7. Hurt

490 30 0
                                    

Happy reading

***

Setelah menimbang nimbang apakah akan mengirim pesan atau tidak akhirnya Ara memutuskan untuk mengirim pesan. Jujur saja Ara masih ragu tapi setelah perlakuan baik Arsy saat memberinya dasi, Ara jadi ingin segera mengirimkan pesan.

To : Arsy Anggara
Arsy.. save yaa kontak Ara.

Ara tersenyum mantap. Ia segera menekan tombol kirim dan berharap akan segela dibaca dan dibalas oleh Arsy.

Ara berdecak kesal, ingin sekali mengumpati perlakuan Arsy. Bagaimana bisa cowok itu hanya membacanya tidakah dia berniat membalasnya walau singkat. Dasar es batu.

"Arrgh!!"

Ara memutuskan untuk tidur. Tidak ingin memikirkannya lagi. Ara akan mengirim pesan lagi besok, sekarang ia butuh istirahat.

***

Hari minggu. Sepertinya Ara butuh liburan. Ara memutuskan mengajak Bella jalan-jalan hari ini.

Karena sudah direncanakan. Ara dan Bella berangkat setelah sarapan pagi.

Pertama, mereka pergi ke dunia fantasi bersenang-senang. Setelah puas di dufan, mereka pergi ke kota tua berfoto ria membuat sebuah kenangan. Setelah dirasa lelah mereka istirahat dan makan siang di cafe minimalis yang biasa mereka tempati. Jadwal weekend yang membuat mereka senang sekaligus lelah.

Setelah memesan makanan yang tak lain adalah nasi goreng dan ice coffe. Mereka makan sambil bercerita, sesekali tertawa riang.

Tingg

Pintu cafe terbuka menandakan ada pelanggan cafe masuk. Mata Ara membulat saat melihat siapa orang yang tengah masuk cafe. Ara berusaha tenang, mengedipkan matanya berkali-kali memastikan bahwa yang dilihatnya tidaklah benar.

Percuma saja. Ara tetap melihat dengan jelas, sangat jelas bahwa orang itu adalah Aldi yang sedang merangkul posesif bahu cewek cantik disampingnya.

Aldi? siapa cewek itu? Mungkinkah sepupunya? Atau.. Batin Ara.

Mata Ara tiba-tiba perih. Ara berusaha membuang pikiran buruknya namun tetap saja tidak bisa. Perempuan mana yang dapat berfikir jernih jika lelakinya merangkul sayang bahu perempuan lain.

Ara berusaha untuk tidak menangis didepan Bella, Ara menunduk dalam lalu berlari keluar cafe untuk mencari ketenangan.

"Ara! Mau kemana?" Teriak Bella yang menyadari Ara tengah berlari kecil meninggalkannya.

Bella dibuat bingung. Ada apa dengan Ara? Kenapa tiba tiba keluar?. Bella ingin menyusul Ara namun tatapannya terhenti pada Aldi dan cewek yang sedang duduk bermesraan dipojok cafe. Bella menggunakan langkah kaki seribu menghampiri Aldi.

Brakk

"Maksud lo apa hah! Ini siapa?" Bentak Bella kasar menggebrak meja Aldi.

"Be.. bella? Ngapain lo disini?"

"Ngapain? Lo ngga liat tadi Ara pergi hah? Gue kecewa sama lo Di! Gue kira lo udah berubah semenjak sama Ara. Dia gadis baik Di! Kenapa lo sakitin?"

"Ooh, gara gara jalang ini? Hahaha apa lebihnya sih! Ngga ada apa apanya sama Ara, Bego!" Lanjutnya dengan tersenyum miring

"Jaga mulut lo! Inget! Gue bilangin gue gak pernah suka sama gadis cilik itu! Gue cuma kasihan sama dia, hahaha dasar gadis bodoh! Syukurlah sekarang lo udah tau jadi--"

Plak

"Brengsek! lo bukan temen gue sekarang!" Bentak Bella lalu berlalu meninggalkan cafe.

Tanpa rasa bersalah Aldi hanya menyunggingkan senyum miringnya, merasa menang telah menyakiti hati Ara.

***

Disisi lain Ara menangis sesenggukan, tak tau harus meluapkannya pada siapa. Ia ingin bercerita pada Bella tapi entah mengapa tidak bisa dihubungi, sebenarnya Ara merasa bersalah telah meninggalkannya tadi tanpa penjelasan, tapi bagaimana lagi? Daripada Ara harus menangis di cafe.

Sudah selama seminggu ini Ara selalu rajin mengirim pesan pada Arsy. Arsy selalu menjawabnya dengan singkat, kadang Ara kesal tapi ia dapat menepis kekesalannya.

Hari ini, Ara merasa sedih ingin bercerita tentang kesedihannya pada Bella dan Kayra tapi mereka tak menjawab pesan Ara, telfonpun tak diangkat. Dengan ragu Ara mengirim pesan berniat bercerita pada Arsy, ia benar-benar ingin menceritakan keluh kesahnya saat ini, ia tak sanggup menangis dan memendamnya sendirian.

To : Arsy Anggara
Arsy.. Ara lagi sedih tapi kak Bella dan Kayra ngga balas pesan Ara. Ara boleh curhat ke Arsy ngga?

Ara menggigit bibir bawahnya menunggu balasan Arsy. Beberapa menit setelahnya Ara bersorak senang saat satu notif berbunyi. Aneh. Habis nangis langsung senang.

From : Arsy Anggara
Iya

Bahu Ara turun, sedikit sedih karena balasan Arsy sangat singkat tapi Ara kembali ceria karena ia bisa curhat pada Arsy. Ia kembali mengirim pesan.

To : Arsy Anggara
Menurut Arsy gimana? Tadi Ara liat Aldi sama cewek lain di cafe. Apa Aldi selingkuhin Ara?

From : Arsy Anggara
Maybe

Ara menghela nafas kasar, merutuki dirinya karena curhat dengan Arsy hanya akan membuatnya sedih.

To : Arsy Anggara
Jadi Ara harus gimana?

From : Arsy Anggara
Putusin lah. Udah jelas kan

Ara tertengun. Benarkah ia harus memutuskan hubungannya dengan Aldi?

From : Arsy Anggara
Harus putus

Harus putus?. Batin Ara bingung.

To : Arsy Anggara
Kenapa? Kok harus?

Arsy tak menjawab. Hanya membacanya saja. Ara tak menyerah. Ara terus saja mencurahkan isi hatinya sampai larut malam, ia lelah sendiri dan memutuskan untuk tidur. Meskipun Arsy tak membalas tapi Arsy membaca pesan-pesan Ara.

***

ArsyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang