9. Es Idup Tukang Nyinyir

455 22 2
                                    

Dia sudah pergi. Pergi kelain hati? Atau kelain raga? -Maura Azkia

---

"Lo masih kesel sama gue Bel?"

Yang ditanya tak menjawab, tetap memasang wajah datar dengan tangan didepan dada.

"Ck. Yang gue sindir aja Ara kenapa lo yang kesel?"

"Diem Sy! Dasar es idup tukang nyinyir" Bella mendelik tajam.

"Ck. Gua tanya nih. Lo yang ngasih kontak gue ke dia?"

Bella tersentak. Sedetik kemudian ia memasang cengiran kuda dengan tampang tak tau malu.

"Hehe, iya Sy kan lo yang minta buat dicariin cewek" ucap Bella tanpa rasa bersalah.

"Gue minta cariin yang jomblo bego! Ara kan ngga jomblo"

"Bentar lagi juga jomblo, tenang aja"

Arsy hanya berdecak kesal. Tak tau lagi harus menjawab apa.

---

"Kayra, Ara harus putus ya sama Aldi?" Ara mengusap wajahnya kasar, ia ingin menangis saat ini tapi Ara bukanlah tipe orang yang mudah nangis di depan orang lain meskipun sifatnya kadang seperti anak-anak.

"Iyalah! Lo harus move on Ra. Karena lebih baik melepaskan dari pada mempertahankan tetapi ujungnya tetap sakit" ucap Kayra sok bijak.

"Wihh kayra lagi bijak" puji Ara sembari bertepuk tangan.

"Woyadong, Annisa Kayra" ucap Kayra dengan sombongnya.

"Jadi Ara harus putus nih?"

"Hm"

"Beneran?"

"Hm"

"Yakin?"

"YAKIN MAURA AZKIA!" Teriakan Kayra membuat seluruh siswa didalam kelas menatapnya.

"Sans dong" Ara nyengir kuda.

"Bangke!"

"Hahahahahahahaha" tawa Ara pecah. Ia sangat suka jika urusan membuat kesal Kayra, membuatnya lupa akan keinginan menangis.

Bel masuk berbunyi. Pelajaranpun dimulai.

---

Tingnong
Ara beranjak dari kasur karena mendengar bel rumahnya berbunyi.

Pintu rumah dibuka. Menampakan sosok yang akhir-akhir ini membuat Ara menangis sesenggukan. Siapa lagi kalo bukan Aldi. Cowok laknat yang tanpa bersalah bermesraan dengan cewek lain di depan Ara.

"Ma.. mau apa kesini?"

"Kangen." Aldi memasang ekspresi yang sulit diartikan. Untuk apa dia datang kesini? Apa tidak cukup menyakitinya kemarin?

"Sekarang kita udah putus!"

"Apasih Ara sayang. Ngga ada kata putus"

"Ngga Aldi! Keputusan Ara udah bulat! Makasih selama ini mau jadi pacar Ara, sekarang Aldi boleh pergi"

"Yaudah"

Hah? Yaudah? Batin Ara kesal.

"Iya makasih udah nyakitin Ara"

"Yaudah gue pergi. Makasih udah mau jadi mangsa gue. Haha gadis bodoh" ucapnya melenggang pergi.

Deg! Ara merasakan sakit disekujur tubuhnya. Ara merasa jika ia sekarang sedang ditusuk seribu jarum. Sakit.

Ara mengumpat tanpa suara. Merutuki dirinya yang bodoh selama hampir setahun ini. Bagaimana bisa ia percaya dengan topeng Aldi? Sial kali ini, Ara terus saja merasa sakit dalam hal percintaan. Kali ini ia memutuskan untuk berhenti memikirkan cinta. Berhenti menjadi bodoh karena cinta yang Ara saja belum tau pasti apa itu cinta.

Ara berlari menuju ke kamarnya dan sekali lagi ia menangis. Ia berjanji ini terakhir kalinya menangis karena cinta. Ia muak dengan cinta.

"Benci! Ara benci Aldi! Arrggh!"

Selesai sudah kisah cinta Ara dengan Aldi. Selama ini Ara menganggap Aldi adalah cowok terbaik, ternyata salah. Aldi adalah cowok terlaknat yang pernah Ara kenal. Selama hampir setahun Ara dibodohi Aldi. Ara sangat menyesal akan itu, sangat menyesal.

---

Ara membolak-balikan menu di handphonenya dengan bosan. Ia sangat bosan hari ini. Jika biasanya Ara akan mengirimkan pesan pada Arsy, sekarang Ara enggan karena siang tadi Ara merasa kecewa dengan Arsy.

Sebut saja Ara alay! Ara baperan! Ara tak peduli. Ini hidup Ara. Kalian tidak akan mengerti jika Ara sedih.

Satu notif berbunyi membuyarkan lamunan Ara. Ara segera meraih handphonenya dan membuka notif itu.

From : kak Bella
Ra..

Tak butuh waktu lama Ara segera membalas pesan Bella.

To : kak Bella
Iya kak?

From : kak Bella
Lo udah putisin Aldi?

Udah:)

Sabar ya, semua ada hikmahnya. Tenang aj msh ada Arsy kok😆

Apaan kak Bella? Kok Arsy?

Gpp hehe. Udh sana tidur

Iya kak. Malam:)

Juga.

Ara menutup handphonenya memutuskan untuk tidur lebih awal. Ara berharap besok ia akan bahagia.

---


ArsyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang