigit ular"jelas Faiz panjang heran "dan yang saya tau, yang tidak ada itu cewek tiga orang dan cowok satu orang pak".

"Hmm"gumam sang bapak "gimana ya ini bakal susah untuk nyarinya, dan jurang itu bapak tau tapi sepertinya kita tidak bisa pergi kebawah karena itu sangat dalam" jelas sang bapak menimbang-nimbang.

"Maaf pak bukan bermaksud menyela, bagaimana jika kita panggil tim SAR untuk turun kebawah bersama teman saya" saran Noval mantap, dan sibapak sempat berpikir sebentar sebelum menyetujui saran Noval.

"Hmm, yasudah kalau begitu kalian masih libur kan?"tanya sang bapak dan diangguki anak-anak "kalian nginep disini lagi saja, semua kebutuhan kami yang tanggung, karena kalian yang tau kejadiannya" saran sang bapak dan disetujui oleh yang lain.

"Yasudah kalian tunggu disini bapak akan turun lagi untuk panggil tim SAR" pamit bapak tersebut dan kemudian beliau pergi untuk turun.

****************

Kini mereka berdelapan tengah duduk melingkari sebuah api unggun mini yang mampu meminimalisir hawa dingin, walaupun sederhana tapi suasana hangat dan canda tawa menyelimuti kebersamaan mereka.

Tapi berbeda dengan Dina ia kelihatan murung dan tak bersemangat, ia dari tadi hanya diam dan tidak mendengarkan pembicaraan yang lain, ia asik dengan dirinya sendiri yang sedang merenungi perkataan putri tadi siang.

' apakah benar bahwa perjuanganku sia-sia, jujur aku sudah lelah dengan semua ini jika kita tidak akan pernah bersama maka aku akan berhenti dari sekarang. Karena kamu tidak mengetahui sesakit apa rasanya mencintai sepihak.
Dan mohon jika kau tidak memiliki rasa padaku, aku mohon berhentilah bersikap seolah-olah kau memberikan kesempatan dan dengan mudahnya kau tutup kesempatan itu. '

"Din, lu kenapa?"tanya Windi heran karena Dina yang biasanya ceria kini hanya diam saja.

"Tau tuh dari tadi diem Mulu, mana pucet lagi. Lu sakit?"tanya Naya cemas sembari memegangi dahi Dina.

"Mmmm nggak kok, cuman rada pusing sedikit"jawab Dina sembari tersenyum kecut.

"Yaudah kamu istirahat aja duluan"titah putri.

Saat hendak bangkit tiba-tiba tangan Dina dicekal oleh Noval, dan dengan cepat Noval menarik paksa Dina dari yang lain.

"Aww..sakit bego"Dina berusaha melepaskan cekalan Noval ditangannya tapi nihil karena kondisi Dina yang sedang down sekarang.

"Sorry"jawab Noval masih dengan ekspresi datarnya, tapi ia melepaskan cekalannya.

"Apa"

"....."

"Jawab bego!"

"Hmm"

"Yaudah gue cabut, bye"

"Tunggu"cekal Noval menarik tangan Dina, karena terlalu kencang sekarang Dina sudah berada dalam dekapan Noval.

' ya tuhan, disaat gue mau lupain dia malah dia baperin gue, oh plis Dina jangan baper sama dia, okay '

"Ish...dasar ya otak mesum, minggir ah dada gue sekarang gak perawan lagi tau"gerutu Dina sembari mendorong kasar bahu Noval.

"Ck"jawab Noval yang berusaha menahan tawa.

"Udah ya mas, kalo Lo ngajak kesini buat acara belah duren atau belah-belahan dada Maria Ozawa lu salah bawa cewek ye. Udah bye gue mau cabut"

3.078 MDPL ⚠Jarang up⚠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang